Muslim Fiqih - Mungkin sulit sekali mencari penyayang hewan semacamSyekh Ahmad ar-Rifa'i. Beliau ialah tokoh sufi besar pendiri tarekat Rifa'iyah, sebuah ordo sufi yang mempunyai banyak pengikut, terutama di daratan Afrika Utara.
Konon, kalau ada nyamuk hinggap dan menggigitnya, dia tidak pernah mengusirnya. Bila ada orang hendak mengusir nyamuk yang menggigit badan dia itu, dia justru melarangnya.
"Biarkan nyamuk ini minum dari darah yang telah dijadikan sebagai belahan rejekinya oleh Allah," kata beliau.
Konon, kalau ada nyamuk hinggap dan menggigitnya, dia tidak pernah mengusirnya. Bila ada orang hendak mengusir nyamuk yang menggigit badan dia itu, dia justru melarangnya.
"Biarkan nyamuk ini minum dari darah yang telah dijadikan sebagai belahan rejekinya oleh Allah," kata beliau.
Bila ada belalang hinggap di pakaiannya ketika sedang berjalan di bawah terik matahari, maka dia mencari daerah yang teduh. Beliau duduk berdiam diri di situ hingga belalang itu pergi sendiri. " Belalang ini ingin berteduh dengan proteksi kita," katanya.
Konon pernah ada seekor kucing tidur di atas lengan baju miliknya. Beliau tidak sedikitpun mengganggunya hingga kucing itu bangkit sendiri dan pergi. Ketika waktu salat tiba, Syekh ar-Rifa'I tetap tidak mau menarik lengan bajunya. Beliau malah menggunting lengan bajunya itu, kemudian pergi salat. Setelah kucing itu bangkit dan pergi, dia menjahit kembali lengan bajunya itu. Subhanallah!
baca juga : ratib al attas
Suatu waktu, Syekh ar-Rifa'I pernah mendapati seekor anjing dengan badan nyaris hancur penuh kudis. Anjing itu diusir penduduk sebab tubuhnya betul-betul menjijikkan. Maka, Syekh mengantarkannya ke sebuah gurun tak berpenghuni. Di daerah itu, dia menyebarkan sebuah sangkar yang teduh untuk anjing tersebut. Lalu dia meminyaki tubuhnya, menyediakan makan dan minumnya, juga menggosok kudisnya dengan sebuah kain. Setelah anjing itu sembuh, dia membawakan air hangat, kemudian memandikannya.
Konon pernah ada seekor kucing tidur di atas lengan baju miliknya. Beliau tidak sedikitpun mengganggunya hingga kucing itu bangkit sendiri dan pergi. Ketika waktu salat tiba, Syekh ar-Rifa'I tetap tidak mau menarik lengan bajunya. Beliau malah menggunting lengan bajunya itu, kemudian pergi salat. Setelah kucing itu bangkit dan pergi, dia menjahit kembali lengan bajunya itu. Subhanallah!
baca juga : ratib al attas
Suatu waktu, Syekh ar-Rifa'I pernah mendapati seekor anjing dengan badan nyaris hancur penuh kudis. Anjing itu diusir penduduk sebab tubuhnya betul-betul menjijikkan. Maka, Syekh mengantarkannya ke sebuah gurun tak berpenghuni. Di daerah itu, dia menyebarkan sebuah sangkar yang teduh untuk anjing tersebut. Lalu dia meminyaki tubuhnya, menyediakan makan dan minumnya, juga menggosok kudisnya dengan sebuah kain. Setelah anjing itu sembuh, dia membawakan air hangat, kemudian memandikannya.
Buat lebih berguna, kongsi: