
Kunci sukses mendidik anak perempuan, (Foto: wajibbaca.com.)
Suatu anugerah yang besar dikala orangtua mempunyai anak perempuan.
Dalam Islam, kalau orang bau tanah bisa mengurus dengan baik anak peremuannya sampai pintar balig cukup akal maka mereka akan jadi penghalang dari api neraka.
Namun, mendidik anak perempuan dijaman kini sulit-sulit mudah! Oleh alasannya itu setiap orangtua harus tahu kuncinya...
Tak dipungkiri, semakin maju peradapan semakin sulit juga untuk mengontrol kehidupan anak, terlebih anak perempuan.
Oleh alasannya itu, wajib bagi orangtua yang mempunyai anak perempuan untuk memperlihatkan pendidikan agama yang terbaik.
Hendaklah orang bau tanah mendidik bawah umur perempuannya dengan benar sesuai syariat agama, supaya selamat dunia akhirat.
Dalam hal mendidik anak perempuan, tirulah cara-cara Nabi Muhammad SAW, sebaik-baiknya teladan yang bisa kita tiru dalam hal mendidik anak.
Berikut 10 kunci sukses mendidik anak ala Rasulullah yang wajib anda terapkan;
1. Mengajarkan ilmu Tauhid (konsep ketuhanan)
Dasar dari agama islam yaitu ilmu tauhid, yakni konsep perihal ketuhanan. Maka itu, hal pertama yang wajib orang bau tanah ajarkan kepada anak perempuannya yakni perihal Allah.Ajarkan anak untuk mengucapkan Lailaha illaallah. Caranya dengan mengulang-ngulang terus bacaan syahadat tersebut, setiap hari sampai anak mulai familiar mendengarkannya.
Lama-kelamaan anak niscaya akan ikut mengucapkannya. Setelah itu, Anda bisa menambahkan kosakata gres yakni Muhammad Darrasullullah, Muhammad yaitu rasul utusan Allah SWT.
Dijelaskan dari Ibn Abbas, Rasullullah SAW bersabda:
“Bukalah pengecap bawah umur kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan dikala mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan simpulan pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman).
2. Mengajarkan doa-doa harian
Setelah menanamkan ilmu ketauhidan, anak juga perlu diajarkan perihal doa-doa harian. Misalnya doa sebelum dan sehabis makan. Doa tidur, doa bercermin, doa keluar rumah, masuk kamar mandi dan sebagainya.Ajarkan pula kalimat Bismillah kepada anak dikala ia hendak melaksanakan sesuatu. Kemudian ketika urusan itu selesai, berikan teladan untuk mengucapkan Alhamdulillah.
Tak lupa juga, ajari anak mengucapkan insyaAllah ketika hendak menjalin janji. Dengan demikian, anak akan terbiasa dan mempraktekkannya sampai dewasa, mirip dilansir dari dalamislam.com.
3. Mengajarkan ilmu agama (Solat, Puasa, Mengaji)
Jangan menunggu pintar balig cukup akal untuk berguru agama. Sebaiknya kita mengajarkan ilmu agama kepada bawah umur semenjak dini.Bahkan dikala usianya masih balita, orang bau tanah harus mulai menanamkan nilai-nilai agama.
Misalnya saja dengan mengajari anak membaca Al-Quran. Anda bisa menyekolahkan anak di TPQ atau madrasah mengaji ketika usianya menginjak 2-3 tahun.
Sedangkan untuk solat dan puasa, walaupun kewajibannya dilakukan dikala anak baligh, namun alangkah baiknya kita ajarkan semenjak kecil.
Kita bisa memulai mengajarinya perihal kiblat, tata cara berwudhu dan gerakan solat dikala usianya menginjak 4-7 tahun.
Sedangkan untuk berguru berpuasa bisa dimulai ketika usia 7 tahun. Tidak perlu puasa maghrib dulu, cukup semampunya. Misal dimulai dari puasa dhuhur, kemudian lanjut ke ashar sampai seterusnya.
Perintah untuk mengajari solat dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
“Perintahlah bawah umur kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka kalau enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah kawasan tidur mereka.” (HR. Ahmad)
Sedangkan perintah mendidik bawah umur untuk berpuasa dicontohkan oleh Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz, salah satu perempuan shalehah sobat rasul.
Ia berkata: “Kami menyuruh puasa bawah umur kami. Kami buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis alasannya lapar, kami berikan mainan itu kepadanya sampai tiba waktu berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
4. Mengajarkan berperilaku sopan dan berbakti pada orang tua
“Dan Kami perintahkan kepada insan supaya berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” (Q.S Luqman : 14)Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada anak-anaknya perihal tata cara berperilaku yang baik kepada kedua orang tua. Sebab hal itulah yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Bagaimana anak bersikap kepada bapak ibunya haruslah sopan, bertutur kata lembut, memperlihatkan wajah ceria dan patuh kepada perintahnya.
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam cara bicara maupun duduk daripada Fathimah.” ‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Fathimah datang, dia mengucapkan selamat tiba padanya, kemudian bangun menyambutnya dan menciumnya, kemudian dia menggamit tangannya sampai dia dudukkan Fathimah di kawasan duduk beliau. Begitu pula apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba padanya, maka Fathimah mengucapkan selamat tiba pada beliau, kemudian bangun menyambutnya, menggandeng tangannya, kemudian menciumnya.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 725)
5. Mengajarkan etika mulia
Rasulullah shallallâhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”Rasulullah SAW merupakan insan yang mempunyai etika paling terpuji. Dan tetunya menjadi tuntunan atau teladan bagi umat islam.
Rasul juga kerapkali mengajarkan kepada anak-anaknya perihal cara berperilaku yang baik kepada sesama manusia. Biasanya hal ini diajarkan oleh rasul lewat kisah-kisah nabi dan penyampaian ayat-ayat Al-Quran.
6. Mengajarkan cara pergaulan dan adab-adab yang baik
Seorang anak perempuan juga harus diberikan bekal pendidikan perihal tata cara bergaul semenjak kecil. Baiknya orang bau tanah menjelaskan perihal batasan-batasan bergaul dengan lelaki.Sebagaimana yang telah dilakukan oleh rasul, dia mengajari anak perempuannya untuk tidur terpisah dengan anak pria semenjak usia si anak mencapai 10 tahun.
Beliau juga memperlihatkan klarifikasi perihal pentingnya perempuan untuk menjaga pandangannya, dan berpenampilan supaya tidak mirip laki-laki.
Di samping itu, tak lupa berikan teladan kepada anak untuk beradab yang baik dan sesuai syariat agama.
Mulai dari adat berpakaian, adat makan, adat berbicara dengan orang lain, adat berpakaian, adat tidur dan sebagainya.
Dengan demikian ajaran-ajaran tersebut akan tertanam di pikiran anak sampai ia pintar balig cukup akal kelak.
7. Mengajarkan Tata cara berpakaian yang islami (menutup aurat)
Diriwayatkan dari Aisyah ra: bahwa Asma’ binti Abi Bakar menemui Rasulullah SAW dengan kondisi ia berpakaian pendek, aka berpalinglah Rasulullah SAW seraya berkata,“Wahai Asma’, sebenarnya wanita, apabila telah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya).” (HR. Abu Daud)
Hadist diatas secara gamblang menjelaskan bahwa rasul mengajarkan kepada umatnya yang perempuan, termasuk anak-anaknya untuk berpakaian secara islami. Yakni menutup aurat.
Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Quran:
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, bawah umur perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh badan merek. Yang demikian itu supaya mereka lebih gampang untuk dikenal, alasannya itu mereka tidak di ganggu. dan Allah yaitu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab:59)
8. Mengajarkan pekerjaan rumah tangga
Sejatinya kodrat setiap perempuan dikala pintar balig cukup akal yaitu menjadi seorang istri. Dan istri yang baik yaitu mereka yang bisa menjalankan pekerjaan rumah tangga, mirip memasak, merawat anak, membersihkan rumah dan sejenisnya.Maka itu, semenjak kecil anak harus dibiasakan dengan pekerjaan rumah. Sedikit demi sedikit, mirip mulai mengajarinya menyapu lantai dan lain sebagainya.
Dengan demikian, dikala ia telah dipinang oleh laki-laki, ia siap menjalani kewajibannya.
9. Memberikan pendidikan umum dan pemahaman perihal fiqih wanita
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan sampai dewasa. Maka ia akan tiba pada hari simpulan zaman bersamaku.” Kemudian Anas bin Malik berkata: Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau.” (HR Muslim 2631)Hadist diatas menjelasakan bahwa orang bau tanah wajib mengayomi anak perempuannya. Menganyomi sanggup diartikan memperlihatkan pendidikan yang layak, baik itu pendidikan agama ataupun umum (seperti ilmu bahasa, matematika, sains, atau sosial).
Walaupun pada akibatnya seorang perempuan ‘bekerja’ di dapur atau menjadi ibu rumah tangga, tapi perempuan juga berhak memperoleh pendidikan bagus. Sebab perempuan yaitu tiang-nya negara.
Apabila perempuan tersebut cantik pendidikannya dalam ilmu agama dan ilmu umum) maka ia juga bisa membentuk generasi rabbani yang cerdas.
Baca Juga:
- Hati-Hati Memaksa Anak Menikah, Bisa Makara Dosa yang Sangat Besar! Begini Dalilnya
- UAS Tanggapi Ramainya Perdebatan Vaksin MR "Pilih babi, tak boleh pilih mati"!
- Mau Rezekimu Mengalir Tanpa Henti? Baca 2 Ayat Al-Quran Ini Tiap Malam!
Anda juga tidak perlu ragu untuk memperlihatkan pendidikan perihal permasalahan kewanitaan kepada buah hati semenjak ia berusia 8 tahunan.
Hal ini sangat penting. Tujuannya supaya anak tidak memperoleh isu yang salah dari pihak lain.
Orang bau tanah boleh mengajarkan perihal persoalan haid, ijab kabul atau lainnya. Bersikaplah terbuka kepada anak namun tetap juga tidak melebihi batas usianya.
10. Bersikap lemah lembut kepada anak perempuan
Rasulullah juga memperlihatkan teladan kepada kita untuk bersikap lemah lembut kepada bawah umur perempuan.Tidak apa-apa membiarkan anak bermain boneka atau mainan lainnya di dalam rumah, selama itu tidak menyalahi syariat agama.
Beliau juga sering menggendong anak perempuannya, mengusap kepalanya, memanggilnya dengan lembut, dan medoakan mereka.
Janganlah berbuat bergairah kepada anak perempuan, terlebih lagi memukulnya. Perbuatan tersebut hanya akan menciptakan anak semakin membangkak.
Jika memang anak melaksanakan kesalahan sebaiknya berikan nasehat secara baik-baik.
Sukses mendidik anak perempuan memang lebih sulit dibanding dengan mendidik anak laki-laki.
Namu, sekali lagi perlu anda ketahui anak perempuan justru menjadi anugerah terindah dan bisa menjadi penolong bagi orang tuanya.
Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist shahih:
“Barang siapa diuji dengan sesuatu dari bawah umur perempuannya, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, kelak mereka akan menjadi penghalang dari api neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Oleh alasannya itu, berlomba-lombalah mendidik dengan metode terabaik untuk bawah umur perempuan kita, supaya selamat dunia akhirat.
Mudah-mudahan segala apa yang kita usahakan kepada bawah umur kita kelak menjadi penghalang api neraka bagi kita orang tuanya. Aamiin.
Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi: