Kisah Raja Dan Empat Orang Permaisuri

Muslim fiqih - Pada zaman dahulu ada seorang raja yang mempunyai empat orang permaisuri. Namanya raja, tentu ia menentukan perempuan yang cantik-cantik sebagai permaisurinya. Hanya saja Sang Raja memperlakukan keempat permaisurinya secara tidak adil. Sang Raja menyayangi permaisuri termudanya (yang nomor empat) dengan sangat berlebihan. Ia pun selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan dan seruan permaisuri termuda ini hanya untuk memenuhi hasratnya dan meraih cintanya.

Sedangkan kepada permaisuri ketiga, Sang Raja juga mencintainya. Hanya saja Sang Raja merasakan, bahwa permaisuri ketiga ini terkadang meninggalkannya untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Lain halnya dengan permaisuri kedua. Ia selalu menjadi rujukan Sang Raja setiap menghadapi kesulitan. Ia pun selalu mendengarkan dan memperhatikan keluh kesah Sang Raja dalam setiap menghadapi kesulitan. Bahkan tidak jarang, permaisuri kedua ini seringkali terlihat merasa prihatin dengan kesulitan yang dihadapi Sang Raja, suaminya.

Sedangkan permaisuri pertama dan tertua, Sang Raja tidak pernah memperhatikannya. Hak-haknya sebagai permaisuri pun tidak pernah dipenuhi. Kehidupannya terbengkalai akhir korban ketidakadilan suaminya terhadap permaisuri-permaisurinya. Padahal permaisuri pertama ini sangat menyayangi Sang Raja. Dan beliau pula yang berperan besar dalam menjaga kerajaannya.
Suatu saat, Sang Raja mengalami sakit keras. Ia pun mencicipi bahwa ajalnya sudah di ambang pintu. Maut akan segera menjemputnya. Akhirnya Sang Raja berpikir, "Aku kini mempunyai empat orang permaisuri. Sebentar lagi maut akan segera menjemputku. Aku mustahil pergi ke alam kubur sendirian." Demikian pikiran yang menggelayut di benaknya.

Sang Raja memanggil permaisuri termudanya yang memang sangat dimanjanya, sehingga semua kebutuhan dan permintaannya selalu dipenuhinya. Raja berkata kepadanya, "Aku sangat mencintaimu melebihi permaisuriku yang lain. Aku telah memenuhi segala cita-cita dan permintaanmu. Namun kini tampaknya kematian akan segera menjemputku. Sekarang saya bertanya kepadamu, apakah kau rela bersamaku sebagai pendamping dan penghiburku nanti di alam kubur?"

Sang permaisuri menjawab, "Ini mustahil terjadi." Segera permaisuri itu meninggalkan Sang Raja yang tekulai lemas tidak berdaya itu tanpa menampakkan rasa kasih sayang sedikitpun.

Lalu Sang Raja memanggil permaisuri ketiga dan berkata kepadanya, "Aku mencintaimu seumur hidupku. Sekarang ajalku sudah di ambang pintu. Bersediakah kau menemaniku di alam kuburku nanti?" Permaisuri ketiga ini menjawab, "Tentu saja tidak. Hidup ini sangat indah. Dan sehabis kematianmu, saya akan segera pergi dan menikah dengan pria lain."

Lalu Sang Raja memanggil permaisuri kedua dan berkata kepadanya, "Selama hidupku saya selalu mengadu dan mengeluh kepadamu dalam setiap kesulitan yang saya hadapi. Telah begitu banyak pengorbananmu untukku. Dan selama ini kau selalu setia membantuku. Sekarang saya akan bertanya kepadamu, bersediakah kau menemaniku di alam kubur nanti?" Dengan penuh perhatian dan lemah lembut, permaisuri ini menjawab, "Maafkan saya suamiku. Aku mustahil memenuhi permintaanmu. Aku hanya sanggup mengantarmu nanti hingga ke kuburmu."

Setelah mendengar penolakan ketiga permaisurinya untuk menemaninya di alam kubur nanti, karenanya Sang Raja merasa susah dan bersedih hati menghadapi detik-detik kematiannya. Tiba-tiba ia mendengar bunyi dari kejauhan berkata kepadanya, "Aku siap menemanimu di alam kuburmu nanti. Aku akan selalu bersamamu kemana pun kau pergi." Sang Raja melihat ke arah bunyi itu. Ternyata ia permaisuri pertamanya yang sudah kurus kering dan sakit-sakitan alasannya tidak pernah diperhatikan oleh Sang Raja, suaminya. Akhirnya Sang Raja merasa menyesal telah menelantarkan permaisuri pertama tersebut selama hidupnya. Sang Raja berkata, "Seharusnya selama ini saya memperhatikanmu melebihi permaisuriku yang lain. Seandainya masa kemudian sanggup kembali lagi kepadaku, tentu kau akan menjadi permaisuriku yang paling saya perhatikan melebihi permaisuriku yang lain, alasannya pada saat-saat ibarat ini, hanya kau yang siap menyertaiku ke mana pun saya pergi." Demikian Raja itu berkata kepada permaisuri pertamanya yang telah kurus kering dan sakit-sakitan akhir ketidakadilannya.

Sebenarnya, kita juga mempunyai empat orang permaisuri. Permaisuri keempat yaitu jasad kita. Bagaimanapun perhatian yang kita berikan terhadapnya, kita penuhi segala nafsu dan syahwatnya, jasad kita akan meninggalkan kita begitu kita meninggal dunia.

Permaisuri ketiga yaitu kekayaan dan harta benda. Ketika kita meninggal, kekayaan dan harta benda kita akan meninggalkan kita dan segera menjadi milik orang lain.

Permaisuri kedua, keluarga dan teman. Berapa pun besar pengorbanan mereka kepada kita selama kita hidup, kita tidak sanggup berharap kepada mereka ketika kita meninggal dunia, kecuali tidak lebih dari sebatas mengantarkan kita ke alam kubur.

Sedangkan permaisuri pertama yaitu jiwa (ruh) dan hati. Kita tidak pernah memperhatikan jiwa dan hati. Selama ini kesibukan kita hanya untuk memenuhi syahwat kita sendiri, mengumpulkan harta dan memuaskan keluarga dan teman, padahal jiwa dan hati kita saja yang akan tetap menyertai kita nanti di alam kubur. 
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: