Muslim Fiqih - Ketika nirwana dan neraka telah terkunci, dan semua umat insan telah dimasukkan ke dalam nirwana dan neraka sesuai dengan amalannya dan mereka telah menikmati ganjaran atau mencicipi eksekusi atas apa yang mereka kerjakan dalam waktu yang begitu lama, Allah SWT menanyakan kepada Malaikat Jibril, subhanallah bekerjsama Allah Mahatahu, "Apakah ada umat Muhammad SAW yang masih tertinggal di dalam neraka?"
Maka Malaikat Jibril pun pergi ke neraka Jahanam.
Neraka Jahanam yang begitu gelap tiba-tiba menjelma terperinci benderang alasannya kedatangan Jibril.
Para penghuni Jahanam pun bertanya-tanya, siapakah yang datang, mengapa Jahanam tiba-tiba-tiba terperinci benderang.
Malaikat Jibril pun menjawab bahwa dia ialah Malaikat Jibril, yang diutus oleh Allah SWT untuk mencari apakah ada umat Muhammad yang masih terselib di neraka Jahanam.
Tiba-tiba sekelompok orang berteriak, "Sampaikan salam kami kepada Rasulullah SAW, beri tahukan keadaan kami di daerah ini kepada beliau."
Jibril pun keluar dari neraka Jahanam dan pergi ke nirwana untuk memberitahukan hal itu kepada Rasulullah.
Rasulullah begitu bersedih mendengar bahwa masih ada umatnya yang tertinggal di dalam neraka dalam waktu yang sudah begitu lama. Beliau tidak ridha ada umatnya yang masih tertinggal di neraka walau dosanya sepenuh bumi.
Rasulullah SAW pun bergegas hendak pergi neraka.
Tapi di perjalanan dia terhadang oleh garis batas Malaikat Israfil. Tidak ada seorang pun boleh melintasi garis itu bila tidak seizin Allah SWT.
Rasulullah SAW pun mengadu kepada Allah SWT, dan karenanya dia diizinkan. Tapi setelah itu Allah SWT mengingatkan Rasulullah bahwa umat itu telah meremehkan beliau. "Ya Allah, izinkan saya memberi syafa'at kepada mereka itu walau mereka punya hanya punya dogma sebesar zarrah."
Sesampainya Rasulullah di neraka Jahanam, padamlah api neraka yang begitu dahsyat itu.
Penduduk Jahanam pun berucap, "Apa yang terjadi, mengapa api Jahanam ini tiba-tiba padam? Siapakah yang tiba lagi?"
Rasulullah SAW menjawab, "Aku Muhammad SAW yang datang, siapa di antara kalian yang jadi umatku dan punya dogma sebesar zarrah, saya tiba untuk mengeluarkannya."
Demikianlah kecintaan Rasulullah kepada umatnya, dia akan memperjuangkannya hingga di hadapan Allah SWT. Lalu bagaimana kecintaan kita sebagai umat Rasulullah SAW kepada langsung yang begitu agung itu?
Maka Malaikat Jibril pun pergi ke neraka Jahanam.
Neraka Jahanam yang begitu gelap tiba-tiba menjelma terperinci benderang alasannya kedatangan Jibril.
Para penghuni Jahanam pun bertanya-tanya, siapakah yang datang, mengapa Jahanam tiba-tiba-tiba terperinci benderang.
Malaikat Jibril pun menjawab bahwa dia ialah Malaikat Jibril, yang diutus oleh Allah SWT untuk mencari apakah ada umat Muhammad yang masih terselib di neraka Jahanam.
Tiba-tiba sekelompok orang berteriak, "Sampaikan salam kami kepada Rasulullah SAW, beri tahukan keadaan kami di daerah ini kepada beliau."
Jibril pun keluar dari neraka Jahanam dan pergi ke nirwana untuk memberitahukan hal itu kepada Rasulullah.
Rasulullah begitu bersedih mendengar bahwa masih ada umatnya yang tertinggal di dalam neraka dalam waktu yang sudah begitu lama. Beliau tidak ridha ada umatnya yang masih tertinggal di neraka walau dosanya sepenuh bumi.
Rasulullah SAW pun bergegas hendak pergi neraka.
Tapi di perjalanan dia terhadang oleh garis batas Malaikat Israfil. Tidak ada seorang pun boleh melintasi garis itu bila tidak seizin Allah SWT.
Rasulullah SAW pun mengadu kepada Allah SWT, dan karenanya dia diizinkan. Tapi setelah itu Allah SWT mengingatkan Rasulullah bahwa umat itu telah meremehkan beliau. "Ya Allah, izinkan saya memberi syafa'at kepada mereka itu walau mereka punya hanya punya dogma sebesar zarrah."
Sesampainya Rasulullah di neraka Jahanam, padamlah api neraka yang begitu dahsyat itu.
Penduduk Jahanam pun berucap, "Apa yang terjadi, mengapa api Jahanam ini tiba-tiba padam? Siapakah yang tiba lagi?"
Rasulullah SAW menjawab, "Aku Muhammad SAW yang datang, siapa di antara kalian yang jadi umatku dan punya dogma sebesar zarrah, saya tiba untuk mengeluarkannya."
Demikianlah kecintaan Rasulullah kepada umatnya, dia akan memperjuangkannya hingga di hadapan Allah SWT. Lalu bagaimana kecintaan kita sebagai umat Rasulullah SAW kepada langsung yang begitu agung itu?
Buat lebih berguna, kongsi: