HUKUM DAGING BEKICOT
Apa hukumnya memakan daging bekicot yang sudah dimasak?. Apakah ada dalil-dalilnya wacana bekicot. Terima kasih
TOPIK SYARIAH ISLAM
JAWABAN
Ada dua macam bekicot (Arab: halzun) yaitu maritim dan darat. Yang pertama berjulukan keong atau siput dan hukumnya halal sebagaimana binatang maritim yang laut. Sedang bekicot darat hukumnya haram berdasarkan jumhur (mayoritas) ulama kecuali Imam Maliki (pendiri madzhab Maliki) menyerupai disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk Syarah Muhadzab hlm. 9/17
( فرع ) في مذاهب العلماء في حشرات الأرض كالحيات والعقارب والجعلان وبنات وردان والفأرة ونحوها . مذهبنا أنها حرام ، وبه قال أبو حنيفة وأحمد وداود ، وقال مالك : حلال لقوله تعالى : { قل لا أجد فيما أوحي إلي محرما على طاعم يطعمه إلا أن يكون ميتة } الآية { وبحديث التلب بتاء مثناة فوق مفتوحة ثم لام مكسورة ثم باء موحدة الصحابي رضي الله عنه قال : صحبت النبي صلى الله عليه وسلم فلم أسمع لحشرة الأرض تحريما } رواه أبو داود . واحتج الشافعي والأصحاب بقوله تعالى : { ويحرم عليهم الخبائث } وهذا مما يستخبثه العرب وبقوله صلى الله عليه وسلم : { خمس من الدواب كلهن فاسق ، يقتلن في الحرم : الغراب والحدأة والعقرب والفأرة والكلب العقور } رواه البخاري ومسلم من رواية عائشة وحفصة وابن عمر . وعن أم شريك { أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بقتل الأوزاغ } رواه البخاري ومسلم ، وأما قوله تعالى : { قل لا أجد فيما أوحي إلي محرما } الآية . فقال الشافعي وغيره من العلماء : معناها مما كنتم تأكلون وتستطيبون ، قال الشافعي : وهذا أولى معاني الآية استدلالا بالسنة والله أعلم . ( وأما ) حديث التلب فإن ثبت لم يكن فيه دليل ، لأن قوله لم أسمع لا يدل على عدم سماع غيره ، والله أعلم
Artinya: Madzhab ulama dalam hal serangga daratan menyerupai ular, kalajengking, kumbang, kecoak, tikus, dll Madzhab kami (Syafi'i) yakni haram. Ini juga pendapat Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, Dawud. Imam Malik berkata: Halal berdasarkan firman Allah QS Al-An'am 6:145 "Tiadalah saya peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali bila masakan itu bangkai." Dan hadits Sahabat Talib ia berkata: "Aku menemani Nabi. Aku tidak pernah mendengar haramnya serangga bumi." HR Abdu Dawud. Imam Syafi'i dan ulama Syafi'iyah berargumen dengan firman Allah QS Al-A'raf 7:157 "menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk." Serangga termasuk yang dianggap jelek oleh orang Arab. Dan sebab hadits Nabi riwayat Bukhari dan Muslim Nabi bersabda: "Lima dari binatang tunggangan yang mereka semua yakni fasiq, maka diperbolehkan untuk dibunuh ketika di haram yaitu burung gagak, burung rajawali, kalajengking, tikus, dan anjing penggigit." Dan hadits riwayat Bukhari dari Ummu Syuraik ia berkata: "Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallammemerintahkan membunuh wazagh." Adapun firman Allah dalam QS Al-An'am 6:145 maka Imam Syafi'i dan ulama lain berkata: "Maknanya yakni binatang yang kau makan dan kau anggap baik." Imam Syafi'i berkata: "Ini makna ayat yang lebih utama berdasarkan pada hadits." Adapun hadits Sahabat Talib seandainyapun hadits ini sahih tetap tidak sanggup dijadikan dalil. Karena ucapannya "aku tidak pernah mendengar dari Nabi" tidak berarti yang lain juga tidak mendengar.
Ibnu Hazm secara lebih eksplisit menyatakan haramnya memakan bekicot dalam kitab Al-Muhalla, hlm. 6/76-77, ia menyatakan:
ولا يحل أكل الحلزون البري , ولا شيء من الحشرات كلها : كالوزغ ، والخنافس , والنمل , والنحل , والذباب , والدبر , والدود كله - طيارة وغير طيارة - والقمل , والبراغيث , والبق , والبعوض وكل ما كان من أنواعها ؛ لقول الله تعالى : (حرمت عليكم الميتة) ؛ وقوله تعالى (إلا ما ذكيتم) ، وقد صح البرهان على أن الذكاة في المقدور عليه لا تكون إلا في الحلق ، أو الصدر , فما لم يقدر فيه على ذكاة : فلا سبيل إلى أكله : فهو حرام ؛ لامتناع أكله ، إلا ميتة غير مذكى
Artinya: Tidak halal memakan daging bekicot darat, dan binatang serangga yang lain semuanya menyerupai ... berdasarkan firman Allah dalam QS Al-Maidah 5:3 "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai"; dan firman Allah "kecuali yang sempat kau menyembelihnya" (QS Al-Maidah 5:3). Sudah sahih argumen bahwa penyembelihan dalam binatang yang sanggup disembelih tidak terjadi kecuali pada tenggorokan atau dada. Adapun binatang yang tidak sanggup disembelih, maka tidak ada jalan untuk memakannya maka itu haram sebab tidak sanggup dimakan kecuali dalam keadaan bangkai yang tidak disembelih.
Bagi madzhab Maliki, binatang yang darahnya tidak mengalir tidak disyaratkan untuk disembelih dengan diqiyaskan pada aturan belalang. Bagaimana cara menyembelihnya? Dalam kitab Al-Mudawwanah, hlm. 1/542, dijelaskan:
"سئل مالك عن شيء يكون في المغرب يقال له الحلزون يكون في الصحارى يتعلق بالشجر أيؤكل ؟ قال : أراه مثل الجراد ، ما أخذ منه حيّاً فسلق أو شوي : فلا أرى بأكله بأساً , وما وجد منه ميتاً : فلا يؤكل" انتهى
Artinya: Imam Malik ditanya wacana binatang di Maroko yang disebut bekicot yang terdapat di sahara melekat di kayu apakah sanggup dimakan? Imam Maliki berkata: Aku melihatnya menyerupai belalang. Selagi ketika diambil dalam keadaan hidup kemudian direbut atau dipanggang maka boleh dimakan. Apabila ketika ditemukan dalam keadaan mati, maka haram dimakan.
Juga, Abul Walid Al-Baji dalam Al-Muntaqi Syarah Al-Muwatta', hlm. 3/110, menyatakan:
إذا ثبت ذلك : فحكم الحلزون : حُكم الجراد ، قال مالك : ذكاته بالسلق ، أو يغرز بالشوك والإبر حتى يموت من ذلك ، ويسمَّى الله تعالى عند ذلك ، كما يسمى عند قطف رءوس الجراد
Artinya: Apabila demikian, maka aturan bekicot darat itu sama dengan aturan belalang. Imam Malik berkata: menyembelihnya dengan cara direbus atau ditusuk dengan duri atau jarum hingga mati kemudian disebut nama Allah ketika melaksanakan itu sebagaimana menyebut asma Allah ketika memilin kepala belalang.[alkhoirot.net]
Sumber https://www.alkhoirot.net
Artinya: Madzhab ulama dalam hal serangga daratan menyerupai ular, kalajengking, kumbang, kecoak, tikus, dll Madzhab kami (Syafi'i) yakni haram. Ini juga pendapat Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, Dawud. Imam Malik berkata: Halal berdasarkan firman Allah QS Al-An'am 6:145 "Tiadalah saya peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali bila masakan itu bangkai." Dan hadits Sahabat Talib ia berkata: "Aku menemani Nabi. Aku tidak pernah mendengar haramnya serangga bumi." HR Abdu Dawud. Imam Syafi'i dan ulama Syafi'iyah berargumen dengan firman Allah QS Al-A'raf 7:157 "menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk." Serangga termasuk yang dianggap jelek oleh orang Arab. Dan sebab hadits Nabi riwayat Bukhari dan Muslim Nabi bersabda: "Lima dari binatang tunggangan yang mereka semua yakni fasiq, maka diperbolehkan untuk dibunuh ketika di haram yaitu burung gagak, burung rajawali, kalajengking, tikus, dan anjing penggigit." Dan hadits riwayat Bukhari dari Ummu Syuraik ia berkata: "Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallammemerintahkan membunuh wazagh." Adapun firman Allah dalam QS Al-An'am 6:145 maka Imam Syafi'i dan ulama lain berkata: "Maknanya yakni binatang yang kau makan dan kau anggap baik." Imam Syafi'i berkata: "Ini makna ayat yang lebih utama berdasarkan pada hadits." Adapun hadits Sahabat Talib seandainyapun hadits ini sahih tetap tidak sanggup dijadikan dalil. Karena ucapannya "aku tidak pernah mendengar dari Nabi" tidak berarti yang lain juga tidak mendengar.
Ibnu Hazm secara lebih eksplisit menyatakan haramnya memakan bekicot dalam kitab Al-Muhalla, hlm. 6/76-77, ia menyatakan:
ولا يحل أكل الحلزون البري , ولا شيء من الحشرات كلها : كالوزغ ، والخنافس , والنمل , والنحل , والذباب , والدبر , والدود كله - طيارة وغير طيارة - والقمل , والبراغيث , والبق , والبعوض وكل ما كان من أنواعها ؛ لقول الله تعالى : (حرمت عليكم الميتة) ؛ وقوله تعالى (إلا ما ذكيتم) ، وقد صح البرهان على أن الذكاة في المقدور عليه لا تكون إلا في الحلق ، أو الصدر , فما لم يقدر فيه على ذكاة : فلا سبيل إلى أكله : فهو حرام ؛ لامتناع أكله ، إلا ميتة غير مذكى
Artinya: Tidak halal memakan daging bekicot darat, dan binatang serangga yang lain semuanya menyerupai ... berdasarkan firman Allah dalam QS Al-Maidah 5:3 "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai"; dan firman Allah "kecuali yang sempat kau menyembelihnya" (QS Al-Maidah 5:3). Sudah sahih argumen bahwa penyembelihan dalam binatang yang sanggup disembelih tidak terjadi kecuali pada tenggorokan atau dada. Adapun binatang yang tidak sanggup disembelih, maka tidak ada jalan untuk memakannya maka itu haram sebab tidak sanggup dimakan kecuali dalam keadaan bangkai yang tidak disembelih.
Bagi madzhab Maliki, binatang yang darahnya tidak mengalir tidak disyaratkan untuk disembelih dengan diqiyaskan pada aturan belalang. Bagaimana cara menyembelihnya? Dalam kitab Al-Mudawwanah, hlm. 1/542, dijelaskan:
"سئل مالك عن شيء يكون في المغرب يقال له الحلزون يكون في الصحارى يتعلق بالشجر أيؤكل ؟ قال : أراه مثل الجراد ، ما أخذ منه حيّاً فسلق أو شوي : فلا أرى بأكله بأساً , وما وجد منه ميتاً : فلا يؤكل" انتهى
Artinya: Imam Malik ditanya wacana binatang di Maroko yang disebut bekicot yang terdapat di sahara melekat di kayu apakah sanggup dimakan? Imam Maliki berkata: Aku melihatnya menyerupai belalang. Selagi ketika diambil dalam keadaan hidup kemudian direbut atau dipanggang maka boleh dimakan. Apabila ketika ditemukan dalam keadaan mati, maka haram dimakan.
Juga, Abul Walid Al-Baji dalam Al-Muntaqi Syarah Al-Muwatta', hlm. 3/110, menyatakan:
إذا ثبت ذلك : فحكم الحلزون : حُكم الجراد ، قال مالك : ذكاته بالسلق ، أو يغرز بالشوك والإبر حتى يموت من ذلك ، ويسمَّى الله تعالى عند ذلك ، كما يسمى عند قطف رءوس الجراد
Artinya: Apabila demikian, maka aturan bekicot darat itu sama dengan aturan belalang. Imam Malik berkata: menyembelihnya dengan cara direbus atau ditusuk dengan duri atau jarum hingga mati kemudian disebut nama Allah ketika melaksanakan itu sebagaimana menyebut asma Allah ketika memilin kepala belalang.[alkhoirot.net]
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:
