Doa Safar Yang Shahih Lengkap Dengan Bacaan Latin Serta Artinya

twitter.com

Safar (perjalanan jauh) ialah suatu hal yang menyulitkan. Namun, Jika kondisi seseorang demikian, maka doa yang ia panjatkan akan makin mustajab.

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH. Bagi orang yang ingin melaksanakan safar hendaknya berguru mengumpulkan bekal doa yang bermanfaat, salah satunya yaitu dengan membaca doa bepergian/doa safar agar kita terhidar dari sesuatu yang tidak diinginkan dikala berada di perjalanan jauh.

Doa Safar dan Naik Kenderaan merupakan doa meminta keselamatan dan pertolongan dikala kita sedang berada dalam perjalanan jauh, dengan kita mengamalkan doa safar ini maka kita akan selalu menerima pertolongan dari Allah SWT.


dakwahpost.com

Berikut ini kita akan membahas ihwal doa safar dan adab-adab doa safar, beserta dengan pesan yang tersirat dari doa safar itu sendiri.

A. Adab-Adab Sebelum Safar/Bepergian

1. Melakukan shalat Istikharah sebelum bepergian

Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kami shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana dia Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan al-Qur-an. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Apabila seseorang di antara kalian mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaklah melaksanakan shalat sunnat (Istikharah) dua raka’at kemudian membaca do’a:

“اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ، اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِي وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ.

“Ya Allah, bahwasanya saya meminta pilihan yang sempurna kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan saya memohon kekuatan kepada-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Mahakuasaan-Mu. Aku memohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Mahaagung, bahwasanya Engkau Mahakuasa sedang saya tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang saya tidak mengetahui dan Engkau-lah Yang Mahamengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendak-nya menyebutkan persoalannya) lebih baik dalam agamaku, penghidupanku, dan hasilnya ter-hadap diriku -atau Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘…Di dunia atau Akhirat’- sukseskanlah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa duduk kasus ini lebih berbahaya bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan hasilnya terhadap diriku, atau -Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘…Di dunia atau akhirat,’- maka singkirkanlah duduk kasus tersebut, dan jauhkanlah saya dari padanya, takdirkan kebaikan untukku dimana saja kebaikan itu berada, kemudian berikanlah keridhaan-Mu kepadaku.” [HR. Al-Bukhari]

2. Hendaknya bertaubat kepada Allah
Sebelum kita pergi safar (perjalanan jauh) sebaiknya kita  bertaubat terlebih dahulu kepada Allah, atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat selama ini, alasannya ialah kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dikala kita pergi jauh.

Bagi seorang yang hendak safar hendaknya mengembalikan barang-barang yang pernah dirampasnya kepada pemiliknya, membayar hutang-hutang, menyiapkan nafkah (uang belanja) kepada yang wajib diberikan nafkah, segera menuntaskan perjanjian-perjanjian yang diulur-ulur dan menulis wasiat kepada jago warisnya dengan dihadiri para saksi, dan meninggalkan uang belanja kepada keluarganya (istri, anak dan orang tua) dan meninggalkan kebutuhan pokok yang sanggup mencukupinya.

Hendaknya seorang yang hendak safar tidak membawa perbekalan kecuali dari sumber yang halal lagi baik.

3. Hendaknya melaksanakan safar (perjalanan) bersama dengan dua orang atau lebih.

اَلرَّاكِبُ شَيْطَانٌ وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ وَالثَّلاَثَةُ رَكْبٌ

“Satu pengendara (musafir) ialah syaitan, dua pengendara (musafir) ialah dua syaitan, dan tiga pengendara (musafir) ialah rombongan musafir.”

4. Seorang musafir hendaknya menentukan sobat perjalanan yang shalih

Seseorang yang hendak pergi safar sebaiknya mempunyai sobat dalam perjalanannya nanti, yaitu orang yang sanggup membantu menjaga agamanya, menegurnya apabila lupa, membantunya kalau diharapkan dan mengajarinya apabila ia tidak tahu.

5. Mengangkat pemimpin, yaitu hendaknya menunjuk seorang ketua rombongan dalam safar

إِذَا كَانَ ثَلاَثَةٌ فِيْ سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوْا أَحَدَكُمْ

“Jika tiga orang (keluar) untuk bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka sebagai ketua rombongan.”

Dan yang dipilih sebagai ketua rombongan ialah orang yang mempunyai sopan santun yang paling baik, paling erat dengan teman-temannya, paling sanggup mengutamakan kepentingan orang lain (tidak egois) dan senantiasa mencari kesepakatan rombongan (ketika ada perbedaan pendapat)

6. Disunnahkan untuk melaksanakan safar (perjalanan) pada hari Kamis dan berangkat pagi-pagi dikala akan melaksanakan perjalanan.

Hal ini menurut hadits shahih dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ فِيْ غَزْوَةِ تَبُوْكَ، وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ

“Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju perang Tabuk pada hari Kamis dan telah menjadi kebiasaan dia untuk keluar (bepergian) pada hari Kamis.”

Di dalam riwayat yang lain,

لَقَلَّمَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِذَا خَرَجَ فِيْ سَفَرٍ إلاَّ يَوْمَ الْخَمِيْسِ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bepergian senantiasa melakukannya pada hari Kamis.” [HR. Al-Bukhari]

Sedangkan dalil ihwal disunnahkannya untuk berangkat pagi-pagi dikala hendak melaksanakan perjalanan adalah:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لأُِمَّتِيْ فِيْ بُكُوْرِهَا

“Ya Allah, berkahilah ummatku pada pagi harinya.” [HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, ia berkata: “Hadits ini hasan.”]

Dan sangat disukai untuk memulai bepergian pada waktu ad-Dulajah, yaitu awal malam atau sepanjang malam, sebagaimana hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabdah :

عَلَيْكُمْ بِالدُّلْجَةِ فَإِنَّ الأَرْضَ تُطْوَى بِاللَّيْلِ

“Hendaklah kalian bepergian pada waktu malam, alasannya ialah seakan-akan bumi itu terlipat pada waktu malam.” [HR. Abu Dawud, al-Hakim, hasan]

7.Berpamitan kepada keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berpamitan kepada para Sahabatnya dikala akan safar (bepergian), dia Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan do’a kepada salah seorang di antara mereka, dengan do’a:

أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ 

“Aku menitipkan agamamu, amanahmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah.” [HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim, dishahihkan dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah]

Makna أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ (aku titipkan agamamu), yaitu saya memohon kepada Allah biar berkenan menjaga agamamu (agar istiqamah dalam ketaatan kepada Allah). Sedangkan yang dimaksud dengan amanah ialah keluarga dan orang-orang yang selainnya serta harta yang dititipkan, dijaga dan dikuasakan kepada orang kepercayaan atau wakilnya atau yang semakna dengan itu.

Makna خَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ (perbuatanmu yang terakhir), yaitu do’a untuknya biar selesai perbuatannya baik (husnul khatimah). Hal ini karena, amalan terakhir merupakan amalan yang paling menentukan baginya di Akhirat kelak dan sebagai penghapus perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan.

Setelah kita mengetahui adab-adab sebelum pergi bersafar kini kita akan segera mengetahui doa safar yang mustajab, lengkap dengan arab, latin dan artinya.


sopasti.com

B. Doa Safar/ Doa Bepergian

أللهُ أكْبَر، اللهُ أكْبَر، اللهُ أكْبَر﴿ سُبْحَانَ الذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ﴾ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعَثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالأَهْلِ.[وَإِذَا رَجَعَ قَالَهُنَّ وَزَادَ] آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ» رواه مسلم

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, subhaanalladzii sakhoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniin wa innaa ilaa Robbinaa lamungkolibuun, Allaahumma innaa nasaluka fii safarinaa haadzaa al-Birro wa at-Taqwaa, wa minal’amali maa tardhaa, Allaahumma hawwin ‘alainaa safaronaa haadzaa, wathwi ‘annaa bu’dahu, Allaahumma antasshôhibu fii as-safari, wa al-Kholiifatu fii al-Ahli, Allaahumma innii a’uudzubika min wa’tsaai as-Safari wa kaaabatil manzhori wa suuil munqolabi fii al-Maali wa al-Ahli. (Wa idzaa roja’a qôlahunna wa zaada) aayibuuna taaibuuna ‘aabiduuna lirobbinaa haamiduun.

Artinya:
“Allah Maha Besar (3x). Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang sebelumnya kami tidak mampu. Dan bahwasanya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari kiamat). Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang meridhakan-Mu. Ya Allah! Permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah! Engkaulah sobat dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga (ku). Ya Allah! Sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang buruk dalam harta dan keluarga.” Apabila kembali, do’a di atas dibaca, dan ditambah: “Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Tuhan kami.” ( HR. Muslim)

Video Doa Safar:


Itulah Adab-Adab Sebelum Pergi Bersafar dan Doa Safar Mustajab yang akan menciptakan kita selalu dalam pertolongan Allah SWT.

Amalkanlah doa safar ini biar kita selalu selamat dan terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan, semoga artikel ini bisa membantu dan bermanfaat bagi Anda, dan semoga Anda yang hendak melaksanakan perjalanan jauh semoga selamat hingga hingga tujuan. Amin

Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: