Puasa merupakan salah satu pondasi atau rukun Islam. Definisi puasa ada 2 yakni berdasarkan lughat atau bahasa dan berdasarkan syara'. Definisi puasa berdasarkan lughat yaitu menahan diri secara umum, sanggup menahan diri dari yang membatalkan puasa, menahan diri dari bicara, manahan diri dari berjalan dan lain sebagainya. Namun yang dimaksud puasa disini jelad puasa berdasarkan syara'. Definisi puasa berdasarkan syara' yaitu menahan diri dari hal yang membatalkan puasa sesuai dengan hukum tertentu dalam hal ini memenuhi syarat dan rukun puasa yang telah ditetapkan.
Kewajiban puasa ini mulai diperintah pada bulan Sya'ban tahun ke 2 Hijriah. Hanya saja untuk problem tanggalnya belum ada keterangan yang tepat, entah itu di awal, tengah atau simpulan bulan. Rasulullah sendiri melaksanakan puasa Ramadhan selama 9 kali, jadi ia tinggal di Madinah hingga tahun 10 Hijriah.
Kewajiban puasa ini mulai diperintah pada bulan Sya'ban tahun ke 2 Hijriah. Hanya saja untuk problem tanggalnya belum ada keterangan yang tepat, entah itu di awal, tengah atau simpulan bulan. Rasulullah sendiri melaksanakan puasa Ramadhan selama 9 kali, jadi ia tinggal di Madinah hingga tahun 10 Hijriah.
Dari 9 kali puasa Ramadhan, 8 diantaranya hanya 29 hari dan 1 kali yang hingga tepat 30 hari. Namun demikian bukan berarti yang 30 hari lebih tepat dari yang 29 hari. Tidak mirip itu, alasannya yaitu dari segi martabat pahala, baik yang 29 hari atau yang 30 hari punya pahala yang tinggi. Mungkin bila pahala puasa diibaratkan dengan apartemen di Surga, yang puasa 29 hari sanggup apartemen 290 gedung, yang 30 hari sanggup apartemen 300 gedung lengkap dengan banyak sekali perabotan glamor dan ratusan bidadari yang siap melayani penghuninya.
Puasa Ramadhan ini merupakan puasa yang dikhususkan kepada umat Nabi Muhammad, artinya umat lain sebelum masa kerasulan Nabi kita, tidak diperintahkan puasa Ramadhan. Namun ada keterangan para ulama bahwasanya, para umat terdahulu pun sebetulnya diberi kewajiban puasa hanya beda nama dan waktu saja. Hal ini tentu sejalan dengan ayat Al Alquran surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi :
Atas dasar itulah, Al Hasan berkata bahwa kaum Yahudi juga diperintah puasa Ramadhan selama 30 hari, namun mereka melanggar perintah tersebut dan menggantinya dengan puasa 1 kali dalam setahun yakni pada hari Asyura atau yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharam dan mereka mengira bahwa pada hari itu Raja Firaun ditenggelamkan.
Begitu juga dengan kaum Nasrani, mereka juga diperintahkan puasa selama 30 hari. Namun alasannya yaitu pada ketika puasa selalu bertepatan dengan demam isu panas yang amat sangat panasnya sehingga banyak yang kepanasan, maka para ulama Katolik berkumpul dan berembung untuk memindahkan waktu puasa pada bulan lain yang tidak bertepatan dengan demam isu panas. Akhirnya mereka setuju untuk memindahkan bulan rahmat mereka namun menambahkan lagi puasa 10 hari jadi 40 hari sebagai kifarat atau tebusan kesalahan melaksanakan pemindahan waktu puasa tersebut. Tentu saja hal ini sama saja dengan mempermainkan perintah Tuhan dan kita dihentikan merubah perintah yang sudah-sudah jelas.
Selanjutnya : Yang mewajibkan puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan ini merupakan puasa yang dikhususkan kepada umat Nabi Muhammad, artinya umat lain sebelum masa kerasulan Nabi kita, tidak diperintahkan puasa Ramadhan. Namun ada keterangan para ulama bahwasanya, para umat terdahulu pun sebetulnya diberi kewajiban puasa hanya beda nama dan waktu saja. Hal ini tentu sejalan dengan ayat Al Alquran surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi :
“Hai sekalian orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau dari kalangan hebat kitab.”
Atas dasar itulah, Al Hasan berkata bahwa kaum Yahudi juga diperintah puasa Ramadhan selama 30 hari, namun mereka melanggar perintah tersebut dan menggantinya dengan puasa 1 kali dalam setahun yakni pada hari Asyura atau yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharam dan mereka mengira bahwa pada hari itu Raja Firaun ditenggelamkan.
Begitu juga dengan kaum Nasrani, mereka juga diperintahkan puasa selama 30 hari. Namun alasannya yaitu pada ketika puasa selalu bertepatan dengan demam isu panas yang amat sangat panasnya sehingga banyak yang kepanasan, maka para ulama Katolik berkumpul dan berembung untuk memindahkan waktu puasa pada bulan lain yang tidak bertepatan dengan demam isu panas. Akhirnya mereka setuju untuk memindahkan bulan rahmat mereka namun menambahkan lagi puasa 10 hari jadi 40 hari sebagai kifarat atau tebusan kesalahan melaksanakan pemindahan waktu puasa tersebut. Tentu saja hal ini sama saja dengan mempermainkan perintah Tuhan dan kita dihentikan merubah perintah yang sudah-sudah jelas.
Selanjutnya : Yang mewajibkan puasa Ramadhan
Buat lebih berguna, kongsi: