Sejarah profil biodata ponpes Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri Jatim Jawa Timur pontren pp. Pesantren salaf ini didirikan pada tahun 1925 oleh KH. A. Djazuli Usman.
DAFTAR ISI
1. Sejarah Ponpes Al-Falah Ploso
3. Pengasuh/pimpinan Pesantren Ploso
4. Sistem Pendidikan Pesantren Ploso
5. Syarat dan Biaya Pendaftaran
6. Profil KH Djazuli Usman Pendiri Ponpes Ploso
7. Profil KH Hamim Djazuli (Gus Miek)
SEJARAH PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO KEDIRI
Pada 1 Januari 1925, KH. A. Djazuli Usman mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Ia memanfaatkan serambi Masjid untuk acara mencar ilmu mengajar para santri. Tanpa terasa santri yang mencar ilmu dengan KH. A.Djazuli membengkak menjadi 100 orang.
Masyarakat sekitar pondok pesantren Al-Falah Ploso pada awalnya tergolong masyarakat abangan (jauh dari agama). Ketika awal berdiri, banyak masyarakatnya mencemooh pondok pesantren Al-Falah. Apalagi para pejabat dan bandar judi, yang setatus quonya mulai terganggu. Mereka sering mengembangkan isu-isu sesat terhadap pondok pesantren ini.
Fenomena semacam itu memang menjadi tantangan berat bagi pesantren yang menjadi pusat acara simakan Al-Qur’an Mantab ini. Namun para pengurusnya tidak merasa gentar. Justru tantangan itu membulatkan tekad mereka untuk mengubah masyarakat abangan, menjadi masyarakat yang islami. Hasilnya ibarat kini ini. Pesantren terus berkembang, dan kehidupan islami tercipta dengan sendirinya di sekitar pondok pesantren.
Pondok pesantren yang letaknya ditepi sungai Berantas ini banyak mengambil keuntungan dari letak geografis tersebut. Sungai yang populer deras airnya dan terus mengalir sepanjang demam isu banyak memperlihatkan kehidupan para santri serta para masyarakat sekitarnya. Dipinggir sungai inilah terletak desa Ploso, 15 km arah selatan dari Kediri. Potensi wilayah ibarat ini sangat besar lengan berkuasa terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Umumnya mereka memanfaatkan tanah yang subur ditepi sungai berantas untuk bercocok tanam.
Organisasi Kelembaganan
Ponpes Alfalah Ploso menganut sistem administrasi tradisional, dalam arti, kepemimpinan tunggal yang tersentral pada figur seorang kiai memegang otoritas yang tinggi dalam pengelolaan pesantren. Manajemen semacam itu terus berlangsung hingga pada ketika kini ketika pesantren ini diasuh oleh KH. Zainuddin Djazuli putra Kiai Djazuli. KH. Zainuddin dalam mengasuh pesantren yang sering dipakai acara tingkat regional ini dibantu para adik-adiknya dan saudara-saudaranya, ibarat KH. Nurul Huda (Gus Dah) yang mengasuh pondok pesantren putri, KH. Fuad Mun’im (Gus Fu’), KH. Munif, Bu Nyai Hj. Badriyah (Bu Bad) dan Gus Sabut putra almarhum Gus Mik (yang mengomandani Jama’ah Sima’an Al-Qur’an Mantab) dll.
Pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan forum pendidikan dan pengajaran model salafaiyah.
Program Pendidikan.
Program pendidikan dan pengajaran di ponpes Al-Falah, terdiri dari: Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun) , dan Majelis Musyawarah Riyadlotut Tholabah (5 tahun).
Pada tingkat Ibtidaiyah bahan yang banyak ditekankan yaitu duduk masalah kepercayaan dan akhlak, sedangkan untuk tingkat Tsanawiyah ditekankan pada bahan ilmu nahwu / sharaf dan ditambah ilmu fiqih, faroidl serta balaghah. Adapun Majelis Musyawarah merupakan acara kajian kitab fiqih, yakni Fathul Qorib, selama satu tahun, Kitab Fathul Mu’in selama 1 tahun dan Fathul Wahab selama 3 tahun.
PENGASUH/PIMPINAN PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO
1. KH. A. Djazuli Usman
2. KH. Zainuddin Djazuli putra Kiai Djazuli
3. KH. Nurul Huda (Gus Dah) yang mengasuh pondok pesantren putri
4. KH. Fuad Mun’im (Gus Fu’)
5. KH. Munif,
6. Bu Nyai Hj. Badriyah (Bu Bad) dan
7. Gus Sabut putra almarhum Gus Mik
SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO
Pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan forum pendidikan dan pengajaran model salafiyah.
Program Pendidikan.
Program pendidikan dan pengajaran di ponpes Al-Falah, terdiri dari: Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun) , dan Majelis Musyawarah Riyadlotut Tholabah (5 tahun).
DAFTAR ISI
1. Sejarah Ponpes Al-Falah Ploso
3. Pengasuh/pimpinan Pesantren Ploso
4. Sistem Pendidikan Pesantren Ploso
5. Syarat dan Biaya Pendaftaran
6. Profil KH Djazuli Usman Pendiri Ponpes Ploso
7. Profil KH Hamim Djazuli (Gus Miek)
SEJARAH PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO KEDIRI
Pada 1 Januari 1925, KH. A. Djazuli Usman mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Ia memanfaatkan serambi Masjid untuk acara mencar ilmu mengajar para santri. Tanpa terasa santri yang mencar ilmu dengan KH. A.Djazuli membengkak menjadi 100 orang.
Masyarakat sekitar pondok pesantren Al-Falah Ploso pada awalnya tergolong masyarakat abangan (jauh dari agama). Ketika awal berdiri, banyak masyarakatnya mencemooh pondok pesantren Al-Falah. Apalagi para pejabat dan bandar judi, yang setatus quonya mulai terganggu. Mereka sering mengembangkan isu-isu sesat terhadap pondok pesantren ini.
Fenomena semacam itu memang menjadi tantangan berat bagi pesantren yang menjadi pusat acara simakan Al-Qur’an Mantab ini. Namun para pengurusnya tidak merasa gentar. Justru tantangan itu membulatkan tekad mereka untuk mengubah masyarakat abangan, menjadi masyarakat yang islami. Hasilnya ibarat kini ini. Pesantren terus berkembang, dan kehidupan islami tercipta dengan sendirinya di sekitar pondok pesantren.
Pondok pesantren yang letaknya ditepi sungai Berantas ini banyak mengambil keuntungan dari letak geografis tersebut. Sungai yang populer deras airnya dan terus mengalir sepanjang demam isu banyak memperlihatkan kehidupan para santri serta para masyarakat sekitarnya. Dipinggir sungai inilah terletak desa Ploso, 15 km arah selatan dari Kediri. Potensi wilayah ibarat ini sangat besar lengan berkuasa terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Umumnya mereka memanfaatkan tanah yang subur ditepi sungai berantas untuk bercocok tanam.
Organisasi Kelembaganan
Ponpes Alfalah Ploso menganut sistem administrasi tradisional, dalam arti, kepemimpinan tunggal yang tersentral pada figur seorang kiai memegang otoritas yang tinggi dalam pengelolaan pesantren. Manajemen semacam itu terus berlangsung hingga pada ketika kini ketika pesantren ini diasuh oleh KH. Zainuddin Djazuli putra Kiai Djazuli. KH. Zainuddin dalam mengasuh pesantren yang sering dipakai acara tingkat regional ini dibantu para adik-adiknya dan saudara-saudaranya, ibarat KH. Nurul Huda (Gus Dah) yang mengasuh pondok pesantren putri, KH. Fuad Mun’im (Gus Fu’), KH. Munif, Bu Nyai Hj. Badriyah (Bu Bad) dan Gus Sabut putra almarhum Gus Mik (yang mengomandani Jama’ah Sima’an Al-Qur’an Mantab) dll.
Pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan forum pendidikan dan pengajaran model salafaiyah.
Program Pendidikan.
Program pendidikan dan pengajaran di ponpes Al-Falah, terdiri dari: Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun) , dan Majelis Musyawarah Riyadlotut Tholabah (5 tahun).
Pada tingkat Ibtidaiyah bahan yang banyak ditekankan yaitu duduk masalah kepercayaan dan akhlak, sedangkan untuk tingkat Tsanawiyah ditekankan pada bahan ilmu nahwu / sharaf dan ditambah ilmu fiqih, faroidl serta balaghah. Adapun Majelis Musyawarah merupakan acara kajian kitab fiqih, yakni Fathul Qorib, selama satu tahun, Kitab Fathul Mu’in selama 1 tahun dan Fathul Wahab selama 3 tahun.
PENGASUH/PIMPINAN PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO
1. KH. A. Djazuli Usman
2. KH. Zainuddin Djazuli putra Kiai Djazuli
3. KH. Nurul Huda (Gus Dah) yang mengasuh pondok pesantren putri
4. KH. Fuad Mun’im (Gus Fu’)
5. KH. Munif,
6. Bu Nyai Hj. Badriyah (Bu Bad) dan
7. Gus Sabut putra almarhum Gus Mik
SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO
Pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan forum pendidikan dan pengajaran model salafiyah.
Program Pendidikan.
Program pendidikan dan pengajaran di ponpes Al-Falah, terdiri dari: Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun) , dan Majelis Musyawarah Riyadlotut Tholabah (5 tahun).
Pada tingkat Ibtidaiyah bahan yang banyak ditekankan yaitu duduk masalah kepercayaan dan akhlak, sedangkan untuk tingkat Tsanawiyah ditekankan pada bahan ilmu nahwu / sharaf dan ditambah ilmu fiqih, faroidl serta balaghah. Adapun Majelis Musyawarah merupakan acara kajian kitab fiqih, yakni Fathul Qorib, selama satu tahun, Kitab Fathul Mu’in selama 1 tahun dan Fathul Wahab selama 3 tahun.
MISRIU
Jenjang pendidikan di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri dimulai dari Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul ‘Uqul (MISRIU) dengan dua tingkatan; Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.
Pada tingkatan Ibtidaiyah ditempuh selama 3 tahun yang bahan pendidikannya memprioritaskan pembinaan akhlaq santri (Moralitas dan Mentalitas), pengembangan wawasan santri, menulis aksara arab, tajwid, pemantapan tauhid dan pengenalan dasar-dasar gramatika arab (ilmu nahwu shorof) sebagai persiapan memasuki tingkat Tsanawiyah.
Selanjutnya di tingkat Tsanawiyah, ditempuh selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah, bahan yang ditekankan yaitu pendalaman ilmu nahwu, shorof (dengan kajian utama ; kelas 1 kitab Jurumiyah, kelas 2 kitab ‘Imrithy dan kelas 3 kitab Alfiyah Ibni Malik serta dilengkapi pula kajian tauhid, fiqh dan risalatul mahidl sebagai penyempurna. Sedangkan di kelas 4 Tsanawiyah lebih dititik beratkan pada penguasaan ilmu balaghoh (kesusastraan), mantiq (logika), qowa’idul fiqhiyah dan faroidl (waris).
Kegiatan madrasah dilaksanakan pada pukul 07.30 s/d pukul 10.30, mulai hari Sabtu s/d hari Kamis. Dan setiap ba’da Isya’ dilaksanakan musyawarah (diskusi bersama) hingga pukul 22.30.
Masih dalam naungan MISRIU, dibuka pula madrasah siang (Nahariyah) dan madrasah malam (Lailiyah).
MADRASAH NAHARIYAH
Memberi kesempatan untuk siswa diluar pondok (desa) yang tidak sanggup mengikuti sekolah pagi dengan biaya lebih ringan. Kegiatan sekolah dimulai pada pukul 13.30 s/d 15.00
MADRASAH LAILIYAH
Sekolah malam yang dimulai pada pukul 19.00 s/d 20.30 untuk siswa pondok yang juga mengikuti sekolah umum. Sebagai pendalaman bahan pelajaran dilaksanakan musyawarah sesudah ashar hingga pukul 16.15 WIB. Ditambah privat untuk pelajaran umum pukul 21.30 – 22.30
RIYADLATUT THALIBAT
Setelah siswa menamatkan sekolah di MISRIU (Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul ‘Uqul), berikutnya siswa akan ditempa di jenjang musyawarah Riyadlotut Tholibat. Sistem yang diterapkan pada jenjang ini yaitu kemandirian berfikir santri, keberanian mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan benar, terutama masalah-masalah fiqhiyah sesuai dengan perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Pada tingkat ini terdiri dari 2 fraksi. Fraksi I dengan mengambil kajian pokok kitab Fathul Qorib yang ditempuh dalam waktu satu tahun. Fraksi II dengan kajian pokok kitab Fathul Mu’in juga ditempuh dalam waktu satu tahun.
Selain mengikuti kajian-kajian diatas, para santri juga diterjunkan dakwah di tengah-tengah masyarakat guna memberi pencerahan sekaligus sebagai sarana praktikum para santri. Dengan demikian, diperlukan sesudah menamatkan jenjang ini, santri benar-benar menjadi generasi tangguh yang sanggup menghadapi tantangan zaman.
TAHAFUDZUL QUR'AN
Bagi santri yang telah atau akan menghafal Al Qur’an disediakan asrama khusus dengan kemudahan yang memadai. Tetap sanggup mengikuti acara pondok dan madrasah atau musyawarah.
KEGIATAN
1. Pengajian
Yang Dikaji yaitu Al Qur’an, Shohih Bukhori, Tafsir Jalalain, Fathul Qorib, Ta’limul Muta’allim, Bidayatul Hidayah, Fathul Mu’in dan kitab-kitab yang lain.
2. Ubudiyah
Mujahadah, membaca surat Al Waqi’ah, membaca Burdah, Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jailani, Diba’iyah, Dzikrul Ghofilin, Tahlil, Yasin dan lain-lain.
EKSTRAKURIKULER
Seni baca Al Qur’an, Kaligrafi, praktek mengajar, bahtsul masa’il diniyah, mading (majalah dinding), pelatihan khitobah, Jum’at bersih, olahraga, bimbingan pelajaran umum, kursus komputer, menjahit dan lain-lain.
SYARAT DAN BIAYA PENDAFTARAN
PONDOK
1. Sowan Romo Kyai dengan disertai wali.
2. Mendaftarkan diri di kantor pada jam kerja.
3. Mengisi formulir pendaftaran.
4. Membayar uang registrasi Rp. 20.000
5. Membayar Kartu Tanda Santri Rp. 15.000
MADRASAH
1. Mendaftarkan diri di kantor pada jam kerja.
2. Mengisi formulir pendaftaran.
3. Membayar uang registrasi Rp. 20.000
4. Membayar uang raport Rp. 20.000
5. Membayar uang seragam (2 baju, 1 minang) Rp. 85.000
6. Mengikuti tes ujian masuk dengan bahan ujian sebagai berikut :
a Kelas III Ibtidaiyah : Tajwid, Tauhid dan Fiqih.
b Kelas I Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, I’lal, Fiqih dan Membaca kitab
kosongan.
c Kelas II Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, I’lal, Fiqih, Membaca kitab
kosongan dan Muhafadhoh Imrithi 150 bait.
d Kelas III Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, Fiqih, Membaca kitab kosongan
dan Muhafadhoh Alfiyah 500 bait.
e Kelas IV Tsanawiyah : Nahwu, Balaghoh, Fiqih, Membaca dan Murodi
kitab kosongan.
7. Menyerahkan foto copy ijazah pendidikan akhir.
PEMBAYARAN
Pertahun
Pondok
- I’anah Pondok Rp. 200.000
- Dana Sehat Rp. 55.000
- Sumbangan Wajib Pembangunan ( SWP ) Rp. 50.000
Madrasah
- I’anah MISRIU Rp. 225.000
- Iuran Semester I & II Rp. 75.000
PROFIL KH AHMAD DJAZULI USMAN PENDIRI PESANTREN PLOSO
KH. Achmad Djazuli Utsman, pendiri dan pengasuh I Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri.
Ia lahir di awal kurun XIX, tepatnya tanggal 16 Mei 1900 M. Ia yaitu anak Raden Mas M. Utsman seorang Onder Distrik (penghulu kecamatan). Sebagai anak bangsawan, Mas’ud beruntung, alasannya yaitu ia bisa mengenyam pendidikan sekolah formal ibarat SR, MULO, HIS bahkan hingga sanggup duduk di tingkat akademi tinggi STOVIA (Fakultas Kedokteran UI sekarang) di Batavia.
Sepulang dari tanah suci, Mas’ud lalu pulang ke tanah kelahirannya, Ploso dan hanya membawa sebuah kitab yakni Dalailul Khairat. Selang satu tahun kemudian, 1923 ia meneruskan nyantri ke Tebuireng Jombang untuk memperdalam ilmu hadits di bawah bimbingan pribadi Hadirotusy Syekh KH. Hasjim Asya’ri.
Setelah dirasa cukup, ia lalu melanjutkan ke Pesantren Tremas yang diasuh KH. Ahmad Dimyathi (adik kandung Syeikh Mahfudz Attarmasiy) dan pondok Termas menjadi persinggahan final sebelum dia mendirikan pondok pesantren Al-Falah di Ploso Kediri.
PROFIL KH HAMIM DJAZULI/GUS MIEK
KH Hamim Tohari Djazuli atau dekat dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940,beliau yaitu putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan hebat tarikat pendiri ponpes Al Falah mojo Kediri).
Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran yaitu kawasan mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek mencicipi ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek meninggal dunia menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya.
SKRIPSI TENTANG PONPES AL-FALAH PLOSO KEDIRI
Judul tesis: Paradigma Kyai Pondok Pesantren Salafiyah dalam Mempertahankan Visi Misinya di Era Globalisasi (Studi Kasus Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri)
Penulis : Budy Pranoto
Tahun : 2007
Fakultas : Pasca Sarjana
Jurusan : S2 Manajemen Pendidikan Islam
Universitas : UIN Maliki
Abstraksi:
Pondok pesantren Al Falah di desa Ploso Mojo Kediri dari awal didirikannya hingga ketika ini tetap memakai model salafiyah. Pondok ini mempunyai kecenderungan penguasaan ilmu, pemahaman pemikiran dan tradisi ulama-ulama salaf yang hidup pada zaman tiga generasi sesudah masa Nabi Muhammad Saw. Pondok pesantren Al Falah yang memprioritaskan kebutuhan alam abadi dalam orientasi pendidikannya. Hal ini berdampak minat calon santri mencar ilmu pondok ini cenderung menurun pada tiga tahun terakhir ini, santri kurang bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat modern yang telah berubah dan berpola pikir yang matrealitik, alumni pesantren salafiyah tidak bisa berkompetisi dalam dunia kerja alasannya yaitu kompetensi santri pesantren salafiyah belum diakui oleh stackeholder.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kyai pondok pesantren al Falah Ploso Mojo Kediri dalam mempertahankan model pesantren salafiyah di pondok pesantren salafiyah mempunyai alalasan-alasan tertentu diantaranya: a) Pencapaian kefokusan mendalami ilmu agama Islam sehingga bisa menjiwai ilmu yang dipelajari dengan semaksimal mungkin. b) Keikhlasan dalam beribadah pada Allah menjadi sebuah tujuan pendidikan baik bagi forum dan santri-santrinya. c) Mematuhi amanah yang telah diamanatkan oleh pendiri pondok pesantren Al Falah. d) Melestarikan ilmu dan ajaran-ajaran ulama salaf yang berpegangan pada aliran hebat sunnah wal jamaah. e) Pondok pesantren salafiyah benteng pertahanan untuk menyelamatkan agama Islam dari aliran-aliran yang menyimpang dari Al Alquran dan Hadis Nabi Muhamma Saw.
Temuan ini bertentangan dengan konsep keseimbangan bertindak dan bersedekah dari aliran Islam ibarat dalam hadis nabi yang menyatakan," Sedangkan kini ini pesantren besar maupun kecil dari hari ke hari bertambah dan mulai menerapkan konsep keseimbangan pendidikannya. Sebuah konsep pemenuhan kebutuhan pendidikan Islam yang berorientasi untuk kepentingan dunia dan alam abadi secara berimbang dan bersama-sama. Seperti konsep Nabi," beramallah kau untuk kepentingan duniamu seolah-olah kau hidup selamanya dan beramallah kau untuk akhiratmu seolah-olah kau meninggal di hari besok." Serta," Bagi siapa yang menghendaki dunia maka wajib untuk mempelajari ilmu dunia. Bagi siapa yang menghendaki alam abadi maka wjib mempelajari ilmu alam abadi bagi siapa yang ingin kedua-duanya wajib mempunyai ilmu dunia dan akhirat."
Sumber https://www.alkhoirot.net
MISRIU
Jenjang pendidikan di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri dimulai dari Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul ‘Uqul (MISRIU) dengan dua tingkatan; Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.
Pada tingkatan Ibtidaiyah ditempuh selama 3 tahun yang bahan pendidikannya memprioritaskan pembinaan akhlaq santri (Moralitas dan Mentalitas), pengembangan wawasan santri, menulis aksara arab, tajwid, pemantapan tauhid dan pengenalan dasar-dasar gramatika arab (ilmu nahwu shorof) sebagai persiapan memasuki tingkat Tsanawiyah.
Selanjutnya di tingkat Tsanawiyah, ditempuh selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah, bahan yang ditekankan yaitu pendalaman ilmu nahwu, shorof (dengan kajian utama ; kelas 1 kitab Jurumiyah, kelas 2 kitab ‘Imrithy dan kelas 3 kitab Alfiyah Ibni Malik serta dilengkapi pula kajian tauhid, fiqh dan risalatul mahidl sebagai penyempurna. Sedangkan di kelas 4 Tsanawiyah lebih dititik beratkan pada penguasaan ilmu balaghoh (kesusastraan), mantiq (logika), qowa’idul fiqhiyah dan faroidl (waris).
Kegiatan madrasah dilaksanakan pada pukul 07.30 s/d pukul 10.30, mulai hari Sabtu s/d hari Kamis. Dan setiap ba’da Isya’ dilaksanakan musyawarah (diskusi bersama) hingga pukul 22.30.
Masih dalam naungan MISRIU, dibuka pula madrasah siang (Nahariyah) dan madrasah malam (Lailiyah).
MADRASAH NAHARIYAH
Memberi kesempatan untuk siswa diluar pondok (desa) yang tidak sanggup mengikuti sekolah pagi dengan biaya lebih ringan. Kegiatan sekolah dimulai pada pukul 13.30 s/d 15.00
MADRASAH LAILIYAH
Sekolah malam yang dimulai pada pukul 19.00 s/d 20.30 untuk siswa pondok yang juga mengikuti sekolah umum. Sebagai pendalaman bahan pelajaran dilaksanakan musyawarah sesudah ashar hingga pukul 16.15 WIB. Ditambah privat untuk pelajaran umum pukul 21.30 – 22.30
RIYADLATUT THALIBAT
Setelah siswa menamatkan sekolah di MISRIU (Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul ‘Uqul), berikutnya siswa akan ditempa di jenjang musyawarah Riyadlotut Tholibat. Sistem yang diterapkan pada jenjang ini yaitu kemandirian berfikir santri, keberanian mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan benar, terutama masalah-masalah fiqhiyah sesuai dengan perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Pada tingkat ini terdiri dari 2 fraksi. Fraksi I dengan mengambil kajian pokok kitab Fathul Qorib yang ditempuh dalam waktu satu tahun. Fraksi II dengan kajian pokok kitab Fathul Mu’in juga ditempuh dalam waktu satu tahun.
Selain mengikuti kajian-kajian diatas, para santri juga diterjunkan dakwah di tengah-tengah masyarakat guna memberi pencerahan sekaligus sebagai sarana praktikum para santri. Dengan demikian, diperlukan sesudah menamatkan jenjang ini, santri benar-benar menjadi generasi tangguh yang sanggup menghadapi tantangan zaman.
TAHAFUDZUL QUR'AN
Bagi santri yang telah atau akan menghafal Al Qur’an disediakan asrama khusus dengan kemudahan yang memadai. Tetap sanggup mengikuti acara pondok dan madrasah atau musyawarah.
KEGIATAN
1. Pengajian
Yang Dikaji yaitu Al Qur’an, Shohih Bukhori, Tafsir Jalalain, Fathul Qorib, Ta’limul Muta’allim, Bidayatul Hidayah, Fathul Mu’in dan kitab-kitab yang lain.
2. Ubudiyah
Mujahadah, membaca surat Al Waqi’ah, membaca Burdah, Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jailani, Diba’iyah, Dzikrul Ghofilin, Tahlil, Yasin dan lain-lain.
EKSTRAKURIKULER
Seni baca Al Qur’an, Kaligrafi, praktek mengajar, bahtsul masa’il diniyah, mading (majalah dinding), pelatihan khitobah, Jum’at bersih, olahraga, bimbingan pelajaran umum, kursus komputer, menjahit dan lain-lain.
SYARAT DAN BIAYA PENDAFTARAN
PONDOK
1. Sowan Romo Kyai dengan disertai wali.
2. Mendaftarkan diri di kantor pada jam kerja.
3. Mengisi formulir pendaftaran.
4. Membayar uang registrasi Rp. 20.000
5. Membayar Kartu Tanda Santri Rp. 15.000
MADRASAH
1. Mendaftarkan diri di kantor pada jam kerja.
2. Mengisi formulir pendaftaran.
3. Membayar uang registrasi Rp. 20.000
4. Membayar uang raport Rp. 20.000
5. Membayar uang seragam (2 baju, 1 minang) Rp. 85.000
6. Mengikuti tes ujian masuk dengan bahan ujian sebagai berikut :
a Kelas III Ibtidaiyah : Tajwid, Tauhid dan Fiqih.
b Kelas I Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, I’lal, Fiqih dan Membaca kitab
kosongan.
c Kelas II Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, I’lal, Fiqih, Membaca kitab
kosongan dan Muhafadhoh Imrithi 150 bait.
d Kelas III Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, Fiqih, Membaca kitab kosongan
dan Muhafadhoh Alfiyah 500 bait.
e Kelas IV Tsanawiyah : Nahwu, Balaghoh, Fiqih, Membaca dan Murodi
kitab kosongan.
7. Menyerahkan foto copy ijazah pendidikan akhir.
PEMBAYARAN
Pertahun
Pondok
- I’anah Pondok Rp. 200.000
- Dana Sehat Rp. 55.000
- Sumbangan Wajib Pembangunan ( SWP ) Rp. 50.000
Madrasah
- I’anah MISRIU Rp. 225.000
- Iuran Semester I & II Rp. 75.000
PROFIL KH AHMAD DJAZULI USMAN PENDIRI PESANTREN PLOSO
KH. Achmad Djazuli Utsman, pendiri dan pengasuh I Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri.
Ia lahir di awal kurun XIX, tepatnya tanggal 16 Mei 1900 M. Ia yaitu anak Raden Mas M. Utsman seorang Onder Distrik (penghulu kecamatan). Sebagai anak bangsawan, Mas’ud beruntung, alasannya yaitu ia bisa mengenyam pendidikan sekolah formal ibarat SR, MULO, HIS bahkan hingga sanggup duduk di tingkat akademi tinggi STOVIA (Fakultas Kedokteran UI sekarang) di Batavia.
Sepulang dari tanah suci, Mas’ud lalu pulang ke tanah kelahirannya, Ploso dan hanya membawa sebuah kitab yakni Dalailul Khairat. Selang satu tahun kemudian, 1923 ia meneruskan nyantri ke Tebuireng Jombang untuk memperdalam ilmu hadits di bawah bimbingan pribadi Hadirotusy Syekh KH. Hasjim Asya’ri.
Setelah dirasa cukup, ia lalu melanjutkan ke Pesantren Tremas yang diasuh KH. Ahmad Dimyathi (adik kandung Syeikh Mahfudz Attarmasiy) dan pondok Termas menjadi persinggahan final sebelum dia mendirikan pondok pesantren Al-Falah di Ploso Kediri.
PROFIL KH HAMIM DJAZULI/GUS MIEK
KH Hamim Tohari Djazuli atau dekat dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940,beliau yaitu putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan hebat tarikat pendiri ponpes Al Falah mojo Kediri).
Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran yaitu kawasan mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek mencicipi ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek meninggal dunia menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya.
SKRIPSI TENTANG PONPES AL-FALAH PLOSO KEDIRI
Judul tesis: Paradigma Kyai Pondok Pesantren Salafiyah dalam Mempertahankan Visi Misinya di Era Globalisasi (Studi Kasus Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri)
Penulis : Budy Pranoto
Tahun : 2007
Fakultas : Pasca Sarjana
Jurusan : S2 Manajemen Pendidikan Islam
Universitas : UIN Maliki
Abstraksi:
Pondok pesantren Al Falah di desa Ploso Mojo Kediri dari awal didirikannya hingga ketika ini tetap memakai model salafiyah. Pondok ini mempunyai kecenderungan penguasaan ilmu, pemahaman pemikiran dan tradisi ulama-ulama salaf yang hidup pada zaman tiga generasi sesudah masa Nabi Muhammad Saw. Pondok pesantren Al Falah yang memprioritaskan kebutuhan alam abadi dalam orientasi pendidikannya. Hal ini berdampak minat calon santri mencar ilmu pondok ini cenderung menurun pada tiga tahun terakhir ini, santri kurang bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat modern yang telah berubah dan berpola pikir yang matrealitik, alumni pesantren salafiyah tidak bisa berkompetisi dalam dunia kerja alasannya yaitu kompetensi santri pesantren salafiyah belum diakui oleh stackeholder.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kyai pondok pesantren al Falah Ploso Mojo Kediri dalam mempertahankan model pesantren salafiyah di pondok pesantren salafiyah mempunyai alalasan-alasan tertentu diantaranya: a) Pencapaian kefokusan mendalami ilmu agama Islam sehingga bisa menjiwai ilmu yang dipelajari dengan semaksimal mungkin. b) Keikhlasan dalam beribadah pada Allah menjadi sebuah tujuan pendidikan baik bagi forum dan santri-santrinya. c) Mematuhi amanah yang telah diamanatkan oleh pendiri pondok pesantren Al Falah. d) Melestarikan ilmu dan ajaran-ajaran ulama salaf yang berpegangan pada aliran hebat sunnah wal jamaah. e) Pondok pesantren salafiyah benteng pertahanan untuk menyelamatkan agama Islam dari aliran-aliran yang menyimpang dari Al Alquran dan Hadis Nabi Muhamma Saw.
Temuan ini bertentangan dengan konsep keseimbangan bertindak dan bersedekah dari aliran Islam ibarat dalam hadis nabi yang menyatakan," Sedangkan kini ini pesantren besar maupun kecil dari hari ke hari bertambah dan mulai menerapkan konsep keseimbangan pendidikannya. Sebuah konsep pemenuhan kebutuhan pendidikan Islam yang berorientasi untuk kepentingan dunia dan alam abadi secara berimbang dan bersama-sama. Seperti konsep Nabi," beramallah kau untuk kepentingan duniamu seolah-olah kau hidup selamanya dan beramallah kau untuk akhiratmu seolah-olah kau meninggal di hari besok." Serta," Bagi siapa yang menghendaki dunia maka wajib untuk mempelajari ilmu dunia. Bagi siapa yang menghendaki alam abadi maka wjib mempelajari ilmu alam abadi bagi siapa yang ingin kedua-duanya wajib mempunyai ilmu dunia dan akhirat."
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi: