Agar Doa Sehabis Sholat Fardhu Dikabulkan, Ketahui Adat Berdoa Berikut Ini


doa setelah sholat fardhu via reportaseterkini.net

Setelah melaksanakan sholat fardhu ataupun shalat sunnah, hendaknya untuk tidak meninggalkan doa. Setelah salam (selesai sholat), dianjurkan membaca wirid dan dzikir, lalu panjatkanlah doa. Doa setelah sholat fardhu ialah proposal bagi setiap muslim yang telah berkewajiban menunaikan sholat.

Pada dasarnya, bacaan doa setelah sholat fardhu merupakan kumpulan doa-doa islami Bahasa Arab yang digabungkan atau dibaca setelah sholat. Misalnya, membaca doa memohon dijauhkan dari kejahatan, lalu disusul atau dilanjutkan dengan doa selamat dunia darul abadi dan seterusnya.

Kata orang tua, jikalau seseorang ketika selesai salam (dalam sholat) pribadi pergi tanpa membaca doa setelah shalat fardhu, maka kelak di alam kubur ia akan menjadi seekor monyet. Entah itu benar adanya atau hanya sekedar menakut-nakuti anaknya biar mereka pada melaksanakan doa setelah sholat fardhu.

Bagaimana doa setelah sholat fardhu sesuai sunah Rasulullah?


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ


Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Hamdayyu-waafii ni’amahuuwayukaafi’u maziidah. Yaa rabbanaa lakalhamdu wa lakasy syukruka-maa yambaghiilijalaaliwajhika wa ‘azhiimisul-thaanik

Artinya :
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu."

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَةً تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ.وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَيَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَاتِ


Allaahumma shalliwasallim ’ala sayyidinaa muhammadiw wa ‘ala aali sayyidinaa muhammad shalaatan tun jihnaa bihatsa min jamii’il ahwaali wal aafaat. Wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al hajaat. Wa tuthahhirunaa bihaa min jamits sayyi’aat. Wa atarfa ‘unaabihaa ‘indaka ‘aladdarajaat. Wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayaati minjamii’il khairaatifil hayaati wa ba’dal mamaat. Innahu samii’un qariibum mujiibudda’awaat wayaa qaadhiyal hajaat

Artinya :
"Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang sanggup menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan penyakit, yang sanggup memenuhi segala kebutuhan kami, yang sanggup mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang sanggup mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan sanggup memberikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun setelah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya."

اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ


Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wa aakhirah. Wa ‘aafiyatan fil jasadi wa shihhatan fil badani wa ziyaadatan fil’ilmi wa barakatan firrizqi wa taubatan qablal simpulan hayat wa rahmatan ‘indalmaut wa maghfiratan ba’dal maut. Allaahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil simpulan hayat wan najaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab

Artinya :
"Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, pemanis ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum tiba maut, rahmat pada ketika tiba maut, dan ampunan setelah tiba maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada ketika dilaksanakan hisab."

اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ


Allaahumma innaa na ‘uudzubika minal‘ajzi wal kasali wal bukhli wal harami wa ‘adzaabil qabri

Artinya :
"Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir, pikun dan dari azab kubur."

اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَيُسْتَجَابُ لَهَا


Allahummaa innaa na’uudzubika min’ilmin laa yanfa’u wa min qalbii laa yakhsya’u wa min nafsin laa tasyaba’u wa min da’watin laa yustajaabu lahaa

Artinya :
"Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yanag tak terkabul."

رَبَّنَااغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا وَلِمَنْ اَحَبَّ وَاَحْسَنَ اِلَيْنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ


Rabbanagh firlanaa dzunuubanaa wa liwaalidiinaa walimasyaayikhinaa wa limu’alli-miinaa wa liman lahuu haqqun ‘alainaa wa liman ahabba wa ahsana ilainaa wa likaaffatil mus limiin ajma’iin

Artinya :
"Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang renta kami, para sesepuh kami, para guru kami, orang-orang yang memiliki hak atas kami, orang-orang yang cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam."

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii’ul ’aliim, wa tub’alainaa innaka antat tawwabur rahiim

Artinya :
"Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, bahwasanya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, bahwasanya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang."

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


Rabbanaa aatinaa fiduunnyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaa ban naar

Artinya :
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka."

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Washallallahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihiwa shahbihiiwa sallam, wal hamdu lillaahirabbil ‘aalamiin

Artinya :
"Semoga Allah memperlihatkan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam."

Lalu, bagaimana etika dalam membaca doa setelah sholat fardhu?

ilustrasi etika doa via Rumaysho.Com

1. Mencari Waktu Mustajab untuk Berdoa

Salah satu etika berdoa biar segera terkabul ialah mencari waktu yang mustajab untuk berdoa. Diantara waktu yang mustajab untuk berdoa ialah pada waktu sepertiga malam terakhir (waktu sahur), sore hari di hari jum’at, pada bulan Ramadhan, hari arafah.

Nabi SAW bersabda:

ينزل الله تعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الأخير فيقول عز وجل: من يدعونى فأستجب له، من يسألنى فأعطيه، من يستغفرنى فأغفر له

“Allah turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa 1/3 malam terakhir. Kemudian Allah berfirman, Barangsiapa berdoa kepadaku maka Aku akan mengabulkannya, barangsiapa yang meminta kepadaku akan kuberi, dan barangsiapa memohon ampunan kepadaku niscaya Aku ampuni’.” (HR. Muslim)

2. Memanfaatkan Keadaan yang Mustajab Untuk Berdoa

Di antara etika berdoa biar segera terkabul ialah ketika sedang terjadi peperangan, sujud, ketika turun hujan, waktu antara adzan dan iqamah dan menjelang berbuka ketika berpuasa.

Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata: “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka ketika peperangan sedang berkecamuk, ketika turun hujan, dan ketika iqamah pada sholat wajib. Maka manfaatkanlah ketika itu untuk berdoa.” (Syarhus Sunnah al-Baghawi 1: 327)

Nabi SAW bersabda: “Doa di antara waktu adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Abu Daud, An-Nasa’i, dan At-Tirmidzi)

Nabi SAW bersabda: “Keadaan terdekat seorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika bersujud. Maka perbanyaklah untuk berdoa.” (HR. Muslim)

3. Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan

Adab berdoa selanjutnya ialah menghadap ke arah qiblat serta mengangkat tangan. Diriwayatkan dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi SAW ketika berada di Padang Arafah menghadap kiblat dan terus berdoa hingga matahari terbenam. (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Salman radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Tuhan kau sekalian itu Malu & Maha Memberi. Dia aib kepada hambanya ketika hamba itu mengangkat tangan kepadanya namun kembali dengan tangan kosong.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Cara mengangkat tangan:
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu berkata: Nabi SAW ketika berdoa menggabungkan kedua telapak tangannya & mengangkatnya setinggi wajahnya (wajah menghadap telapak tangan). (HR. At-Thabrani)

4. Dengan Suara Pelan dan Tidak Dikeraskan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا

“Janganlah kau mengeraskan doamu dan jangan pula merendahkannya (menyamarkannya;pelan) dan carilah jalan tengah di antara kedua jalan itu.” (QS. Al-Isra: 110)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi Zakariya ‘alaihis salam yang berdoa dengan khusyu’ dan bunyi lirih (sedang).

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا (2) إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا

“(Yang dibacakan ini adalah) klarifikasi wacana rahmat Tuhanmu kepada hambaNya Zakaria [2]
Yaitu ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan bunyi yang lembut.” (QS. Maryam: 2–3)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“Berdoalah kalian kepada Tuhan kalian dengan merendah diri dan dengan bunyi yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 55)

Dari Abu Musa radhiallahu’anhu: Suatu ketika para sahabat pernah dzikir dengan berteriak-teriak. Kemudian Nabi SAW mengingatkan:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا ، إِنَّهُ مَعَكُمْ ، إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ

“Wahai para manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidaklah menyeru kepada Dzat yang tuli dan tidak ada, bahwasanya Allah beserta kalian, Dia ialah Dzat yang Maha mendengar lagi Maha dekat.” (HR. Bukhari)

5. Merendahkan Hati, Khusyu’ dan Penuh Harap

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Sesungguhnya mereka ialah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka ialah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)

6. Memantapkan Hati dan Yakin akan Terkabulnya Doa

Nabi SAW bersabda:

لا يقل أحدكم إذا دعا اللهم اغفر لي إن شئت اللهم ارحمني إن شئت ليعزم المسألة فإنه لا مُكرِه له

“Janganlah diantara kalian ketika berdoa berkata: ‘Ya Allah ampunilah saya jikalau Engkau menghendaki. Ya Allah belas kasihilah saya jikalau Engkau menghendaki. Hendaknya ia memantapkan permohonannya, alasannya ialah tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi SAW bersabda: “Apabila kalian berdoa, hendaknya memantapkan permohonannya. Sebab Allah tidak keberatan dan kesulitan mewujudkan sesuatu.” (HR. Ibn Hibban)

7. Mengulang-ulang Doa dan Merengek-rengek Dalam Berdoa

Ibn Mas’ud berkata: “Rasulullah SAW apabila berdoa ia mengulang-ulang hingga tiga kali. Dan apabila ia memohon kepada Allah, ia mengulanginya hingga tiga kali. (HR. Muslim)

Kemudian juga merengek-rengek dalam berdoa, contohnya “Yaa Allah ampunilah hambu-MU ini, ampunilah dosa-dosa hambu-Mu, ampunilah Yaa Allah hambu-MU yang penuh dosa ini. Hal ini memperlihatkan bersungguh-sungguh dalam berdoa.

8. Tidak Tergesa-gesa Segera Dikabulkannya Doa

Rasulullah SAW bersabda:

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى

“Akan dikabulkan (doa) diantara kalian selama tidak tergesa-gesa berkata ‘Saya telah berdoa namun belum dikabulkan‘.” (HR. Bukhari dan Muslim)

9. Memulai Doa dengan Memuji Allah dan Bershalawat Atas Nabi SAW

Bagian dari etika yang paling penting ketika berdoa ialah diawali dengan memuji kepada Allah dan bersholawat kepada Nabi SAW. Memuji kepada Allah ini sanggup dengan membaca “Hamdalah” atau “asmaul husna”.

Nabi SAW pernah mendengar orang berdoa yang tidak memuji kepada Allah dan tidak bershalawat kepada beliau. Kemudian Nabi SAW bersabda: “Orang ini terburu-buru.” lalu ia bersabda:

إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميد ربه جل وعز والثناء عليه ثم ليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بما شاء

“Apabila di antara kalian berdoa, hendaknya mengawalinya dengan memuji dan mengagungkan Allah, lalu hendaklah bershalawat kepada Nabi SAW. Kemudian berdoalah kalian sesuai kehendak.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)

Selain itu, perbanyak pula memohon ampunan dan taubat kepada Allah. Sebab, salah satu penghalang doa ialah dosa, maka perbanyak lah memohon ampunan dan taubat kepada Allah.

10. Hindari Mendoakan Keburukan

Dari Jabir radhiallahu’anhu, Nabi SAW bersabda:

لا تدعوا على أنفسكم، ولا تدعوا على أولادكم، ولا تدعوا على خدمكم، ولا تدعوا على أموالكم، لا توافق من الله ساعة يسأل فيها عطاء فيستجاب لكم

“Janganlah di antara kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan mendoakan (keburukan) bawah umur kalian, jangan mendoakan (keburukan) pembantu kalian, jangan mendoakan (keburukan) harta kalian. Bisa jadi ketika hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu yang mustajab, maka Allah kabulkan bagi mereka.” (HR. Abu Daud)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi SAW bersabda:

لا يزال الدعاء يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم

“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim.” (HR. Muslim dan Abu Daud)


Nah teman-teman itulah doa setelah sholat fardhu, silahkan teman-teman amalkan baik satu maupun lebih, apalagi kalau semuanya dibaca. Semoga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: