Hibah Dalam Islam

Hibah ialah proteksi kepada orang lain tanpa mengharapkan akhir dari orang diberi Hibah dalam Islam
Hibah ialah proteksi kepada orang lain tanpa mengharapkan akhir dari orang diberi. Walaupun demikian sunnah hukumnya membalas proteksi tersebut dengan sesuatu yang nilainya sama atau lebih baik atau minimal dengan ucapan terima kasih dan mendoakan si pemberi. Hukum berhibah ialah sunnah sebagaimana sunnahnya mendapatkan hadiah. Baik proteksi itu dari sesama muslim maupun dari non-muslim. Hibah yang tulus sama dengan hadiah dan sedekah.

TOPIK KONSULTASI ISLAM
  1. DEFINISI HIBAH
  2. BEDA HIBAH DENGAN JUAL BELI, PINJAMAN, WASIAT
  3. JENIS HIBAH
  4. DUA MACAM HIBAH
  5. SYARAT HIBAH
  6. RUKUN HIBAH ADA EMPAT
  7. HUKUM MENERIMA PEMBERIAN DAN UCAPAN KETIKA MENERIMA HADIAH
  8. UKURAN HIBAH
  9. YANG UTAMA DIBERI HIBAH ATAU HADIAH
  10. HUKUM MENERIMA DARI DAN MEMBERI HADIAH PADA NON-MUSLIM
  11. DALIL HIBAH, MENERIMA HADIAH DAN MEMBALAS PEMBERIAN
  12. CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM


DEFINISI HIBAH

Hibah ialah pengalihan hak milik dari pemilik pertama ketika ia masih hidup ke pihak kedua dengan tanpa kompenasi atau balasan. Hibah sanggup juga bermakna pembebasan hutang oleh kreditur kepada debitur. Hibah juga sanggup berarti sedekah, atau hadiah.


BEDA HIBAH DENGAN JUAL BELI, PINJAMAN, WASIAT

Ada sedikit perbedaan antara beberapa transaksi menyerupai hibah, hadiah, jual beli, pinjaman dan wasiat. Berikut perbedaannya:

Hibah: penyerahan kepemilikan dari si pemilik pada lainnya pada ketika pemilik masih hidup dengan tanpa kompensasi (Arab, iwadh, tukar menukar).
Jual beli: ialah pengalihan hak milik dari pemilik pertama ke pihak kedua dengan kompensasi (imbalan atau tukar menukar).
Pinjaman (iaroh) ialah penyerahan barang dari pemilik pada orang lain untuk diambil keuntungannya dan harus dikembalikan pada masa tertentu.
Wasiat ialah memperlihatkan sesuatu yang disandarkan pada waktu sehabis meninggalnya si pemilik.


JENIS HIBAH

Hibah ditinjau dari segi level antara pemberi dan yang diberi ada tiga jenis, yaitu:

a. Hibah apabila dari orang kaya pada orang yang lain maka itu untuk tujuan untuk mawaddah dan mahabbah (kasih sayang).
b. Apabila dari orang kaya pada orang miskin maka itu untuk tujuan kebaikan (ihsan) dan muwasat.
c. Apabila dari orang miskin pada orang kaya maka umumnya bertujuan untuk mukafa'ah.


DUA MACAM HIBAH

Ditinjau dari segi niat pemberi, hibah ada dua macam:

1. Hibah mutlaqoh yaitu hibah yang dilakukan tanpa mengharapkan timbal balik, hanya mengharapkan pahala dan kasih sayang, baik pada yang lebih rendah level ekonominya atau pada yang lebih tinggi atau pada sesamanya. Hibah mutlaqah hukumnya sunnah menurut pada hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah di atas. Hibah mutlaqah disebut juga dengan sadaqah.

2. Hibah muqoyyadah yaitu hibah yang dimaksudkan untuk mendapatkan laba duniawi. Hukumnya sama dengan jual beli. Hibah muqoyyadah ini umumnya terjadi apabila pemberi hibah berharap orang yang mendapat hibah akan memperlihatkan hibah atau hadiah yang nilainya lebih besar.


SYARAT HIBAH

Syarat ialah hal yang harus terpenuhi sebelum transaksi dilakukan:

a. Pemberi hibah harus orang yang boleh memakai hartanya (jaiz al-tasharruf); bukan mahjur alaih.
b. Pemberi hibah dalam keadaan bebas menentukan (tidak dalam paksaan).
c. Pemberi hibah ialah pemilik barang yang akan diberikan.
d. Barang yang diberikan harus ada secara konkret (hakiki).
e. Barang yang diberikan harus berupa harta yang berharga.
f. Benda yang dhibahkan harus menjadi milik al-wahib (pemberi hibah).


RUKUN HIBAH ADA EMPAT

Rukun ialah masalah yang harus terpenuhi ketika terjadi transaksi.

Iman Nawawi dalam Raudah Al-Talibin 5/357 menyatakan bahwa rukun hibah ada 4 yaitu:
a. Pemberi hibah (al-wahib)
b. Penerima hibah.
c. Ucapan serah terima (ijab qabul) sebagaimana halnya jual beli dan transaksi lain.
d. Benda yang dihibahkan (al-mauhub). Segala sesuatu yang boleh dijual, maka boleh dihibahkan. Dan masalah yang dihentikan dijual, maka tidak sah dihibahkan dengan beberapa pengecualian.


HUKUM MENERIMA PEMBERIAN DAN UCAPAN KETIKA MENERIMA HADIAH

Penerima hibah sunnah mendapatkan proteksi hadiah yang dianggap tidak ada tendensi sebagai suap atau gratifikasi. Dan sunnah membalas proteksi itu dengan proteksi yang sama atau lebih baik.

Apabila tidak punya benda untuk, maka setidaknya mengucapkan terima kasih dan mendoakan si pemberi menyerupai ucapan: كثّر الله خيرك (Semoga Allah memperbanyak kebaikan Anda), atau جزاك الله خيرا (Semoga Allah membalas kebaikan Anda).


UKURAN HIBAH

Kapan seseorang sebaiknya memberi hibah atau sedekah dan berapa yang sanggup dihibahkan?

a. Bagi orang yang mempunyai kesabaran yang tinggi dan sedikit tanggungan keluarga anak dan istri, ia boleh beramal atau hibah dengan seluruh hartanya atau dominan hartanya sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq.

b. Bagi orang yang tidak mempunyai kesabaran dan kekuatan huruf dan sanggup meminta pada orang lain apabila butuh, maka tidak halal baginya untuk berhibah atau beramal dengan seluruh atau sebagian besar hartanya. Ia harus menyimpan setidaknya 2/3 (dua pertiga) hartanya untuk diri sendiri dan keluarganya semoga tidak tergantung pada orang lain.


YANG UTAMA DIBERI HIBAH ATAU HADIAH

Prioritas orang yang paling berhak mendapat hibah atau hadiah ialah sebagai berikut (urutan berdasar prioritas) menurut dua hadits dari Aisyah dan Maimunah binti Al-Harits di atas:

1. Kerabat terdekat
2. Kerabat jauh.
3. Tetangga.
4. Teman baik kaya atau miskin.


HUKUM MENERIMA DARI DAN MEMBERI HADIAH PADA NON-MUSLIM

Boleh hukumnya memberi hadiah pada non-muslim dan mendapatkan hadiah darinya untuk melunakkan hatinya dan mengharapkan keislamannya. Berdasarkan hadis muttafaq alaih dari Anas bin Malik:
أُهْدِيَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم جُبَّةُ سُنْدُسٍ، وَكَانَ يَنْهَى عَنِ الحَرِيرِ، فَعَجِبَ النَّاسُ مِنْهَا، فَقال: «وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَمَنَادِيلُ سَعْدِ ابْنِ مُعَاذٍ فِي الجَنَّةِ أحْسَنُ مِنْ هَذَا

Dan hadits muttafaq alaih dari Anas bin Malik
أنَّ يَهُودِيَّةً أتَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بِشَاةٍ مَسْمُومَةٍ فَأكَلَ مِنْهَا، فَجِيءَ بِهَا، فَقِيلَ: ألا نَقْتُلُهَا؟ قال: «لا». فَمَا زِلتُ أعْرِفُهَا فِي لَهَوَاتِ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم


DALIL HIBAH, MENERIMA HADIAH DAN MEMBALAS PEMBERIAN

- QS Ali Imron 3:38

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Artinya: Ya Tuhanku, berilah saya dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.

- Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنهَا أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، فَهَل لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ

Artinya: Dari Aisyah seorang lelaki berkata pada Nabi: Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Saya kira, bila ia sempat berbicara pasti ia akan bershadaqah. Adakah baginya pahala bila saya bershadaqah untuknya ?". Maka ia menjawab : "Ya"

- Hadits riwayat Malik dalam Al-Muwatta'

تَصَافَحُوا يَذْهَبِ الْغِلُّ، وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا، وَتَذْهَبِ الشَّحْنَاءُ

Artinya: Saling berjabat tanganlah kalian, pasti akan hilang rasa dengki; dan saling memberi hadiahlah kalian, pasti kalian akan saling menyayangi dan akan lenyap rasa permusuhan

- Hadits riwayat Tirmidzi

تَهَادَوْا، فَإِنَّ الْهَدِيَّةَ تُذْهِبُ وَحَرَ الصَّدْرِ

Artinya: Saling memberi hadiahlah kamu, sebab hadiah itu sanggup menghilangkan perasaan tidak lezat di hati.

- Hadits riwayat Ahmad

مَنْ بَلَغَهُ مَعْرُوفٌ عَنْ أَخِيهِ مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ، وَلَا إِشْرَافِ نَفْسٍ فَلْيَقْبَلْهُ، وَلَا يَرُدَّهُ، فَإِنَّمَا هُوَ رِزْقٌ سَاقَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِ

Artinya: Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranya yang bukan sebab mengharap-harap dan meminta-minta , maka hendaklah dia menerimanya dan tidak menolaknya, sebab itu ialah rezeki yang diberikan Allah kepadanya.

- Hadits riwayat Bukhari
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ الله، إِنَّ لِي جَارَيْنِ، فَإِلَى أيِّهِمَا أهْدِي؟ قال: «إِلَى أقْرَبِهِمَا مِنْكِ باباً

Artinya: Dari Aisyah ia bertanya: Wahai Rasulullah saya punya dua tetangga. Siapakah yang saya beri hadiah lebih dulu? Nabi bersabda: Yang pintunya paling erat denganmu.

- Hadits riwayat Bukhari dan Muslim

عِنْ مَيْمُونَةَ بِنْتِ الحَارِثِ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أنَّهَا أعْتَقَتْ وَلِيدَةً فِي زَمَانِ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لِرَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: «لَوْ أعْطَيْتِهَا أخْوَالَكِ كَانَ أعْظَمَ لأَجْرِك

Artinya: Dari Maimunah binti Al-Harits bekerjsama ia memerdekatan seorang budak wanita pada zaman Nabi. Ia kemudian mengisahkan hal itu pada Rasulullah. Nabi bersabda: Seandainya engkau berikan dia pada pamanmu, pasti akan lebih besar pahala yang engkau dapat.

- Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar
عَنْ عَبْدِالله بْنِ عُمَرَ رَضِي اللهُ عَنْهُمَا قالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم يُعْطِينِي العَطَاءَ، فَأقُولُ: أعْطِهِ مَنْ هُوَ أفْقَرُ إِلَيْهِ مِنِّي. فَقال: «خُذْهُ، إِذَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا المَالِ شَيْءٌ وَأنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلا سَائِلٍ فَخُذْهُ، وَمَا لا فَلا تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ

- Hadits riwayat Tirmidzi dari Usamah bin Zaid
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللهُ خَيْراً فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثنَاء

Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:
close