Apa Kata Habib Umar Bin Hafidz Perihal Terorisme

Ditengah warta terorisme yang tersebar dimana mana ibarat kini ini, kita patut bersatu dan menguatkan kepercayaan serta keimanan kita supaya selalu berada dijalan yang benar dan diridhoi oleh ALLAH SWT.

Hal ini telah dijelaskan oleh ulama besar asal hadraumut (Yaman) Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim beberapa tahun yang kemudian ketika dia mengunjungi Indonesia untuk melaksanakan safari dakwahnya. Ulama dari Republik Yaman ini menyatakan Islam tidak mengenal terorisme, alasannya agama dibawa Nabi Muhammad SAW itu penuh dengan perdamaian dan saling menghargai.

"Islam itu bukan teroris, Islam yaitu rahmat bagi sekalian alam. Teroris yaitu istilah gres yang diciptakan orang-orang yang menginginkan kehancuran," katanya dihadapan ribuan warga usai memimpin zikir akbar menyambut tahun gres di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Menurutnya, teroris yang dilekatkan pada dunia Islam selama ini hanya istilah dipopulerkan oleh media barat dan umat Islam diimbau tidak terpengaruh dengan hal itu. Habib Umar menyampaikan Islam tidak identik dengan pembunuhan, perusakan, mengumbar kebencian ibarat dipahami oleh segelintir dunia barat. "Itu hanya sikap orang-orang kufur," katanya.

Pembunuhan terjadi setiap hari di seluruh serpihan dunia ketika ini dinilai alasannya umat insan di muka bumi sudah mengabaikan nur (cahaya) Islam dan keimanannya kepada Allah SWT. "Sesungguhnya itu terjadi alasannya jauhnya mereka dari nur Islam dan dogma kepada Allah," kata ulama karismatik tersebut.

Menurut Habib Umar, Islam melarang umatnya saling membenci dan mencaci maki satu sama lain hanya alasannya perbedaan anutan atau keyakinan, termasuk tidak dibenarkan membeci serta menghina agama lain. Allah SWT melarang umat Islam saling mencaci maki, bahkan mencaci maki Tuhan-Tuhan palsu kaum musyrikin sekalipun, alasannya cacian itu akan dibalas dengan cacian juga, sehingga menjadikan kehancuran," ujar Habib Umar.

Islam, kata dia, juga melarang umatnya mengkafirkan orang lain meskipun dia sudah duluan disebut kafir oleh orang lain. Umat Islam khususnya penganut Ahlusunnah Waljamaah diimbau untuk tidak terlalu fanatik menganut suatu ajaran, sehingga akan menjadi sulit mendapatkan perbedaan pendapat yang dikhawatirkan memicu perpecahan.

"Ahlussunah Waljamaah menjanjikan kedamaian, tetapi Ahlussunah Waljamaah tidak mengajarkan penganutnya fanatik. Karena itu kita tidak harus mengejek-ejek anutan lain," katanya.

Habib Umar mengimbau umat Islam khususnya penganut Ahlussunah Waljamaah untuk menjadi suri tauladan, sehingga anutan yang dianutnya menjadi panutan bagi umat lain. "Tidak harus mencaci maki untuk mengakui anutan kita," ujar dia.

Habib Umar meminta umat Islam supaya menanyakan sesuatu yang belum diketahuinya perihal Islam kepada ulama yang berkompeten dan tidak pribadi menyalahkan setiap ada perbedaan.

Ulama asal Yaman itu juga mengimbau kepada umat Islam seluruh dunia supaya menjadikan tsunami melanda Aceh 2004 yang merengut sekitar 230 ribu jiwa, sebagai materi renungan mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Tsunami itu pesan tersirat dari Allah SWT untuk memberi tanda bahwa Tuhan itu ada," kata Habib Umar yang ikut berziarah ke kuburan massal korban tsunami selama di Aceh.

sumber : republika
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: