Menentukan Jodoh Lewat Istikharah


 Apakah hasil dari shalat istikharah sanggup berubah kalau calon jodoh saya berubah pikiran Menentukan Jodoh Lewat Istikharah

Apakah hasil dari shalat istikharah sanggup berubah kalau calon jodoh saya berubah pikiran?

DAFTAR ISI
  1. Apakah Hasil Istikharah Menentukan Jodoh?
  2. Hasil Istikharah Bagus Tapi Orang Tua Menolak

APAKAH HASIL ISTIKHARAH BERARTI JODOH?

PERTANYAAN

saya sudah istikharah duduk kasus jodoh. sesudah beberapa kali sholat, dari mimpi-mimpi saya belum ada hasil yang niscaya nmun hati saya sudah mantap dan yakin.

1. sy penasaran sebenarxya hsl istikharah yang di anggap baik dan cocok bagaimana?
2. apakah hasil dari istikhrah sanggup berubah kalau beliau berubah?

JAWABAN

Hal yang diingat seputar shalat istikharah yaitu ia dilakukan dikala seseorang berada dalam dilema menentukan 2 (dua) hal atau lebih yang sama-sama baik berdasarkan syariah. Dalam soal jodoh, apabila Anda mempunyai pilihan 2 atau lebih laki-laki yang melamar Anda dan mereka sama-sama orang yang salih, maka istikharah patut dilakukan. Kalau jodoh itu cuma satu, dan beliau sudah memenuhi syarat berdasarkan agama, maka bahwasanya tidak perlu diistikharahkan.

Shalat istikharah dilakukan bukan untuk meminta petunjuk ghaib lewat mimpi. Ini praktik salah kaprah yang sering terjadi. Shalat istikharah dilakukan untuk menerima ketetapan hati. Dan berdasarkan Rasulullah, ketetapan hati itu sanggup dicapai sesudah melaksanakan shalat.

Jawaban pertanyaan ke-1: Istikharah yang baik yaitu adanya ketetapan hati untuk menentukan pilihan sesudah melaksanakan shalat istikharah.

Jawaban pertanyaan ke-2: Jangan membayangkan shalat istikharah menyerupai menerima petunjuk ghaib yang tiba lewat mimpi. Sekali lagi, shalat istikharah yaitu ketetapan atau kemantapan hati untuk menentukan pilihan sesudah shalat dilakukan. Adapun soal detail wacana kepribadian calon jodoh, silahkan meminta seseorang atau beberapa orang untuk menyelidikinya.

Jadi, menentukan jodoh hendaknya dilakukan melalui kenyataan yang rasional wacana calon jodoh Anda menyerupai apakah beliau taat pada agamanya, baik pada orang tuanya, dan baik berdasarkan orang-orang di sekitarnya, dll.

Dan bahwa istikharah tidak harus dilakukan. Ia bukan penentu utama. Kalau Anda menemukan jodoh yang cocok berdasarkan kriteria syariah, lebih baik Anda terima walaupun seandainya mimpi istikharah Anda menyampaikan lain.
______________________________________________________


HASIL SHALAT ISTIKHARAH BAGUS ORANG TUA MENOLAK

Assalamualaikum…Maaf kalau surat ini sangat panjang
Nama saya Z, usia 28 th, keturunan arab. Selama ini saya berteman dengan siapapun tanpa memperhitungkan SARA, termasuk ketika berkenalan dengan seorang laki2 lewat internet. Ketika laki2 itu berkata bahwa beliau menyukai saya, otomatis saya menolaknya sebab sebagai keturunan Arab, biasanya pihak keluarga yg memilihkan sesudah memeriksa keluarga/kepribadian laki2 itu. Apalagi kemudian saya tahu beliau nasrani, hasilnya saya berusaha menjauh darinya. Tapi bagaimanapun saya tidak sanggup membohongi diri sendiri kalau saya menyukainya sebab kami berdua sangat menyerupai dari segi kepribadian maupun minat… hasilnya saya sholat istikharah, tapi perasaan saya justru semakin mantap, yakin dan tenang.

Itulah yang menciptakan saya berani berafiliasi dengan beliau lagi, dengan pikiran kalau petunjuk dari sholat istikharah yg saya lakukan benar…suatu dikala beliau niscaya akan masuk islam, kalau tidak cepat atau lambat niscaya kami akan bermasalah. Selama 2-3 tahun tidak ada perubahan, kami tetap berafiliasi via internet sebab beliau beda kota. Akhirnya ketika saya sudah memutuskan menyerah, saya sholat lagi dan berkata pada Allah…kalau beliau bukan jodoh saya, tolong bantu saya mengikhlaskan dia. Tapi kalau beliau jodoh saya, tolong bukakan hatinya untuk mendapatkan Islam. Saya tidak menyampaikan apa2 ttg hal ini ke dia, tapi 3 bulan kemudian beliau minta dicarikan pondok pesantren sebab beliau mau masuk islam dan beliau sudah diusir selama sebulan oleh keluarganya. Buat saya ini petunjuk yg kedua selain kemantapan hati waktu sholat istikharah yg pertama.

Saya bahagia sekali, tapi sebab banyaknya kasus misionaris yg berpura2 masuk islam. saya masih agak takut jangan2 petunjuk ini salah. Karena itu saya sholat istikharah lagi, dan kali ini saya sanggup mimpi diajak teman2 bertemu keluarga beliau untuk pertama kalinya. Akhirnya saya benar2 yakin kalau insya Allah beliau memang jodoh saya, dan memberitahukan hal ini kepada orang tua. Reaksi orang renta sangat menyakitkan….mereka menghina saya dan laki2 itu. Mereka bilang saya sudah di pelet, laki2 itu cuma berniat memanipulasi untuk memurtadkan saya/anak2 saya nantinya, laki2 selain keturunan arab tidak akan diterima, saya anak durhaka bila terus melanjutkan hubungan dengan dia, bahkan mereka bilang hingga matipun tidak akan mendapatkan laki2 itu sebab beliau bukan arab dan mualaf, dsb.

Sekarang ini orang renta berusaha mendekatkan/mempertemukan saya dengan laki2 lain dari keturunan arab. Jujur kini saya stress dan galau mana yg benar….krn bukannya Nabi menyuruh menyerahkan segala urusan dengan istikharah? Nabi juga menyuruh mendengarkan bunyi hati untuk menentukan mana yg dosa dan mana yg bukan.
Saya tidak sanggup murka dan memahami reaksi mereka, mereka terlalu mengasihi saya dan ingin yg terbaik buat saya dunia akhirat. Tapi bila sholat istikharah, nazar, puasa dan sebagainya justru memantapkan hati saya, bukannya berarti itu memang petunjuk dari Allah kalau beliau jodoh saya?

Saya tidak ingin jadi anak durhaka, dan setahu saya ijab kabul tanpa wali ayah tidak sah. Tapi Ayah saya sangat keras orangnya, begitu kerasnya hingga mamapun tidak berani memberikan pendapatnya sendiri .Oh ya, Alhamdulillah laki2 yg saya sukai itu kemajuannya sesudah masuk islam sangat cepat. Dalam waktu 4-5 bulan di pondok pesantren beliau sudah sanggup membaca Al Qur’an. Menghadapi duduk kasus kami pun beliau jadi rajin sholat hajat. Bahkan sholat wajibnya lebih sempurna waktu daripada saya. Saya juga tanya ke guru di pondoknya, kata mereka…mereka merasa bersyukur diberi kesempatan membimbing beliau sebab beliau sangat istiqomah.

1. Menghadapi duduk kasus ini, sebaiknya apa yg harus saya lakukan?
Dia sudah usang ingin melamar saya, tapi terganjal dengan perilaku kedua orang renta saya. 2. Bagaimana cara biar kami sanggup menikah baik2? Saya sudah tidak tahu lagi bagaimana cara membujuk orang renta biar mau bertemu dia.
3. Apakah penolakan orang renta masih termasuk penolakan yang syar’i atau hanya berdasarkan su’udzon sebab masa lalunya yg non muslim?
4. Apakah saya masih wajib mematuhi perjodohan yang diatur orang renta walaupun bertentangan dengan hal yg saya yakini?

Orang renta saya sama sekali tidak mau mendengarkan apapun ttg dia, semua kata2 saya ttg apa yg saya rasakan dan perjuangan apa yg sudah saya lakukan untuk berpisah dari beliau dan menuruti orang renta tidak dianggap, bahkan saya dianggap berbohong dan berlebih2an hanya biar mendapatkan ijin dari orang tua. Ayah saya bahkan berkata "jangan main sinetron dihadapan ayah, percuma sebab tidak akan mempan". Padahal demi Allah saya benar2 hingga sakit ketika putus kontak dengan perjaka itu saking stressnya, saya mengalami pendarahan selama sebulan, pingsan, demam, dll...Cowok itu juga (waktu masih nasrani) pernah mencoba bunuh diri saking stressnya dengan duduk kasus ini...

Selama ini saya berusaha menguatkan beliau biar tidak mengulangi hal itu dengan berkata bahwa insya Allah kalau memang jodoh Allah akan membantu kami. Tapi kalau orang renta saya tidak juga memperlihatkan ijin, saya takut suatu dikala beliau akan gelap mata dan mengulangi tindakannya. Disisi lain mama juga sakit darah tinggi, ayah sudah wanti2 saya yang akan disalahkan dan mungkin diusir dan tidak diakui anak kalau mama hingga kenapa2 gara hubungan saya dengan laki2 itu.

Sekarang ini pikiran saya terbagi dua, bila saya meneruskan hubungan ini….berarti saya bersalah sebab menyakiti orang tua. Tapi bila saya melepaskan hubungan ini…hati saya menyampaikan saya melaksanakan tindakan yang salah juga sebab selama ini saya makin mantap sesudah sholat dan berdoa... Saya bingung, saya mengasihi mereka semua....saya mengasihi keluarga saya dan saya juga mengasihi laki2 itu. Saya tidak ingin mereka kenapa2, saya tidak ingin kehilangan mereka....

JAWABAN

Anda sedang menghadapi dilema cukup berat antara orang renta dan calon pendamping yang Anda cintai. Apabila tidak ada opsi lain kecuali harus memilih, maka Anda harus menentukan orang tua. Dan harus rela kehilangan laki-laki yang Anda suka. Alasannya jelas: Anda sanggup mencari laki-laki lain yang mungkin lebih baik bagi Anda. Tapi Anda tidak akan sanggup mencari orang renta yang lain selain papa dan mama Anda.

Shalat istikharah dan hasil mimpi baik setelahnya tidak sanggup dijadikan fatwa bahwa dialah laki-laki yang menjadi jodoh Anda. Praktik yang benar yang sesuai dengan petunjuk Nabi yaitu bahwa keputusan/ketetapan hati diambil pribadi sesudah melaksanakan shalat istikharah atas suatu kasus yang membingungkan hati.

Suatu keputusan dianggap membingungkan apabila terjadi dilema antara dua hal yang sama-sama baik berdasarkan syariah.

Jalan tengah untuk mengatasi dilema Anda yaitu sebagai berikut:

Pertama, mintalah tolong pada tokoh atau ulama yang dipercaya ayah Anda untuk berbicara dengan ayah Anda berkaitan dengan calon pasangan Anda. Ulama atau ustadz yang menjadi pengasuh di pesantren kawasan beliau berguru mungkin sanggup juga dimintai tolong untuk memberi laporan pada orang renta Anda. Siapa tahu hati orang renta sanggup melunak.

Kedua, kalau cara pertama sudah dilakukan dan situasinya kondusif, cobalah meminta calon Anda itu untuk tiba menghadap orang renta Anda. Apapun hasilnya, for the better or worst, hadapi dengan lapang dada. Artinya, kalau ornag renta tetap tidak setuju, maka hadapilah kenyataan itu. Anda dan beliau kalau tidak sanggup bersama sebagai pasangan, mungkin sanggup bersama sebagai saudara...

Berikut jawaban-jawaban untuk sejumlah pertanyaan Anda yang sudah dikasih nomor di atas:

1. Berusahlah maksimal melunakkan hati orang tua. Tapi berhentilah dikala tiba waktunya untuk berhenti. Tidak usah terlalu memaksakan diri hanya demi cinta. Cinta pada kekasih tak sebanding nilainya dengan mengorbankan hubungan cinta kasih pada orang tua.

2. Cara menikah baik-baik ya dengan persetujuan orang tua. Yakni dengan wali hakim.
3. Penolakan orang renta tidak termasuk syar'i. Secara syariah bahwasanya Anda sanggup saja menikah tanpa persetujuan ayah. Karena ayah sebagai wali sudah termasuk wali adhal (membangkang seruan putrinya untuk menikahkan).
4. Lihat poin no.3.


Berikutnya
>> Panduan shalat istikharah
>> Pernikahan Islam

Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: