
Hukum ziarah kubur. Ulama antarmazhab setuju (ijmak) atas bolehnya ziarah kubur bagi laki-laki. Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat soal ziarah kubur bagi perempuan. Sebagian ada yang menghukumi haram, makruh, mubah, berdasarkan dalil yang mereka gunakan. Hadits yang dipakai sebagai dalil oleh keempat mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali intinya sama. Namun hingga pada kesimpulan dan alur istidlal aturan yang sedikit berbeda. Terutama terkait ziarah kubur bagi kaum perempuan.
TOPIK KONSULTASI ISLAM
- ZIARAH KUBUR MENURUT ULAMA EMPAT MADZHAB
- KESIMPULAN HUKUM ZIARAH KUBUR
- PENDAPAT ULAMA WAHABI SOAL ZIARAH KUBUR
- UCAPAN SALAM DOA SAAT ZIARAH KUBUR
- CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM
ZIARAH KUBUR MENURUT ULAMA EMPAT MADZHAB
Berikut pendapat sejumlah ulama empat madzhab fikih yaitu Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hanbali terkait ziarah kubur. Seperti disebut di muka, perbedaan pendapat terdapat pada soal boleh tidaknya kaum perempuan muslimah berziarah kubur. Sedangkan bagi kaum laki-laki muslim ulama setuju atas sunnahnya ziarah kubur. Ulama juga setuju bahwa ziarah kubur ke makam Rasulullah, para Nabi yang lain dan orang soleh itu juga sunnah bagi laki-laki dan perempuan.
PENDAPAT MAZHAB HANAFI
dalam Al-Bahr Al-Raiq Syarh Kanzud Daqaiq 5/382-383 menyatakan:
وَلَا بَأْسَ بِزِيَارَةِ الْقُبُورِ وَالدُّعَاءِ لِلْأَمْوَاتِ إنْ كَانُوا مُؤْمِنِينَ مِنْ غَيْرِ وَطْءِ الْقُبُورِ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { إنِّي كُنْت نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ ، أَلَا فَزُورُوهَا } وَلِعَمَلِ الْأُمَّةِ مِنْ لَدُنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إلَى يَوْمِنَا هَذَا وَصَرَّحَ فِي الْمُجْتَبَى بِأَنَّهَا ـ زيارة القبور للنساء مَنْدُوبَةٌ وَقِيلَ تَحْرُمُ وَالْأَصَحُّ أَنَّ الرُّخْصَةَ ثَابِتَةٌ لَهُمَا { وَكَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُ السَّلَامَ عَلَى الْمَوْتَى السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَيُّهَا الدَّارُ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا - إنْ شَاءَ للَّهُ - بِكُمْ لَاحِقُونَ أَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ فَنَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ
((قَالَ الرَّمْلِيُّ أَمَّا النِّسَاءُ إذَا أَرَدْنَ زِيَارَةَ الْقُبُورِ إنْ كَانَ ذَلِكَ لِتَجْدِيدِ الْحُزْنِ وَالْبُكَاءِ وَالنَّدْبِ عَلَى مَا جَرَتْ بِهِ عَادَتُهُنَّ فَلَا تَجُوزُ لَهُنَّ الزِّيَارَةُ ، وَعَلَيْهِ حُمِلَ الْحَدِيثُ { لَعَنَ اللَّهُ زَائِرَاتِ الْقُبُورِ } ، وَإِنْ كَانَ لِلِاعْتِبَارِ وَالتَّرَحُّمِ وَالتَّبَرُّكِ بِزِيَارَةِ قُبُورِ الصَّالِحِينَ فَلَا بَأْسَ إذَا كُنَّ عَجَائِزَ وَيُكْرَهُ إذَا كُنَّ شَوَابَّ كَحُضُورِ الْجَمَاعَةِ فِي الْمَسَاجِدِ))
Artinya: Boleh ziarah kubur dan mendoakan mayit apabila mereka muslim tanpa menginjak kuburan lantaran sabda Nabi "Aku dulu meelarang kalian ziarah kubur, kini berziarahlah." .. Dalam Al-Mujtaba dijelaskan bahwa ziarah kubur bagi perempuan yaitu sunnah. Ada yang menyampaikan haram. Yang paling sahih yaitu bahwa rukhsoh (kebolehan ziarah kubur) berlaku bagi laki-laki dan wanita. Rasulullah juga mengajarkan ucapan salam pada yang mati "السَّلَامَ عَلَى الْمَوْتَى السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَيُّهَا الدَّارُ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا - إنْ شَاءَ للَّهُ - بِكُمْ لَاحِقُونَ أَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ فَنَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ"
Ar-Romli menyampaikan adapun perempuan apabila mereka hendak ziarah kubur apabila hal itu untuk memperbarui kesedihan, tangisan dan keluhan ibarat yang berlaku dalam tradisi mereka maka tidak boleh ziarah; maka di sini kaitannya dengan hadits "Allah melaknat perempuan peziarah kubur". Apabila untuk tujuan i'tibar (mengambil pelajaran), silaturrahim, tabarruk (mengharap berkah) dengan berziarah pada kuburan orang soleh maka tidak apa-apa apabila perempuan tua. Dan makruh apabila masih muda sebagaimana makruhnya hadir dalam shalat berjamaah di masjid.
Dalam Raddul Mukhtar 9/170 dikatakan:
أَمَّا عَلَى الْأَصَحِّ مِنْ مَذْهَبِنَا وَهُوَ قَوْلُ الْكَرْخِيِّ وَغَيْرِهِ مِنْ أَنَّ الرُّخْصَةَ فِي زِيَارَةِ الْقُبُورِ ثَابِتَةٌ لِلرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ جَمِيعًا فَلَا إشْكَالَ
Artinya: Menurut pendapat yang paling sahih dari madzhab Hanafi, yakni pendapat Al-Karkhi dan lainnya, bahwa bolehnya ziarah kubur itu berlaku bagi laki-laki dan perempuan.
PENDAPAT MAZHAB MALIKI
dalam Mawahib Al-Jalil fi Syarh Mukhtashar Khalil 5/450 menyatakan:
وَقَالَ سَيِّدِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ الثَّعَالِبِيُّ فِي كِتَابِهِ الْمُسَمَّى بِالْعُلُومِ الْفَاخِرَةِ فِي النَّظَرِ فِي أُمُورِ الْآخِرَةِ : وَزِيَارَةُ الْقُبُورِ لِلرِّجَالِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَأَمَّا النِّسَاءُ فَيُبَاحُ لِلْقَوَاعِدِ وَيَحْرُمُ عَلَى الشَّوَابِّ اللَّوَاتِي يُخْشَى عَلَيْهِنَّ مِنْ الْفِتْنَةِ وَذَكَرَ أَحَادِيثَ تَقْضِي الْحَثَّ عَلَى زِيَارَةِ الْقُبُورِ .
Artinya: Abdurrohman Al-Tsaalibi dalam kitab Al-Ulum Al-Fakhirah fin Nadzar fi Umuril Akhirah berkata: Ziarah kubur bagi laki-laki itu disepakati bolehnya. Adapun bagi perempuan maka dibolehkan bagi perempuan renta dan haram bagi yang masih muda yang dikuatirkan terjadi fitnah. Al-Tsaalibi kemudian menyebutkan sejumlah hadits yang mendorong ziarah kubur.
dalam Hasyiyah Al-Dasuqi alal Syarhil Kabir 4/170 menyatakan:
فِي زِيَارَةِ النِّسَاءِ لِلْقُبُورِ ثَلَاثَةَ أَقْوَالٍ الْمَنْعُ ، وَالْجَوَازُ عَلَى مَا يُعْلَمُ فِي الشَّرْعِ مِنْ السَّتْرِ وَالتَّحَفُّظِ عَكْسُ مَا يُفْعَلُ الْيَوْمَ ، وَالثَّالِثُ : الْفَرْقُ بَيْنَ الْمُتَجَالَّةِ وَالشَّابَّةِ ا هـ ، وَبِهَذَا الثَّالِثِ جَزَمَ الثَّعَالِبِيُّ وَنَصُّهُ : وَأَمَّا النِّسَاءُ فَيُبَاحُ لِلْقَوَاعِدِ وَيَحْرُمُ عَلَى الشَّوَابِّ اللَّاتِي يُخْشَى مِنْهُمْ الْفِتْنَةُ
Artinya: Tentang ziarah kubur bagi perempuan ada tiga pendapat: dilarang, boleh dengan syarat yang sudah dimaklumi dalam syariah yaitu dengan epilog dan menjaga dari kebalikan yang terjadi di zaman ini. Ketiga, perbedaan antara perempuan renta dan muda. Dengan poin ketiga ini maka As-Saalibi menetapkan bahwa Perempuan renta boleh ziarah kubur dan haram bagi perempuan muda yang dikuatirkan akan mengakibatkan fitnah.
PENDAPAT MADZHAB SYAFI'I
Al-Bakri dalam Ianah at-Thalibin 2/161 menyatakan:
(قوله: فتكره) أي الزيارة، لانها مظنة لطلب بكائهن، ورفع أصواتهن، لما فيهن من رقة القلب، وكثرة الجزع، وقلة احتمال المصائب, وإنما لم تحرم لانه (صلى الله عليه وسلم) مر بامرأة تبكي على قبر صبي لها، فقال لها: اتقي الله واصبري متفق عليه. لو كانت الزيارة حراما لنهي عنها, ولخبر السيدة عائشة رضي الله عنها قالت: قلت: كيف أقول يا رسول الله ؟ - تعني إذا زرت القبور -.قال: قولي: السلام على أهل الدار من المؤمنين والمسلمين، ويرحم الله المستقدمين والمستأخرين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون.
ومحل ذلك حيث لم يترتب على خروجها فتنة، وإلا فلا شك في التحريم.ويحمل على ذلك الخبر الصحيح.لعن الله زوارات القبور.
Artinya: Kata "makruh ziarah bagi perempuan" lantaran akan menciptakan mereka menangis, dan meninggikan bunyi disebabkan lembutnya hati wanita, banyaknya rasa kuatir, dan kurangnya kemampuan menahan musibah. Perempuan tidak haram ziarah kubur lantaran Nabi pernah di perjalanan bertemu dengan seorang perempuan yang menangis di sisi kuburan anaknya, kemudian Nabi bersabda padanya: "Takutlah pada Allah dan bersabarlah" (muttafaq alaih). Seandainya ziarah kubur itu haram, pasti Rasulullah akan melarang perempuan itu. Juga ada hadits dari Aisyah ia berkata: Aku bertanya pada Nabi: Apa yang akan saya katakan (saat ziarah kubur) wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Katakan: "السلام على أهل الدار من المؤمنين والمسلمين" dst... Kemakruhan itu apabila keluarnya perempuan untuk ziarah kubur tidak mengakibatkan fitnah. Apabila timbul fitnah, maka tidak diragukan atas keharamannya. Dalam konteks ini maka berlaku hadits "Allah melaknat perempuan peziarah kubur"
dalam Asnal Matolib 4/350 menyatakan:
Artinya: Ziarah kuburnya umat Islam itu sunnah bagi laki-laki lantaran ada hadits riwayat Muslim "Aku dulu melarang kalian ziarah kubur, kini berziarahlah, lantaran ziara kubur itu mengingatkan akhirat." Ziarah kubur makruh bagi perempuan lantaran lemahnya hati mereka. Tapi tidak haram berdasarkan hadits riwayat Muslim dari Aisyah ia berkata: Aku bertanya pada Nabi: Apa yang saya katakan ketika ziarah kubur? Nabi menjawab: Katakan " السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ " dst. Adapun hadits "Allah melaknat perempuan peziarah kubur" maka hal ini dikaitkan apabila ziarah itu dipakai untuk menangis dan mengeluh ibarat kebiasaan mereka.
Dalam Qolyubi wa Umairoh 5/6 dan Mugnil Muhtaj ila Makrifati Alfadzil Minhaj 4/355 dikatakan:
وَتُكْرَهُ لِلنِّسَاءِ ) لِقِلَّةِ صَبْرِهِنَّ وَكَثْرَةِ جَزَعِهِنَّ ( وَقِيلَ تَحْرُمُ ) قَالَهُ الشَّيْخُ فِي الْمُهَذَّبِ ، وَاسْتَدَلَّ بِحَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَاتِ الْقُبُورِ } ، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ وَقَالَ : حَسَنٌ صَحِيحٌ ، وَضَمَّ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ إلَى شَيْخِ صَاحِبِ الْبَيَانِ وَالدَّائِرُ عَلَى الْأَلْسِنَةِ ضَمُّ زَايِ زَوَّارَاتِ جَمْعُ زُوَّارٍ جَمْعُ زَائِرَةٍ سَمَاعًا وَزَائِرٍ قِيَاسًا .
( وَقِيلَ : تُبَاحُ ) إذَا أُمِنَتْ الْفِتْنَةُ عَمَلًا بِالْأَصْلِ ، وَالْحَدِيثُ فِيمَا إذَا تَرَتَّبَ عَلَيْهَا بُكَاءٌ وَنَوْحٌ وَتَعْدِيدٌ كَعَادَتِهِنَّ
Artinya: Ziarah kubur makruh bagi perempuan lantaran mereka kurang sabar dan gampang sedih. Pendapat lain menyatakan haram, ini pendapat Syairozi dalam Al-Muhadzab dengan argumen hadits riwayat Tirmidzi dan lainnya dari Abu Hurairah "Nabi melaknat perempuan yang ziarah kubur"... Pendapat lain menyampaikan boleh apabila kondusif dari fitnah berdasarkan pada aturan asal. Dengan demikian maka hadits ini dalam konteks apabila ziarah kubur berakibat pada tangisan dan kesedihan bagi perempuan.
PENDAPAT MAZHAB HANBALI
Ibnu Qudamah dalam Al-Syarhul Kabir alal Mughni 2/426-427 menyatakan :
ويستحب للرجال زيارة القبور، وهل يكره للنساء على روايتين) لا نعلم خلافا بين أهل العلم في استحباب زياره الرجال القبور, فأما زيارة القبور للنساء ففيها روايتان (إحداهما الكراهة لما روت أم عطية قالت: نهينا عن زيارة القبور ولم يعزم علينا.متفق عليه، ولقول النبي صلى الله عيله وسلم لعن الله زائرات القبور قال الترمذي حديث صحيح.وهذا خاص في النساء، والنهي المنسوخ كان عاما للرجال والنساء، ويحتمل انه كان خاصا للرجال.
ويحتمل كون الخبر في لعن زوارات القبور بعد أمر الرجال بزيارتها فقد دار بين الحظر والإباحة فأقل أحواله الكراهة، ولان المرأة قليلة الصبر كثيرة الجزع وفي زيارتها للقبر تهييج للحزن وتجديد لذكر مصابها فلا يؤمن أن يفضي بها ذلك إلى فعل ما لا يحل - بخلاف الرجل - ولهذا اختصصن بالنوح والتعديد وخصصن بالنهي عن الحلق والصلق ونحوهما.
(والرواية الثانية) لا يكره لعموم قوله عليه السلام كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها وهو يدل على سبق النهي ونسخه فيدخل فيها الرجال والنساء، وروى ابن أبي مليكة عن عائشة انها زارت قبر أخيها فقال لها قد نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن زيارة القبور، قالت نعم قد نهى ثم أمر بزيارتها، وروى الترمذي ان عائشة زارت قبر أخيها، وروي عنها انها قالت لو شهدته ما زرته
Artinya: Disunnahkan bagi laki-laki untuk ziarah kubur. Apakah makruh bagi perempuan itu ada dua pendapat. Tidak ada perbedaan ulama atas sunnahnya ziarah kubur bagi laki-laki. Adapun bagi perempuan ada dua riwayat. Pertama, makruh lantaran hadits riwayat muttafaq alaih dari Ummu Atiyah ia berkata: "Kami dihentikan ziarah kubur.." Nabi juga bersabda dalam hadits sahih riwayat Tirmizi: "Allah melaknat perempuan yang ziarah kubur" Hadits ini khusus bagi wanita. Adapun larangan yang dinaskh (dihapus / dirubah) itu berlaku umum bagi laki-laki dan wanita. Namun bisa saja khusus bagi laki-laki.
Ada kemungkinan hadits yang melaknat peziarah perempuan itu sesudah adanya perintah ziarah kubur bagi laki-laki. Apabila demikian maka hukumnya berkisar antara haram dan boleh, maka risikonya yaitu makruh. Selain itu, perempuan kurang sabar dan gampang bersedih. Ziarah mereka ke kuburan sanggup mengakibatkan kesedihan baru. Maka ziarah perempuan berpotensi melaksanakan perbuatan yang tidak halal, beda halnya dengan laki-laki.
Riwayat kedua menyatakan tidak makruh lantaran keumuman sabda Nabi "Aku dulu melarang kalian ziarah kubur, kini lakukanlah." Hadis ini menunjukkan bahwa hadits larangan ziarah kubur ada lebih dulu dan dinasakh. Maka, termasuk di dalamnya laki-laki dan wanita. Ibnu Abi Mulaikah meriwayatkan hadits dari Aisyah bahwa Aisyah pernah berziarah ke kubur saudaranya. Ibnu Abi Mulaikah berkata bahwa Rasulullah melarang ziarah kubur. Aisyah menjawab: Iya, Nabi pernah melarang kemudian memerintahkan untuk melakukannya. Tirmidzi juga meriwayatkan bahwa Aisyah pernah berziarah ke kubur saudaranya. Dan ia berkata "Seandainya saya melihatnya (saat hidup) pasti saya tidak ziarah pada kuburnya."
Dalam Al-Iqnak 1/192 dan Al-Inshaf 4/375-376 dikatakan: Sunnah ziarah kuburan umat Islam bagi laki-laki secara ijmak. Awalnya ziarah kubur itu dihentikan Nabi tapi kemudian dirubah (di-nasakh) dengan hadits "Aku dulu melarangmu ziarah kubur, kini ziarahlah". Makruh ziarah kubur bagi perempuan lantaran berpotensi menciptakan mereka duka dan menangis. Namun sunnah bagi perempuan berziarah ke makam Nabi lantaran termasuk ibadah paling utama. Disamakan dengan makam Nabi Muhammad, makam para Nabi lain dan orang-orang saleh.
Dalam Kashful Qinak an matnil Iqnak 4/437 dan Syarah Muntahal Iradat 3/11 dikatakan: Makruh ziarah kubur bagi perempuan berdasarkan pada hadits Ummu Atiyah "Kami dihentikan ziarah kubur ... dst" Apabila kaum perempuan tahun bahwa ziarah mereka akan menimbulkan mereka terjatuh pada perbuatan haram, maka haram juga ziarahnya lantaran menjadi mediator para sikap haram kecuali ziarah perempuan pada kubur Nabi Muhammad dan kubur para kedua Sahabat Nabi yaitu Abu Bakar dan Umar maka sunnah bagi perempuan sebagaimana bagi laki-laki lantaran keumuman hadits "Barangsiapa yang berhaji kemudian mengunjungi makamku .."
KESIMPULAN HUKUM ZIARAH KUBUR
Dari banyak sekali pendapat keempat mazhab sanggup disimpulkan bahwa ziarah kubur bagi laki-laki yaitu sunnah secara ijmak sedang bagi perempuan hukumnya yaitu boleh kecuali apabila terjadi perbuatan yang dihentikan ibarat meratap, dan menangisi mayit maka hukumnya makruh.
PENDAPAT ULAMA WAHABI SOAL ZIARAH KUBUR
Kalangan ulama Wahabi umumnya tidak membolehkan melaksanakan ziarah kubur terutama bagi perempuan. Sedangkan bagi laki-laki itu dibolehkan dengan banyak sekali persyaratan yang ketat antara lain tidak boleh tiba ke suatu tempat hanya untuk ziarah kubur, tidak boleh melaksanakan ritual tertentu untuk mayit apalagi melaksanakan istigosah (meminta tolong), dsb yang dianggap syirik.
Walaupun intinya secara fikih mereka cenderung mengikuti mazhab Hanbali, namun terkait dilema yang berdasarkan mereka mengandung unsur "syirik" mereka cenderung menciptakan aturan sendiri yang diadaptasi dengan pakem dari pendiri mereka Muhammad bin Abdul Wahab.
Pendapat ulama Wahabi sengaja dikutip di sini sekedar diketahui oleh kalangan Aswaja untuk menambah wawasan saja lantaran simpatisan Wahabi walaupun tidak banyak tapi cukup aktif bersuara di Indonesia.
ABDULLAH BIN ABDUL AZIZ BIN BAZ
Ziarah Kubur bagi Wanita Haram secara Mutlak
Dalam kitab Fatawa Nur alad Darb, mantan mufti Kerajaan Arab Saudi ini menyatakan bahwa ziarah kubur bagi perempuan yaitu haram. Sebabnya yaitu mereka umumnya kurang sabar dan berpotensi fitnah. Oleh lantaran itu maka ziarah kubur dan mengiringi mayit bagi perempuan terkadang mengakibatkan fitnah dan dilema bagi kaum lelaki. Ziarah kubur diharamkan bagi perempuan untuk menolak fitnah yang disebabkan oleh atau berasal dari kaum perempuan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits sahih Nabi bersabda: "Aku tidak meninggalkan fitnah setelahku yang lebih membahayakan bagi kaum lelaki dibanding fitnah wanita."
Ziarah ke Makam Nabi dan Kedua Sahabat juga Haram bagi Perempuan
Adapun pendapat sebagian andal fikih bahwa dikecualikan dari larangan ziarah kubur bagi perempuan yaitu ziarah ke makam Nabi Muhammad dan makam kedua Sahabat Nabi - Abu Bakar dan Umar bin Khattab - itu yaitu pendapat yang tanpa dalil. Yang benar yaitu larangan itu meliputi seluruh kubur termasuk kuburan Nabi Muhammad dan kubur kedua Sahabat Nabi. Ini yaitu pendapat mu'tamad dari sisi dalil.
Ziarah Kubur bagi Laki-laki Sunnah dengan Syarat
Ziarah kubur bagi laki-laki, kata Bin Baz, yaitu sunnah. Termasuk ziarah makam Nabi dan kedua Sahabatnya yaitu Abu Bakar dan Umar akan tetapi dengan syarat tidak khusus tiba ke Madinah hanya untuk ziarah ke makam Nabi (syaddurrihal). Sunnahnya yaitu ziarah kubur di suatu tempat tanpa tujuan khusus untuk ziarah kubur. Tidak boleh bepergian hanya bertujuan ziarah kubur. Akan tetapi apabila sedang berada di Madinah maka sebaiknya berziarah ke makam Nabi dan kedua Sahabatnya juga ziarah ke Baqi dan makam para Syuhada.
Perjalanan Khusus untuk Ziarah Kubur Haram
Apabila melaksanakan perjalanan jauh hanya untuk ziarah, maka ini tidak boleh berdasarkan pendapat yang sahih dari dua pendapat ulama berdasarkan pada hadis Nabi [لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد المسجد الحرام ومسجدي هذا والمسجد الأقصى] "Jangan mengkhususkan melaksanakan perjalanan kecuali ke tiga masjid yaitu masjidil haram Mekaah, Masjidku ini (Madinah), dan Masjid Aqsha." Tapi bila niatnya berkunjung ke Masjid Nabawi, maka ziarah kubur ikut padanya alias sunnah.
Ini juga berlaku di kuburan lain artinya tidak boleh tiba secara khusus untuk ziarah kubur. Makara bila seseorang tiba ke suatu tempat contohnya Damaskus, Kairo, Riyadh atau negara lain .. maka disunnahkan untuk ziarah kubur lantaran untuk mengambil pelajaran. Nabi bersabda [زوروا القبور فإنها تذكركم الآخرة] Lakukan ziarah kubur lantaran itu sanggup mengingatkan kalian pada akhirat. Makara tujuan ziarah yaitu untuk peringatan, mengambil pelajaran dan mendoakan yang mati dan silaturrahim pada mereka. Ini yaitu sunnah asal tidak tiba secara khusus untuk ziarah tapi hanya kebetulan lewat. (Lihat detail dalam bahasa Arab: http://goo.gl/PLrQnJ )
UCAPAN SALAM DOA SAAT ZIARAH KUBUR
Ada beberapa ucapan salam dan doa ketika pertama masuk tempat kuburan umat Islam. Doa-doa ini berdasarkan hadits. Peziarah kubur bisa mengucapkan salah satu ucapan salam di bawah ini:
UCAPAN SALAM ZIARAH KUBUR I
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَيُّهَا الدَّارُ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا - إنْ شَاءَ للَّهُ - بِكُمْ لَاحِقُونَ أَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ فَنَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ
UCAPAN SALAM ZIARAH KUBUR 2
السلام على أهل الدار من المؤمنين والمسلمين، ويرحم الله المستقدمين والمستأخرين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون
Sumber https://www.alkhoirot.net
PENDAPAT MADZHAB SYAFI'I
Al-Bakri dalam Ianah at-Thalibin 2/161 menyatakan:
(قوله: فتكره) أي الزيارة، لانها مظنة لطلب بكائهن، ورفع أصواتهن، لما فيهن من رقة القلب، وكثرة الجزع، وقلة احتمال المصائب, وإنما لم تحرم لانه (صلى الله عليه وسلم) مر بامرأة تبكي على قبر صبي لها، فقال لها: اتقي الله واصبري متفق عليه. لو كانت الزيارة حراما لنهي عنها, ولخبر السيدة عائشة رضي الله عنها قالت: قلت: كيف أقول يا رسول الله ؟ - تعني إذا زرت القبور -.قال: قولي: السلام على أهل الدار من المؤمنين والمسلمين، ويرحم الله المستقدمين والمستأخرين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون.
ومحل ذلك حيث لم يترتب على خروجها فتنة، وإلا فلا شك في التحريم.ويحمل على ذلك الخبر الصحيح.لعن الله زوارات القبور.
Artinya: Kata "makruh ziarah bagi perempuan" lantaran akan menciptakan mereka menangis, dan meninggikan bunyi disebabkan lembutnya hati wanita, banyaknya rasa kuatir, dan kurangnya kemampuan menahan musibah. Perempuan tidak haram ziarah kubur lantaran Nabi pernah di perjalanan bertemu dengan seorang perempuan yang menangis di sisi kuburan anaknya, kemudian Nabi bersabda padanya: "Takutlah pada Allah dan bersabarlah" (muttafaq alaih). Seandainya ziarah kubur itu haram, pasti Rasulullah akan melarang perempuan itu. Juga ada hadits dari Aisyah ia berkata: Aku bertanya pada Nabi: Apa yang akan saya katakan (saat ziarah kubur) wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Katakan: "السلام على أهل الدار من المؤمنين والمسلمين" dst... Kemakruhan itu apabila keluarnya perempuan untuk ziarah kubur tidak mengakibatkan fitnah. Apabila timbul fitnah, maka tidak diragukan atas keharamannya. Dalam konteks ini maka berlaku hadits "Allah melaknat perempuan peziarah kubur"
dalam Asnal Matolib 4/350 menyatakan:
ٌ تُسْتَحَبُّ زِيَارَةُ الْقُبُورِ ) أَيْ قُبُورِ الْمُسْلِمِينَ ( لِلرَّجُلِ ) لِخَبَرِ مُسْلِمٍ { كُنْت نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ } ( وَتُكْرَهُ لِلْمَرْأَةِ ) لِجَزَعِهَا ، وَإِنَّمَا لَمْ تَحْرُمْ عَلَيْهَا { لِقَوْلِ عَائِشَةَ قُلْت كَيْفَ أَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ تَعْنِي إذَا زُرْت الْقُبُورَ قَالَ قُولِي السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ ، وَإِنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ ، وَأَمَّا خَبَرُ { لَعَنَ اللَّهُ زَوْرَاتِ الْقُبُورِ } فَمَحْمُولٌ عَلَى مَا إذَا كَانَتْ زِيَارَتُهُنَّ لِلتَّعْدِيدِ وَالْبُكَاءِ وَالنَّوْحِ عَلَى مَا جَرَتْ بِهِ عَادَتُهُنَّ
Artinya: Ziarah kuburnya umat Islam itu sunnah bagi laki-laki lantaran ada hadits riwayat Muslim "Aku dulu melarang kalian ziarah kubur, kini berziarahlah, lantaran ziara kubur itu mengingatkan akhirat." Ziarah kubur makruh bagi perempuan lantaran lemahnya hati mereka. Tapi tidak haram berdasarkan hadits riwayat Muslim dari Aisyah ia berkata: Aku bertanya pada Nabi: Apa yang saya katakan ketika ziarah kubur? Nabi menjawab: Katakan " السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ " dst. Adapun hadits "Allah melaknat perempuan peziarah kubur" maka hal ini dikaitkan apabila ziarah itu dipakai untuk menangis dan mengeluh ibarat kebiasaan mereka.
Dalam Qolyubi wa Umairoh 5/6 dan Mugnil Muhtaj ila Makrifati Alfadzil Minhaj 4/355 dikatakan:
وَتُكْرَهُ لِلنِّسَاءِ ) لِقِلَّةِ صَبْرِهِنَّ وَكَثْرَةِ جَزَعِهِنَّ ( وَقِيلَ تَحْرُمُ ) قَالَهُ الشَّيْخُ فِي الْمُهَذَّبِ ، وَاسْتَدَلَّ بِحَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَاتِ الْقُبُورِ } ، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ وَقَالَ : حَسَنٌ صَحِيحٌ ، وَضَمَّ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ إلَى شَيْخِ صَاحِبِ الْبَيَانِ وَالدَّائِرُ عَلَى الْأَلْسِنَةِ ضَمُّ زَايِ زَوَّارَاتِ جَمْعُ زُوَّارٍ جَمْعُ زَائِرَةٍ سَمَاعًا وَزَائِرٍ قِيَاسًا .
( وَقِيلَ : تُبَاحُ ) إذَا أُمِنَتْ الْفِتْنَةُ عَمَلًا بِالْأَصْلِ ، وَالْحَدِيثُ فِيمَا إذَا تَرَتَّبَ عَلَيْهَا بُكَاءٌ وَنَوْحٌ وَتَعْدِيدٌ كَعَادَتِهِنَّ
Artinya: Ziarah kubur makruh bagi perempuan lantaran mereka kurang sabar dan gampang sedih. Pendapat lain menyatakan haram, ini pendapat Syairozi dalam Al-Muhadzab dengan argumen hadits riwayat Tirmidzi dan lainnya dari Abu Hurairah "Nabi melaknat perempuan yang ziarah kubur"... Pendapat lain menyampaikan boleh apabila kondusif dari fitnah berdasarkan pada aturan asal. Dengan demikian maka hadits ini dalam konteks apabila ziarah kubur berakibat pada tangisan dan kesedihan bagi perempuan.
PENDAPAT MAZHAB HANBALI
Ibnu Qudamah dalam Al-Syarhul Kabir alal Mughni 2/426-427 menyatakan :
ويستحب للرجال زيارة القبور، وهل يكره للنساء على روايتين) لا نعلم خلافا بين أهل العلم في استحباب زياره الرجال القبور, فأما زيارة القبور للنساء ففيها روايتان (إحداهما الكراهة لما روت أم عطية قالت: نهينا عن زيارة القبور ولم يعزم علينا.متفق عليه، ولقول النبي صلى الله عيله وسلم لعن الله زائرات القبور قال الترمذي حديث صحيح.وهذا خاص في النساء، والنهي المنسوخ كان عاما للرجال والنساء، ويحتمل انه كان خاصا للرجال.
ويحتمل كون الخبر في لعن زوارات القبور بعد أمر الرجال بزيارتها فقد دار بين الحظر والإباحة فأقل أحواله الكراهة، ولان المرأة قليلة الصبر كثيرة الجزع وفي زيارتها للقبر تهييج للحزن وتجديد لذكر مصابها فلا يؤمن أن يفضي بها ذلك إلى فعل ما لا يحل - بخلاف الرجل - ولهذا اختصصن بالنوح والتعديد وخصصن بالنهي عن الحلق والصلق ونحوهما.
(والرواية الثانية) لا يكره لعموم قوله عليه السلام كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها وهو يدل على سبق النهي ونسخه فيدخل فيها الرجال والنساء، وروى ابن أبي مليكة عن عائشة انها زارت قبر أخيها فقال لها قد نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن زيارة القبور، قالت نعم قد نهى ثم أمر بزيارتها، وروى الترمذي ان عائشة زارت قبر أخيها، وروي عنها انها قالت لو شهدته ما زرته
Artinya: Disunnahkan bagi laki-laki untuk ziarah kubur. Apakah makruh bagi perempuan itu ada dua pendapat. Tidak ada perbedaan ulama atas sunnahnya ziarah kubur bagi laki-laki. Adapun bagi perempuan ada dua riwayat. Pertama, makruh lantaran hadits riwayat muttafaq alaih dari Ummu Atiyah ia berkata: "Kami dihentikan ziarah kubur.." Nabi juga bersabda dalam hadits sahih riwayat Tirmizi: "Allah melaknat perempuan yang ziarah kubur" Hadits ini khusus bagi wanita. Adapun larangan yang dinaskh (dihapus / dirubah) itu berlaku umum bagi laki-laki dan wanita. Namun bisa saja khusus bagi laki-laki.
Ada kemungkinan hadits yang melaknat peziarah perempuan itu sesudah adanya perintah ziarah kubur bagi laki-laki. Apabila demikian maka hukumnya berkisar antara haram dan boleh, maka risikonya yaitu makruh. Selain itu, perempuan kurang sabar dan gampang bersedih. Ziarah mereka ke kuburan sanggup mengakibatkan kesedihan baru. Maka ziarah perempuan berpotensi melaksanakan perbuatan yang tidak halal, beda halnya dengan laki-laki.
Riwayat kedua menyatakan tidak makruh lantaran keumuman sabda Nabi "Aku dulu melarang kalian ziarah kubur, kini lakukanlah." Hadis ini menunjukkan bahwa hadits larangan ziarah kubur ada lebih dulu dan dinasakh. Maka, termasuk di dalamnya laki-laki dan wanita. Ibnu Abi Mulaikah meriwayatkan hadits dari Aisyah bahwa Aisyah pernah berziarah ke kubur saudaranya. Ibnu Abi Mulaikah berkata bahwa Rasulullah melarang ziarah kubur. Aisyah menjawab: Iya, Nabi pernah melarang kemudian memerintahkan untuk melakukannya. Tirmidzi juga meriwayatkan bahwa Aisyah pernah berziarah ke kubur saudaranya. Dan ia berkata "Seandainya saya melihatnya (saat hidup) pasti saya tidak ziarah pada kuburnya."
Dalam Al-Iqnak 1/192 dan Al-Inshaf 4/375-376 dikatakan: Sunnah ziarah kuburan umat Islam bagi laki-laki secara ijmak. Awalnya ziarah kubur itu dihentikan Nabi tapi kemudian dirubah (di-nasakh) dengan hadits "Aku dulu melarangmu ziarah kubur, kini ziarahlah". Makruh ziarah kubur bagi perempuan lantaran berpotensi menciptakan mereka duka dan menangis. Namun sunnah bagi perempuan berziarah ke makam Nabi lantaran termasuk ibadah paling utama. Disamakan dengan makam Nabi Muhammad, makam para Nabi lain dan orang-orang saleh.
Dalam Kashful Qinak an matnil Iqnak 4/437 dan Syarah Muntahal Iradat 3/11 dikatakan: Makruh ziarah kubur bagi perempuan berdasarkan pada hadits Ummu Atiyah "Kami dihentikan ziarah kubur ... dst" Apabila kaum perempuan tahun bahwa ziarah mereka akan menimbulkan mereka terjatuh pada perbuatan haram, maka haram juga ziarahnya lantaran menjadi mediator para sikap haram kecuali ziarah perempuan pada kubur Nabi Muhammad dan kubur para kedua Sahabat Nabi yaitu Abu Bakar dan Umar maka sunnah bagi perempuan sebagaimana bagi laki-laki lantaran keumuman hadits "Barangsiapa yang berhaji kemudian mengunjungi makamku .."
KESIMPULAN HUKUM ZIARAH KUBUR
Dari banyak sekali pendapat keempat mazhab sanggup disimpulkan bahwa ziarah kubur bagi laki-laki yaitu sunnah secara ijmak sedang bagi perempuan hukumnya yaitu boleh kecuali apabila terjadi perbuatan yang dihentikan ibarat meratap, dan menangisi mayit maka hukumnya makruh.
PENDAPAT ULAMA WAHABI SOAL ZIARAH KUBUR
Kalangan ulama Wahabi umumnya tidak membolehkan melaksanakan ziarah kubur terutama bagi perempuan. Sedangkan bagi laki-laki itu dibolehkan dengan banyak sekali persyaratan yang ketat antara lain tidak boleh tiba ke suatu tempat hanya untuk ziarah kubur, tidak boleh melaksanakan ritual tertentu untuk mayit apalagi melaksanakan istigosah (meminta tolong), dsb yang dianggap syirik.
Walaupun intinya secara fikih mereka cenderung mengikuti mazhab Hanbali, namun terkait dilema yang berdasarkan mereka mengandung unsur "syirik" mereka cenderung menciptakan aturan sendiri yang diadaptasi dengan pakem dari pendiri mereka Muhammad bin Abdul Wahab.
Pendapat ulama Wahabi sengaja dikutip di sini sekedar diketahui oleh kalangan Aswaja untuk menambah wawasan saja lantaran simpatisan Wahabi walaupun tidak banyak tapi cukup aktif bersuara di Indonesia.
ABDULLAH BIN ABDUL AZIZ BIN BAZ
Ziarah Kubur bagi Wanita Haram secara Mutlak
Dalam kitab Fatawa Nur alad Darb, mantan mufti Kerajaan Arab Saudi ini menyatakan bahwa ziarah kubur bagi perempuan yaitu haram. Sebabnya yaitu mereka umumnya kurang sabar dan berpotensi fitnah. Oleh lantaran itu maka ziarah kubur dan mengiringi mayit bagi perempuan terkadang mengakibatkan fitnah dan dilema bagi kaum lelaki. Ziarah kubur diharamkan bagi perempuan untuk menolak fitnah yang disebabkan oleh atau berasal dari kaum perempuan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits sahih Nabi bersabda: "Aku tidak meninggalkan fitnah setelahku yang lebih membahayakan bagi kaum lelaki dibanding fitnah wanita."
Ziarah ke Makam Nabi dan Kedua Sahabat juga Haram bagi Perempuan
Adapun pendapat sebagian andal fikih bahwa dikecualikan dari larangan ziarah kubur bagi perempuan yaitu ziarah ke makam Nabi Muhammad dan makam kedua Sahabat Nabi - Abu Bakar dan Umar bin Khattab - itu yaitu pendapat yang tanpa dalil. Yang benar yaitu larangan itu meliputi seluruh kubur termasuk kuburan Nabi Muhammad dan kubur kedua Sahabat Nabi. Ini yaitu pendapat mu'tamad dari sisi dalil.
Ziarah Kubur bagi Laki-laki Sunnah dengan Syarat
Ziarah kubur bagi laki-laki, kata Bin Baz, yaitu sunnah. Termasuk ziarah makam Nabi dan kedua Sahabatnya yaitu Abu Bakar dan Umar akan tetapi dengan syarat tidak khusus tiba ke Madinah hanya untuk ziarah ke makam Nabi (syaddurrihal). Sunnahnya yaitu ziarah kubur di suatu tempat tanpa tujuan khusus untuk ziarah kubur. Tidak boleh bepergian hanya bertujuan ziarah kubur. Akan tetapi apabila sedang berada di Madinah maka sebaiknya berziarah ke makam Nabi dan kedua Sahabatnya juga ziarah ke Baqi dan makam para Syuhada.
Perjalanan Khusus untuk Ziarah Kubur Haram
Apabila melaksanakan perjalanan jauh hanya untuk ziarah, maka ini tidak boleh berdasarkan pendapat yang sahih dari dua pendapat ulama berdasarkan pada hadis Nabi [لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد المسجد الحرام ومسجدي هذا والمسجد الأقصى] "Jangan mengkhususkan melaksanakan perjalanan kecuali ke tiga masjid yaitu masjidil haram Mekaah, Masjidku ini (Madinah), dan Masjid Aqsha." Tapi bila niatnya berkunjung ke Masjid Nabawi, maka ziarah kubur ikut padanya alias sunnah.
Ini juga berlaku di kuburan lain artinya tidak boleh tiba secara khusus untuk ziarah kubur. Makara bila seseorang tiba ke suatu tempat contohnya Damaskus, Kairo, Riyadh atau negara lain .. maka disunnahkan untuk ziarah kubur lantaran untuk mengambil pelajaran. Nabi bersabda [زوروا القبور فإنها تذكركم الآخرة] Lakukan ziarah kubur lantaran itu sanggup mengingatkan kalian pada akhirat. Makara tujuan ziarah yaitu untuk peringatan, mengambil pelajaran dan mendoakan yang mati dan silaturrahim pada mereka. Ini yaitu sunnah asal tidak tiba secara khusus untuk ziarah tapi hanya kebetulan lewat. (Lihat detail dalam bahasa Arab: http://goo.gl/PLrQnJ )
UCAPAN SALAM DOA SAAT ZIARAH KUBUR
Ada beberapa ucapan salam dan doa ketika pertama masuk tempat kuburan umat Islam. Doa-doa ini berdasarkan hadits. Peziarah kubur bisa mengucapkan salah satu ucapan salam di bawah ini:
UCAPAN SALAM ZIARAH KUBUR I
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَيُّهَا الدَّارُ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا - إنْ شَاءَ للَّهُ - بِكُمْ لَاحِقُونَ أَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ فَنَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ
UCAPAN SALAM ZIARAH KUBUR 2
السلام على أهل الدار من المؤمنين والمسلمين، ويرحم الله المستقدمين والمستأخرين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi: