Dalam Kandungan Ibu Sampai 4 Tahun, Berikut Ini Beberapa Keistimewaan Imam Syafii


imam syafii via redaksiindonesia.com

Ulama' yang Haus Akan Ilmu dan Sering Menghabiskan Waktu Untuk Berdakwah

Banyak sekali tokoh muslim di dunia, salah satunya ialah Imam Syafi`i. Siapakah Imam Syafi`i? Berapa umur Imam Syafi'i? Agar wawasan Anda perihal Islam bertambah, yuk simak sejarah Imam Syafi'i disini

Imam Asy-Syafi’i merupakan seorang mufti besar Sunni Islam yaitu seorang yang mengikuti sunnah dan berpegang teguh dengannya seluruh perkara yang Rasulullah berada di atasnya dan juga para sahabatnya.

Imam Syafi’i juga merupakan pendiri Mazhab Syafi’i. Jika di urut lebih jauh, Imam Syafi’i masih mempunyai kerabatan dengan Rasulullah, ia masih termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muthalib, saudara dari Hasyim yang merupakan kakek Muhammad.



Biografi Imam Syafii

ilustrasi imam syafii via ngopibareng.id
Imam Syafi’i mempunyai nama orisinil Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi, Imam Syafi’i lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 H (767-820 M) berasal dari keturunan aristokrat Qurays dan masih keluarga jauh Rasulullah SAW. Dari ayahnya, ia mempunyai garis keturunan dari Abdul Manaf (Kakek ketiga dari Rasulullah), sedangkan dari Ibunya yang merupakan cicit dari Ali bin Abi Thalib.

Berapa usang Imam Syafi'i di dalam kandungan? Beliau berada dalam kandungan ibunya salama 4 tahun. Dan dalam masa kandungannya itu, ibunya bermimpi mengeluarkan bintang dari perutnya dan terus naik membumbung tinggi, kemudian bintang itu pecah dan berserak menerangi daerah-daerah sekelilingnya.

Semasa dalam kandungan, kedua orangtuanya meninggalkan Mekkah menuju Palestina, setibanya di Gaza ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke Rahmatullah kemudian dia diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat prihatin dan serba kekurangan. Pada usia 2 tahun, ia bersama ibunya kembali ke Mekkah dan di kota inilah Imam Syafi’i menerima pengasuhan dari ibu dan keluarganya secara intensif.

Imam Syafi'i dalam menuntut ilmu pada usia 9 tahun telah menghafal seluruh ayat Al-Quran bahkan dengan lancar dia sempat 16 kali khatam al-quran dalam perjalanan dari Mekkah menuju Madinah. Setahun kemudian, kitab Al-Muwatha’ karangan imam malik berisikan 1.720 hadist pilihan juga sudah sanggup ia hafalkan di luar kepala.

Imam Syafi'i dalam menuntut ilmu menekuni bahasa dan sastra Arab di dusun Badui Bani Hundail selama beberapa tahun, kemudian dia kembali ke Mekkah dan mencar ilmu Fiqh dari seorang ulama besar yang juga mufti kota Mekkah pada ketika itu yaitu Imam Muslim bin Khalid Azzanni.

Karena kecerdasannya inilah menciptakan Imam Syafi’i dalam usia sangat muda yaitu 15 tahun telah duduk di dingklik mufti kota Mekkah. Namun dengan demikian Imam Syafi’i belum merasa puas untuk menuntut ilmu alasannya ialah semakin dalam dia menekuni suatu ilmu maka semakin banyak yang belum dia mengerti. Sehingga tidak heran bila guru Imam Syafi’i begitu banyak jumlahnya sama dengan banyaknya para muridnya.


ilustrasi imam syafii via masngeblog.blogspot.com

Guru Imam Syafi'i adalah Muslim bin Khalid az Zanji, Ismail bin Qusthain, Sofyan bin Ujainah, Sa’ad bin Abi Salim al Qaddah, Abdul ‘Aziz bin Muhammad ad Darurdi, Ibrahim Ibnu Abi Yahay al Asaani, Mathraf bin Mazin, dan masih banyak lagi.

Meskipun Imam Syafi’i telah menguasai hampir seluruh ilmu disiplin, namun dia lebih dikenal sebgai hebat hadist dan aturan alasannya ialah inti pemikirannya hanya terfokus pada dua cabang ilmu tersebut. Pembelajaran yang besar terhadap sunnah Nabi sehingga dia di gelari sebagai Nasuru Sunnah yaitu seorang pembela sunnah Nabi.

Dalam pandangannya, Sunnah Nabi mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, malah beberapa kalangan menyebutkan bahwa imam Syafi’i menyetarakan kedudukan sunnah dengan Al-Quran dalam kaitannya sebagai sumber aturan Islam. Karena itu, berdasarkan dia setiap aturan yang ditetapkan oleh Rasulullah pada hakekatnya merupakan hasil pemahaman yang diperoleh Nabi dari pemahamannya terhadap Al-Quran. Selain kedua sumber tersebut (Al Alquran dan Hadis), dalam mengambil suatu ketetapan hukum, Imam Syafi’i juga memakai Ijma’, Qiyas dan istidlal (penalaran) sebagai dasar aturan Islam.

Imam Syafi’i telah menghasilkan beberapa karya tulis, di antaranya Ar-Risalah, Al-Hujjah, dan Al-Umm.

Hampir empat tahun Imam Syafi’i menderita penyakit wasir, hingga terkadang jikalau ia naik kendaraan darahnya mengalir mengenai celananya hingga kaus kakinya. Beliau menanggung sakit demi melaksanakan ijtihad yang gres di Mesir, hingga menghasilkan empat ribu lembar. Selain ber-ijtihad, dia terus mengajar, meneliti obrolan serta mengkaji baik siang maupun malam.

Berapa umur Imam Syafi'i? Imam Syafi’i wafat pada malam Jum’at menjelang subuh pada hari terakhir bulan Rajab tahun 204 Hijriyyah atau tahun 809 Miladiyyah pada usia 52 tahun.

Tidak usang sehabis kabar kematiannya tersebar di Mesir, telihat kesedihan dan murung melanda seluruh warga, mereka semua keluar dari rumah ingin membawa mayat di atas pundak, alasannya ialah dahsyatnya kesedihan yang menempa mereka. Tidak ada perkataan yang terucap ketika itu selain permohonan rahmat dan ridha untuk yang telah pergi.

Jenazah kemudian dibawa, hingga ke tanah belum dewasa Ibnu Abdi al-Hakam, disanalah Beliau dikuburkan. Makam tersebut kemudian populer dengan Turbah asy-Syafi’i hingga hari ini. Disana pula dibangun masjid yang diberi nama Masjid asy-Syafi’i. Penduduk Mesir terus menerus menziarahi makam sang Imam hingga 40 hari 40 malam. Karena banyaknya peziarah, tidak gampang untuk hingga ke Makam Imam Syafi’i.


ilustrasi makam imam syafii via islami.co

Meskipun telah wafat, begitu banyak nasehat Imam Syafi'i yang dia berikan. Berikut diantaranya:
  • Raihlah ilmu sebelum engkau memimpin. Jika telah berbalut kekuasaan, tertutup sudah jalanmu menuju perolehan ilmu.
  • Siapa yang menginginkan dunia hendaknya ia mempunyai ilmunya dan siapa yang mendamba alam abadi hendaknya ia mempunyai ilmunya.
  • Seorang alim bukanlah yang ketika dihadapkan pada kebaikan atau keburukan kemudian ia menentukan kebaikan, akan tetapi yang ketika diperhadapakan pada dua buah keburukan ia sanggup menentukan yang paling kecil reseikonya.
  • Siapa yang nrimo menjalin persaudaraan, segala alasannya akan diterima, kelemahannya akan tertutupi, dan seluruh kesalahannya akan dimaafkan.
  • Ada tiga hal yang jikalau disembunyikan seseorang, ia telah menzalimi dirinya sendiri : sakit yang disembunyikan dari dokter, hajat yang disembunyikan dari sahabat, dan pesan tersirat kepada penguasa.
  • Orang terbaik ialah dia yang tidak memandang dirinya baik dan orang termulia ialah dia yang tidak menyaksikan dirinya mulia.
  • Sungguh, dusta seseorang yang mengklaim sanggup di dalam hatinya menyatukan cinta dunia dan cinta pada Sang Pencipta.
  • Tiada yang lebih jelek bagi seseorang melebihi berbicara banyak, membuatkan rahasia, dan memercayai semua orang.


Nah, itulah biografi Imam Syafii yang sanggup kami sampaikan, berbagai pesan yang tersirat yang kita peroleh. Semoga klarifikasi di atas bermanfaat dan sanggup memotivasi kita menjadi eksklusif yang lebih baik lagi.

Sumber http://www.wajibbaca.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: