KEWAJIBAN ISTRI TAAT PADA SUAMI
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Saya mau menanyakan perihal kewajiban seorang suami terhadap keluarga (istri dan anak) yaitu memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan serta kebutuhan biologis. Pemahaman istri akan hal itu sebagai berikut :
- Tidak ada kewajiban istri memasak, yang ada hanya makan yang siap makan. Sebagai suami berusaha memenuhi akan tetapi lebih sering makanan yang diminta merupakan makanan glamor kesudahannya kebutuhan hidup yang sering tidak tercukupi
TOPIK KONSULTASI ISLAM
- Kewajiban mencuci dan membersihkan rumah juga tidak ada. Akibatnya istri meminta pembantu yang mengurusi semua itu termasuk memandikan anak, memberi makan anak, bahkan menemani anak. Kalau merasa bosen dengan pakaian, harus dibelikan pakaian yang gres meskipun pakaian usang gres sekali pakai.
Inti dari semuanya yaitu istri tidak melaksanakan pekerjaan apapun dirumah kecuali menghias diri dan meladeni kebutuhan biologis suami, rumah tangga dan anak yaitu kewajiban suami. Sebagai suami kalau memenuhi itu saja, maka penghasilan sebulan hanya cukup untuk urusan makan, baju dan bayar pembantu. Sedangkan tabungan untuk kebutuhan lain ibarat biaya sekolah sudah tidak ada.
Pertanyaan saya,
1. apakan kewajiban suami itu tidak ada batasannya ?
2. dan yang dimaksud layak itu ibarat apa ?
Mohon maaf atas pertanyaan saya yang sangat awam
Wassaalam
JAWABAN
1. Memang intinya tugas-tugas rumah tangga ibarat di atas bukan kewajiban istri. Namun, itu semua bisa menjadi wajib kalau suami memerintahkan istri untuk melakukannya. Islam memerintahkan supaya istri taat pada perintah suaminya selagi perintah itu bukan perintah berbuat dosa. Berikut dalil-dalilnya:
Dalam Al-Quran Surah An-Nisa' 4:34 Allah berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم
Artinya: Kaum pria itu yaitu pemimpin bagi kaum wanita, oleh lantaran Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan lantaran mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Dalam QS Al-Baqarah 2:228 Allah menekankan hak dan kewajiban bagi suami istri:
Dalam hadits sahih riwayat Bukhari Nabi bersabda:
لا يحل للمرأة أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه ولا تأذن في بيته إلا بإذنه
Artinya: Tidak halal bagi istri berpuasa (sunnah) sedang suaminya ada di rumah kecuali atas seizin suami dan istri tidak memberi izin di rumah suami kecuali atas izin suami.
Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban Nabi bersabda:
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Saya mau menanyakan perihal kewajiban seorang suami terhadap keluarga (istri dan anak) yaitu memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan serta kebutuhan biologis. Pemahaman istri akan hal itu sebagai berikut :
- Tidak ada kewajiban istri memasak, yang ada hanya makan yang siap makan. Sebagai suami berusaha memenuhi akan tetapi lebih sering makanan yang diminta merupakan makanan glamor kesudahannya kebutuhan hidup yang sering tidak tercukupi
TOPIK KONSULTASI ISLAM
- KEWAJIBAN ISTRI TAAT PADA SUAMI
- SUAMI SERING SELINGKUH, HARUSKAH DIMAAFKAN?
- SERING BERMASALAH DENGAN SUAMI
- CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM
- Kewajiban mencuci dan membersihkan rumah juga tidak ada. Akibatnya istri meminta pembantu yang mengurusi semua itu termasuk memandikan anak, memberi makan anak, bahkan menemani anak. Kalau merasa bosen dengan pakaian, harus dibelikan pakaian yang gres meskipun pakaian usang gres sekali pakai.
Inti dari semuanya yaitu istri tidak melaksanakan pekerjaan apapun dirumah kecuali menghias diri dan meladeni kebutuhan biologis suami, rumah tangga dan anak yaitu kewajiban suami. Sebagai suami kalau memenuhi itu saja, maka penghasilan sebulan hanya cukup untuk urusan makan, baju dan bayar pembantu. Sedangkan tabungan untuk kebutuhan lain ibarat biaya sekolah sudah tidak ada.
Pertanyaan saya,
1. apakan kewajiban suami itu tidak ada batasannya ?
2. dan yang dimaksud layak itu ibarat apa ?
Mohon maaf atas pertanyaan saya yang sangat awam
Wassaalam
JAWABAN
1. Memang intinya tugas-tugas rumah tangga ibarat di atas bukan kewajiban istri. Namun, itu semua bisa menjadi wajib kalau suami memerintahkan istri untuk melakukannya. Islam memerintahkan supaya istri taat pada perintah suaminya selagi perintah itu bukan perintah berbuat dosa. Berikut dalil-dalilnya:
Dalam Al-Quran Surah An-Nisa' 4:34 Allah berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم
Artinya: Kaum pria itu yaitu pemimpin bagi kaum wanita, oleh lantaran Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan lantaran mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Dalam QS Al-Baqarah 2:228 Allah menekankan hak dan kewajiban bagi suami istri:
Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya berdasarkan cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dalam hadits sahih riwayat Bukhari Nabi bersabda:
لا يحل للمرأة أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه ولا تأذن في بيته إلا بإذنه
Artinya: Tidak halal bagi istri berpuasa (sunnah) sedang suaminya ada di rumah kecuali atas seizin suami dan istri tidak memberi izin di rumah suami kecuali atas izin suami.
Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban Nabi bersabda:
إذا صلت المرأة خمسها و صامت شهرها و حصنت فرجها و أطاعت زوجها قيل لها : ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت
Artinya: Apabila istri rajin shalat fardhu 5 waktu, berpuasa Ramadhan, menjaga farjinya (tidak berzina), dan taat pada suaminya, maka akan dikatakan padanya: "Masuklah nirwana dari pintu manapun engkau suka."
Jadi, suami bukan hanya terbebani oleh kewajiban tapi juga mempunyai hak atas istri termasuk di antaranya menyuruh istri melaksanakan apapun asal bukan perintah maksiat ibarat memasak, mencuci dan mengurus anak.
Di sini dibutuhkan ketegasan sikap suami supaya tidak diperdaya oleh istri. Suami wajib menafkahi istrinya berdasarkan kemampuan yang dimiliki tapi tidak harus menuruti semua kehendak istri. Dan suami juga wajib mendidik istri apabila istri mempunyai sikap yang cenderung berperilaku seenaknya.
2. Maksud layak yaitu (a) berdasarkan kemampuan finansial suami; (b) berdasarkan kepantasan secara umum.
Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
___________________
SUAMI SERING SELINGKUH, HARUSKAH DIMAAFKAN?
Asslmu'alaikum wrwb
Saya seorang istri dengan satu anak perempuan, dari dulu suami saya sering menduakan dan saya selalu memaafkannya, dan kini terjadi lagi, suami saya menduakan dengan janda, tapi perselingkuhan mereka dengan surat perjanjian yang isinya kalau ada apa-apa siwanita tidak akan menuntut, bahkan kalau hingga hamilpun tidak akan menuntut pertanggungjawaban dan materi, dan anak menjadi tanggungjawab siwanita seutuhnya, dan kini siwanita beneran hamil dan dia beneran tidak menuntut kecuali minta dinikahi secara siri untuk menutup aib,
dan akhirnya kesepakatan nikah siri itupun terjadi dibelakang saya, dan kata suami saya dia menikahi perempuan itu juga hanya menutup malu saja dan tetap menentukan kembali kepada saya dan meninggalkan perempuan itu,
pertanyaan saya:
1. Apakah saya harus mendapatkan dan memaafkan suami saya sementara hati saya sangat terluka alasannya sudah dikhianati
2. Apa yang harus saya lakukan pada perempuan itu?
3, Apakah saya berdosa bila membiarkan suami saya mengabaikan istri sirinya, walau itu kemauan suami saya sendiri
Mohon jawabannya
Wassalamu'alaikum wrwb
JAWABAN
1. Dalam situasi di mana suami sering melaksanakan zina atau dosa besar lain, maka syariah Islam menawarkan istri dua pilihan yaitu berpisah / meminta cerai atau tetap bertahan. Pilihan yang baik yaitu yang pertama: minta cerai atau melaksanakan gugat cerai lantaran dia bukanlah imam yang baik dan supaya supaya anda sanggup melupakan kepedihan hati lantaran sering tersakiti. Namun apabila anda masih ingin bersamanya, maka itupun boleh saja dan apabila ini pilihan anda maka sebaiknya mulai kini anda berhenti mengeluh apabila bencana serupa terjadi di masa depan. Baca detail: Perselingkuhan dalam Rumah Tangga https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
2. Tidak ada yang perlu dilakukan pada perempuan itu. Kalau bisa, perlakukan perempuan itu dengan baik lantaran dia ketika ini menjadi co-wife anda.
3. Sebaiknya sarankan suami untuk adil dalam menggilirnya. Namun, dosa ketikdakadilan suami dalam menggilir yaitu tanggungjawab suami itu sendiri. Baca: Makna Adil dalam Poligami https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
___________________
SERING BERMASALAH DENGAN SUAMI
Kepada uztad dan uztadzah di tempat.
Perkenalkan saya perempuan, Sudah 3 tahun menikah, alhamdulillah Sudah dikarunai seorang anak perempuan berumur 2thn dan sedang mengandung kembali. Saya ingin berkonsultasi wacana beberapa permasalahan di rumah tangga saya, lantaran Sudah agak usang saya berpikir dan tidak ketemu solusinya.
1. Selama saya kenal suami saya, dia rajin shalat tapi hampir tidak pernah membaca al-Quran alasannya tidak bisa, mau saya ajarin mulai Dari iqra tidak mau. Di cari kan uztad untuk berguru mengaji alasannya selalu Ada. Bagaimana ini Pak uztad, saya kok merasa agak menganjal dengan sikap suami saya ?
2. Beberapa waktu belakangan ini anak saya sering sakit dan perkembangannya sehat walaupun berat badannya Kecil berdasarkan dokter anak, Hal ini selalu menjadi permasalahan di antara kami, yang kadang Ada perkataan yang tidak mengeenakkan di hati saya, saya lebih sering diam, lantaran saya memang kurang cakap wacana Hal rumah tangga, ibarat memasak dan mengurus anak. Kalau saya jawab sesekali niscaya dilema yang kemudian diungkit kembali, apakah Hal ini sehat kalau dibiarkan berlarut-larut?
3. Pemikiran kami tampaknya berbeda dan suami saya tidak pernah mau mengungkapkan ibarat apa visi dan misi untuk keluarga kami. Bagaimana menyikapi Sikap suami yang ibarat ini ?
4. Apakah ini berkaitan dengan ketidak fahaman dia wacana agama ?
5. Sikap saya sebagai seorang istri dan ibu harus bagaimana ?
Terimakasih Sudah meluangkan waktu untuk membaca dan membahas permasalahan keluarga saya.
Wasalamuallaikum wr. Wb
JAWABAN
1. Pertama syukuri saja dulu dengan kenyataan bahwa anda mempunyai suami yang rajin shalat. Bahwa dia tidak rajin membaca Al-Quran lantaran tidak bisa membaca itu semestinya anda sudah tahu semenjak sebelum menikah. Selain itu, membaca Al-Quran di luar shalat itu tidak wajib. Baca: Hukum Membaca Al-Quran https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
Kaprikornus tidak perlu mengakibatkan kasus ini menjadi besar dan menciptakan renggang rumah tangga. Kalau anda ingin dia berguru mengaji, maka impian itu harus anda ungkapkan secara hati-hati supaya tidak menyinggung perasaannya. Karena, berguru membaca Al-Quran itu biasanya dilakukan oleh bawah umur kecil jadi kemungkinan besar dia merasa gengsi kalau harus berguru pada usia ibarat sekarang. Dan kalau dia tidak mau, maka sebaiknya dibiarkan saja. Yang penting anda sudah mengungkapkan impian anda supaya dia berguru mengaji dan rajin membaca Al-Quran. Dilaksanakan atau tidak oleh suami itu sepenuhnya terserah dia. Siapa anda yang berhak memaksa dia melaksanakan sesuatu yang tidak wajib secara syariah? Bahkan terhadap kasus yang wajibpun anda dihentikan memaksanya apalagi yang tidak wajib. Di sinilah mungkin letak kesalahan anda dan penyebab dia sering bersikap kurang simpati pada Anda. Karena, orang yang terpojok atau dipojokkan akan cenderung mengungkit-ungkit kesalahan 'lawan' yang memojokkannya.
2. Kurang cakap memasak dan mengurus anak memang akan menciptakan kesal suami. Kekurangan ini lebih besar dibanding ketidakmampun suami membaca Al-Quran Namun kekesalan itu akan disimpannya apabila istri tidak juga mengungkap kekurangan suami. Idealnya, istri meningkatkan kemampuannya terutama di bidang memasak dan mengurus anak. Apabila ini dilakukan, insyaAllah suami juga akan berusaha meningkatkan kemampuannya termasuk dalam hal membaca Al-Quran. Hidup selalu menuntut resiprokal dan timbal balik terutama di antara suami dan istri.
3. Visi misi rumah tangga dan keluarga akan gampang disamakan apabila terjadi komunikasi secara intensif antara kedua belah pihak suami-istri. Maka, lakukan komunikasi berkualitas secara teratur. Ajak suami jalan-jalan ke kawasan wisata dan ungkapkan impian anda apa yang anda inginkan dari keluarga ini. Dan dengarkan apa yang diinginkan suami. Rumah tangga serasi akan tercapai apabila (a) sering komunikasi; (b) siap saling kompromsi; (c) mensyukuri hal positif yang dimiliki pasangannya.
4. Sikap yang bijaksana belum tentu berkaitan dengan pemahaman agama. Yang terpelajar agama belum tentu bijaksana dan tidak mengerti agama belum tentu bersikap semaunya. Rumah tangga yang terasa tidak nyaman disebabkan bukan hanya oleh suami tapi juga oleh istri. Sudahkah anda introspeksi soal ini? Kalau toh secara faktual penyebab konflik secara umum dikuasai yaitu suami, maka tetap saja ada kiprah anda di dalamnya yakni mengapa semenjak awal anda menentukan dia sebagai pendamping hidup kalau tau pengetahuan agamanya kurang?
5. Sikap terbaik bagi anda sebagai istri dan ibu bagi bawah umur sudah diterangkan dalam poin balasan di atas. Sebagai kesimpulan: (a) syukuri hal positif dari suami; (b) penilaian hal negatif pada diri sendiri dan perbaiki; (c) jangan biasakan memaksakan kehendak semua hal harus berdasarkan komunikasi dan kompromi.
Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
Sumber https://www.alkhoirot.net
Artinya: Apabila istri rajin shalat fardhu 5 waktu, berpuasa Ramadhan, menjaga farjinya (tidak berzina), dan taat pada suaminya, maka akan dikatakan padanya: "Masuklah nirwana dari pintu manapun engkau suka."
Jadi, suami bukan hanya terbebani oleh kewajiban tapi juga mempunyai hak atas istri termasuk di antaranya menyuruh istri melaksanakan apapun asal bukan perintah maksiat ibarat memasak, mencuci dan mengurus anak.
Di sini dibutuhkan ketegasan sikap suami supaya tidak diperdaya oleh istri. Suami wajib menafkahi istrinya berdasarkan kemampuan yang dimiliki tapi tidak harus menuruti semua kehendak istri. Dan suami juga wajib mendidik istri apabila istri mempunyai sikap yang cenderung berperilaku seenaknya.
2. Maksud layak yaitu (a) berdasarkan kemampuan finansial suami; (b) berdasarkan kepantasan secara umum.
Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
___________________
SUAMI SERING SELINGKUH, HARUSKAH DIMAAFKAN?
Asslmu'alaikum wrwb
Saya seorang istri dengan satu anak perempuan, dari dulu suami saya sering menduakan dan saya selalu memaafkannya, dan kini terjadi lagi, suami saya menduakan dengan janda, tapi perselingkuhan mereka dengan surat perjanjian yang isinya kalau ada apa-apa siwanita tidak akan menuntut, bahkan kalau hingga hamilpun tidak akan menuntut pertanggungjawaban dan materi, dan anak menjadi tanggungjawab siwanita seutuhnya, dan kini siwanita beneran hamil dan dia beneran tidak menuntut kecuali minta dinikahi secara siri untuk menutup aib,
dan akhirnya kesepakatan nikah siri itupun terjadi dibelakang saya, dan kata suami saya dia menikahi perempuan itu juga hanya menutup malu saja dan tetap menentukan kembali kepada saya dan meninggalkan perempuan itu,
pertanyaan saya:
1. Apakah saya harus mendapatkan dan memaafkan suami saya sementara hati saya sangat terluka alasannya sudah dikhianati
2. Apa yang harus saya lakukan pada perempuan itu?
3, Apakah saya berdosa bila membiarkan suami saya mengabaikan istri sirinya, walau itu kemauan suami saya sendiri
Mohon jawabannya
Wassalamu'alaikum wrwb
JAWABAN
1. Dalam situasi di mana suami sering melaksanakan zina atau dosa besar lain, maka syariah Islam menawarkan istri dua pilihan yaitu berpisah / meminta cerai atau tetap bertahan. Pilihan yang baik yaitu yang pertama: minta cerai atau melaksanakan gugat cerai lantaran dia bukanlah imam yang baik dan supaya supaya anda sanggup melupakan kepedihan hati lantaran sering tersakiti. Namun apabila anda masih ingin bersamanya, maka itupun boleh saja dan apabila ini pilihan anda maka sebaiknya mulai kini anda berhenti mengeluh apabila bencana serupa terjadi di masa depan. Baca detail: Perselingkuhan dalam Rumah Tangga https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
2. Tidak ada yang perlu dilakukan pada perempuan itu. Kalau bisa, perlakukan perempuan itu dengan baik lantaran dia ketika ini menjadi co-wife anda.
3. Sebaiknya sarankan suami untuk adil dalam menggilirnya. Namun, dosa ketikdakadilan suami dalam menggilir yaitu tanggungjawab suami itu sendiri. Baca: Makna Adil dalam Poligami https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
___________________
SERING BERMASALAH DENGAN SUAMI
Kepada uztad dan uztadzah di tempat.
Perkenalkan saya perempuan, Sudah 3 tahun menikah, alhamdulillah Sudah dikarunai seorang anak perempuan berumur 2thn dan sedang mengandung kembali. Saya ingin berkonsultasi wacana beberapa permasalahan di rumah tangga saya, lantaran Sudah agak usang saya berpikir dan tidak ketemu solusinya.
1. Selama saya kenal suami saya, dia rajin shalat tapi hampir tidak pernah membaca al-Quran alasannya tidak bisa, mau saya ajarin mulai Dari iqra tidak mau. Di cari kan uztad untuk berguru mengaji alasannya selalu Ada. Bagaimana ini Pak uztad, saya kok merasa agak menganjal dengan sikap suami saya ?
2. Beberapa waktu belakangan ini anak saya sering sakit dan perkembangannya sehat walaupun berat badannya Kecil berdasarkan dokter anak, Hal ini selalu menjadi permasalahan di antara kami, yang kadang Ada perkataan yang tidak mengeenakkan di hati saya, saya lebih sering diam, lantaran saya memang kurang cakap wacana Hal rumah tangga, ibarat memasak dan mengurus anak. Kalau saya jawab sesekali niscaya dilema yang kemudian diungkit kembali, apakah Hal ini sehat kalau dibiarkan berlarut-larut?
3. Pemikiran kami tampaknya berbeda dan suami saya tidak pernah mau mengungkapkan ibarat apa visi dan misi untuk keluarga kami. Bagaimana menyikapi Sikap suami yang ibarat ini ?
4. Apakah ini berkaitan dengan ketidak fahaman dia wacana agama ?
5. Sikap saya sebagai seorang istri dan ibu harus bagaimana ?
Terimakasih Sudah meluangkan waktu untuk membaca dan membahas permasalahan keluarga saya.
Wasalamuallaikum wr. Wb
JAWABAN
1. Pertama syukuri saja dulu dengan kenyataan bahwa anda mempunyai suami yang rajin shalat. Bahwa dia tidak rajin membaca Al-Quran lantaran tidak bisa membaca itu semestinya anda sudah tahu semenjak sebelum menikah. Selain itu, membaca Al-Quran di luar shalat itu tidak wajib. Baca: Hukum Membaca Al-Quran https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
Kaprikornus tidak perlu mengakibatkan kasus ini menjadi besar dan menciptakan renggang rumah tangga. Kalau anda ingin dia berguru mengaji, maka impian itu harus anda ungkapkan secara hati-hati supaya tidak menyinggung perasaannya. Karena, berguru membaca Al-Quran itu biasanya dilakukan oleh bawah umur kecil jadi kemungkinan besar dia merasa gengsi kalau harus berguru pada usia ibarat sekarang. Dan kalau dia tidak mau, maka sebaiknya dibiarkan saja. Yang penting anda sudah mengungkapkan impian anda supaya dia berguru mengaji dan rajin membaca Al-Quran. Dilaksanakan atau tidak oleh suami itu sepenuhnya terserah dia. Siapa anda yang berhak memaksa dia melaksanakan sesuatu yang tidak wajib secara syariah? Bahkan terhadap kasus yang wajibpun anda dihentikan memaksanya apalagi yang tidak wajib. Di sinilah mungkin letak kesalahan anda dan penyebab dia sering bersikap kurang simpati pada Anda. Karena, orang yang terpojok atau dipojokkan akan cenderung mengungkit-ungkit kesalahan 'lawan' yang memojokkannya.
2. Kurang cakap memasak dan mengurus anak memang akan menciptakan kesal suami. Kekurangan ini lebih besar dibanding ketidakmampun suami membaca Al-Quran Namun kekesalan itu akan disimpannya apabila istri tidak juga mengungkap kekurangan suami. Idealnya, istri meningkatkan kemampuannya terutama di bidang memasak dan mengurus anak. Apabila ini dilakukan, insyaAllah suami juga akan berusaha meningkatkan kemampuannya termasuk dalam hal membaca Al-Quran. Hidup selalu menuntut resiprokal dan timbal balik terutama di antara suami dan istri.
3. Visi misi rumah tangga dan keluarga akan gampang disamakan apabila terjadi komunikasi secara intensif antara kedua belah pihak suami-istri. Maka, lakukan komunikasi berkualitas secara teratur. Ajak suami jalan-jalan ke kawasan wisata dan ungkapkan impian anda apa yang anda inginkan dari keluarga ini. Dan dengarkan apa yang diinginkan suami. Rumah tangga serasi akan tercapai apabila (a) sering komunikasi; (b) siap saling kompromsi; (c) mensyukuri hal positif yang dimiliki pasangannya.
4. Sikap yang bijaksana belum tentu berkaitan dengan pemahaman agama. Yang terpelajar agama belum tentu bijaksana dan tidak mengerti agama belum tentu bersikap semaunya. Rumah tangga yang terasa tidak nyaman disebabkan bukan hanya oleh suami tapi juga oleh istri. Sudahkah anda introspeksi soal ini? Kalau toh secara faktual penyebab konflik secara umum dikuasai yaitu suami, maka tetap saja ada kiprah anda di dalamnya yakni mengapa semenjak awal anda menentukan dia sebagai pendamping hidup kalau tau pengetahuan agamanya kurang?
5. Sikap terbaik bagi anda sebagai istri dan ibu bagi bawah umur sudah diterangkan dalam poin balasan di atas. Sebagai kesimpulan: (a) syukuri hal positif dari suami; (b) penilaian hal negatif pada diri sendiri dan perbaiki; (c) jangan biasakan memaksakan kehendak semua hal harus berdasarkan komunikasi dan kompromi.
Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi: