Apakah Kalimat Tanya Termasuk Talak?

 Hantaran pengantin karya santri putri PP Al Apakah Kalimat Tanya Termasuk Talak?
Ket. gambar: Hantaran pengantin karya santri putri PP Al-Khoirot Malang

Karena kesal, saya bertanya kepada istri "bagaimana jikalau kita cerai saja?" Istri saya menjawab "kamu sudah mentalak 1 saya, mas" Saya kaget, Apakah memang kalimat tanya ibarat itu jatuh talak?


MENGHAMILI TEMAN KANTOR TAPI TIDAK MAU DINIKAHI

Assalamu'alaikum wr. wb.

Pak Ustadz yang diberkahi Allah AWT,

Saya seorang suami sekaligus seorang ayah dengan 2 orang anak. Saya telah melaksanakan perbuatan keji yaitu melaksanakan zina dengan sobat kantor saya (bukan pacar). Alhamdulillah sudah 3 bulan saya berusaha untuk bertaubat dgn sholat tepat waktu, pengajian dan keluar kantor untuk menghindari terulangnya perbuatan keji tsb. Namun Allah berkehendak lain, saat saya menghubungi sobat saya itu untuk meminta maaf atas kesalahan & kekhilafan saya lantaran ingin menjalankan ibadah puasa dengan hening dan tepat tiba2 dia memperlihatkan informasi bahwa dia sudah hamil 3 bulan hasil dari korelasi kami dan saya siap bertanggung jawab dengan berniat untuk menikahinya. Teman saya yaitu non muslim/kristen dan menolak untuk saya nikahi dan akan menikah dengan orang lain yg se-iman dengan beliau. Saat ini isteri saya belum mengetahui dan cepat atau lambat saya akan membicarakannya. Saya sadar inilah resiko yang harus saya tanggung.

DAFTAR ISI
  1. Menghamili Teman Kantor Tapi Tidak Mau Dinikahi
  2. Warisan Rumah Peninggalan Ayah Dan Ibu
  3. Tidak Dapat Nafkah Lahir Batin 4 Bulan Bolehkah Istri Minta Cerai
  4. Apakah Kalimat Tanya Termasuk Talak?
Yang menjadi pertanyaan saya Pak Ustadz :

1. Apa yang yang harus saya perbuat mengingat bagaimanapun janin yang ia kandung yaitu darah daging saya yang akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak.
2. Jika ia tetap akan menikah dengan orang yang se-imannya dan suaminya kelak tidak mengetahui bahwa ia sudah hamil sebelumnya bagaimana status anak tersebut lantaran niscaya setelah menikah ia akan disentuh oleh suaminya.
3. Sejauh mana tanggung jawab saya dimata agama terhadap anak tersebut kelak mengingat sudah dipastikan lingkungan agamanya yaitu non muslim.

Demikian pertanyaan dari saya, atas sumbangan dan perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
HM

JAWABAN MENGHAMILI TEMAN KANTOR TAPI TIDAK MAU DINIKAHI

Perbuatan zina antara sobat sekantor memang sangat rawan terjadi selagi tidak adanya segregasi antara laki-laki dan perempuan di dalam kantor. Dari perkenalan yang intensif, akan terjadi khalwat dan lalu zina. Berikut tanggapan dari pertanyaan Anda:

Jawaban pertanyaan ke-1: Perlu diketahui bahwa anak hasil korelasi zina bukanlah anak yang sah berdasarkan agama. Status anak yaitu anak zina atau anak haram. Garis keturunannya digariskan pada ibunya. Anda hanya ayah biologis.

Lebih detail lihat artikel berikut:
>> Status anak zina
>> Anakku Ternyata Anak Laki-laki Lain
>> Pernikahan Wanita Hamil Di Luar Nikah dan Status Anak

Jawaban pertanyaan ke-2: Status anak tersebut ada dua pendapat. (a) Status anak tetap sebagai anak zina dengan garis nasab (keturunan) ke ibu; (b) Menjadi anak dari laki-laki lain yang menikahi perempuan itu. Pendapat lebih banyak didominasi ulama fiqih (jumhur) yaitu yang pertama yakni tetap anak zina.

Lebih detail: Status anak zina yang ibunya menikah dengan laki-laki lain

Jawaban pertanyaan ke-3: Tidak ada tanggung jawab lantaran dia bukan anak Anda. Tanggung jawab Anda yaitu pada Tuhan alasannya yaitu sudah berani berbuat dosa besar yaitu zina. Ini yang harus dipikirkan dengan serius dan penuh janji untuk bertaubat, meratapi dan tidak mengulangi lagi.

Taubat hendaknya dilakukan bukan hanya melaksanakan perintah yang wajib dan menjauhi yang haram, tapi juga dengan berbuat amal kebaikan yang sunnah ibarat membantu orang miskin dengan harta atau jasa.

________________________________


WARISAN RUMAH PENINGGALAN AYAH DAN IBU

Assalamualaikum Wr., Wb
Saya mohon biar diberikan klarifikasi mengenai pembagian warisan secara Islam pada masalah keluarga saya sebagai berikut.
Ibu dan ayah saya telah usang becerai dan kini keduanya telah meninggal dunia..

Ibu saya sewaktu menikah dengan ayah saya yaitu janda dengan 6 (enam) orang anak (4 laki-laki, 2 perempuan) dari suaminya yg terdahulu.. dan ayah saya memiliki 9 anak (2 laki-laki, 7 perempuan) dari istri-istrinya yg terdahulu.. Saudara kandung satu ayah tidak ada yg tinggal dengan kami lantaran ikut dengan ibunya masing-masing sewaktu bercerai..
Ayah saya sewaktu menikah dengan ibu saya yaitu duda cerai dari istri-istrinya yg terdahulu..

Dari ijab kabul ibu dan ayah saya ada 6 anak termasuk saya (3 laki-laki, 3 perempuan).. Sewaktu ayah dan ibu bercerai, saya dan adik-adik ikut ibu semua.. Makara saya memiliki saudara kandung satu ayah/ibu 5 orang, saudara satu ibu 6 orang dan saudara satu ayah 9 orang.. Adapun warisan yg di tinggalkan yaitu rumah yang rencananya akan dijual dan akhirnya akan dibagi-bagikan.. Rumah tersebut dahulu dibangun sewaktu ayah dan ibu saya belum bercerai, dan setelah bercerai rumah tersebut ditinggali oleh ibu dan kami semua. Adapun Sertifikat Rumah dan tanah tersebut atas nama ibu saya..

1. Bagaimana pembagian warisan yang benar berdasarkan aturan waris islam?
Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih atas kesediaannya membantu menjawab permasalahan kami ini.
(Djarot Soeparno, Balikpapan..)
Wassalamualaikum Wr., Wb.

JAWABAN


1. Pertama harus terperinci lebih dahulu siapa pemilih sah dan defacto dari rumah tersebut. Apakah ayah atau ibu? Ataukah milik berdua ayah ibu?
(a) Kalau memang rumah itu aslinya 100 % milik ayah saja, maka yang akan menerima warisan yaitu semua bawah umur ayah baik dari istri yang terakhir (yakni ibu anda) atau dari istri-istri terdahulu.

(b) Apabila rumah tersebut milik ibu 100 %, maka yang menerima warisan yaitu bawah umur ibu baik dari suami yang terakhir (yakni ayah anda) atau dari suami-suami terdahulu.

(c) Apabila rumah tersebut merupakan harta gono-gini alias milik berdua suami-istri, maka harta diberikan kepada seluruh anak-anaknya baik yang berasal dari pihak suami atau istri.

Adapun cara pembagiannya yaitu uang hasil penjualan rumah dibagi kepada anak laki-laki dan perempuan di mana anak laki-laki menerima bab dua kali lipat dari anak perempuan. Lebih detail lihat: https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
________________________________



TIDAK DAPAT NAFKAH LAHIR BATIN 4 BULAN BOLEHKAH ISTRI MINTA CERAI

pak ustadz saya ririn 25 ttahun saya pnya anak 1.pak ustadz bgni saya sm suami saya lg ad mslah,sblum ny saya mau kisah pak suami saya dlu duda anak 2 tapai dia gk prnh blg sm saya dan saya tau nya setelah mnkah n orang tuany pun sembunyikan semua itu.tapai saya gk mempermasalahkn semua itu kini prnkhan saya jln 4 ttahun,n wktu lebaran kmren ini pk saya liat ad pr drmh orang tuany n bw 2 orang anak.stlh saya mrh n saya tnya trnyta itu anak istri ny n belum d craikn sm dia.tapai saya maafin lantaran dia craikn istriny dpn orang tuany..tapai dr smenjak puasa dia gak nafkahi saya n anak saya lhr btin pak kra2 sdah 4 bln.n saya sudah tdk tahan lg hdup sm dia saya mau cerei. yang mau saya tanya 1.apaa status prnktahun saya? 2.sah apa tdak dia mencraikan pr itu dpn orng tuany? 3.apa sudah bnar plhan saya untk brcrai krn dia jg sudah menipu orang renta saya dgn bw kbur uang yg tidak mengecewakan bnyk. trma ksh pak..cerita saya bsa d share pak.

JAWABAN

1. Status ijab kabul anda dengan dia masih sah. Belum ada perceraian selagi dia belum mengucapkan kata cerai pada Anda walaupun dia tidak memberi nafkah lahir tahun selama 4 bulan atau lebih. Namun, kenyataan itu sanggup menjadi alasan anda untuk melaksanakan gugat cerai pada Pengadilan Agama.

2. Sah. Kata cerai yang diucapkan oleh suami pada istri akan terjadi talak. Namun harus diingat, bahwa suami sanggup saja rujuk kembali dengan istrinya tersebut.

3. Sudah benar. Anda sanggup meminta cerai pada suami anda. Kalau dia tidak mau, maka anda sanggup melaksanakan gugat cerai di Pengadilan Agama dengan membawa bukti-bukti dan saksi atas kesalahan suami Anda. Cara termudah yaitu dengan meminta sumbangan pegawai PPN (modin) di desa atau kelurahan kawasan anda tinggal. Lebih detail: https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=

________________________________



APAKAH KALIMAT TANYA TERMASUK TALAK?

Assalamualaikum Wr. Wb

Langsung saja ustad, ada yang ingin saya tanyakan. Kemarin saya & istri bertengkar lantaran duduk masalah sepele (mempertahankan ego) masing-masing. Padahal kami gres menikah 2 bulan. Karena kesal, saya bertanya kepada istri "bagaimana jikalau kita cerai saja?" Istri saya menjawab "kamu sudah mentalak 1 saya, mas" Saya kaget, berdasarkan saya itu belum termasuk talak. Karena berdasarkan saya itu hanya pertanyaan, bukan statement. Tetapi istri kekeuh bahwa saya sudah mentalaknya.

Pertanyaan saya :
1. Makara yang benar yang mana ustad? Jika memang hal tersebut sudah termasuk talak, berarti saya & istri sudah bercerai, padahal saya tidak tahu bahwa itu yaitu talak.

Mohon penjelasannya unstad. Terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb

JAWABAN

Ucapan "Bagaimana jikalau kita cerai saja?" yaitu kalimat tanya bukan kalimat berita. Maka, hukumnya tidak terjadi talak lantaran yang menciptakan talak terjadi apabila diucapkan dalam kalimat informasi ibarat "Aku ceraikan kamu" atau "Kita bercerai". Al-Khatib As-Syarbini dalam Mughnil Muhtaj ila Makrifati Alfadz al-Minhaj 3/302 menyatakan
ولو قال أنت طالق أو لا أو أنت طالق واحدة أو لا بإسكان الواو فيهما لم يقع به شيء لأنه استفهام لا إيقاع فكان كقوله هل أنت طالق إلا أن يريد بقوله أنت طالق إنشاء الطلاق فتطلق ولا يؤثر قوله بعده أو لا

Apabila suami berkata pada istrinya: "Kamu tertalak atau tidak?" atau "Kamu tertalak satu atau tidak?" maka talak tidak terjadi lantaran itu kalimat tanya bukan penjatuhan talak. Kalimat tersebut sama dengan kalimat (suami pada istri): "Apakah kau perempuan yang tertalak?" Namun demikian, apabila dengan kata-kata tersebut suami (yakni kalimat "Kamu tertalak atau tidak?") ada niat untuk mentalak istrinya, maka talak terjadi.
________________________________

Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: