Kami menerima cobaan suami saya ditipu oleh rekan kerjanya yang alhasil menciptakan kami banyak terlilit hutang. Saat ini suami saya dibawa ke pelabuhan ratu dan nanti katanya mau dibawa ke gunung, biar nanti usahanya lancar. B
DAFTAR ISI
- Dalil dan Sebab Datangnya Musibah
- Kesalahan dan Kelalaian Manusia
- Sebagai Ujian Atas Keimanan dan Kesabaran
- Untuk Mengangkat Derajat dan Kualitas Seseorang
- Cara Menyikapi Musibah
PERTANYAAN
Assalamualaikum.wr.wb.
YTH Pengasuh Konsultasi Islam
Sebelumnya saya mau perkenalkan diri dulu, saya RM dari Jambi. Saya ketika ini sangat bingung. Suami saya seorang pengusaha, tapi semenjak 2 tahun yang kemudian ini kami menerima cobaan suami saya ditipu oleh rekan kerjanya yang alhasil menciptakan kami banyak terlilit hutang sehingga kami harus menjual aset2 kami. Suami saya banyak menerima pertolongan dari teman2nya mulai dari dukun, orang arif dsbnya. Katanya suami saya ini banyak dikirim sihir dari orang2 yang mungkin tidak suka atas keberhasilan suami saya Terakhir suami saya menerima pemberian dari tmannya, saya sangat bersyukur karna pemberian yang terakhir ini suami saya sudah mulai mendekatkan diri kpd Allah, suami saya rajin shalat
dan mengaji.
Tapi yang mennganjal dihati saya kini suami saya menerima pemberian lagi dr oomnya, tp saya tidak merasa sesuai dengan caranya. Saat ini suami saya dibawa ke pelabuhan ratu dan nanti katanya mau dibawa ke gunung, biar nanti usahanya lancar. Kata suami saya dirinya lagi dibersihkan, kemudian suami saya bilang nanti diri saya lg yang mau
dibersihkan. Hati saya sangat menolak sebenarnya, tapi suami saya memaksa,
1. Apa yang harus saya lakukan pak?
Terima kasih sebelumnya Pak
Wassalam.
RI
JAWABAN
DALIL DAN SEBAB MUSIBAH YANG MENIMPA
Apabila seorang atau sebuah keluarga tertimpa musibah, maka banyak faktor yang sanggup menjadi penyebabnya dan pesan tersirat yang menjadi tujuannya ibarat yang disebut dalam ayat-ayat di bawah:
KARENA KESALAHAN DAN KELALAIAN MANUSIA ITU SENDIRI
1. Dalam QS Asy-Syura 26:30 disebutkan bahwa penyebab suatu musibah yang terjadi yaitu lantaran kesalahan dan kelalaian insan itu sendiri.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
2. Dalam QS Ar-Rum 30:41 ibarat dengan no.1 bahwa kesalahan insan menjadi penyebab terjadinya musibah
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di maritim disebabkan lantaran perbuatan tangan manusia, supaya Allah mencicipi kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, semoga mereka kembali (ke jalan yang benar).
3. QS Ali Imron 3:165 sama dengan no. 1 dan 2 bahwa musibah terjadi akhir logis dari kesalahan insan
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: Dan mengapa ketika kau ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kau telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kau berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
SEBAGAI UJIAN ATAS KEIMANAN DAN KESABARAN
Kalau administrasi perjuangan sudah sangat rapi, dan tidak ada kesalahan yang dilakukan, maka musibah itu tiba sebagai ujian atas kesabaran dan keimanan kita. Apakah dengan ujian yang tiba kita bertambah bersahabat pada Allah atau malah bertambah jauh.
4. Dalam QS Al-Baqarah 2:155, 156, 157 dinyatakan bahwa musibah bisa saja bukan lantaran kesalahan seseorang yang tertimpa musibah. Ia bisa jadi sebagai ujian atas keimanan dan kesabaran seorang muslim.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah informasi bangga kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Mereka itulah yang menerima keberkatan yang tepat dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang menerima petunjuk.
5. Dalam QS Muhammad 47:31 sama dengan no. 4 yaitu bahwa cobaan tiba sebagai ujian ketahanan mental dan kesabaran
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kau semoga Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan semoga Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT/KUALITAS SESEORANG
Nabi dan Rasul yang sangat solih juga menerima musibah. Malah musibah mereka lebih berat dari insan lain. Itu yaitu pecahan proses menuju peningkatan kualitas diri. Kualitas iktikad dan pribadi.
6. Dalam QS Al-An'am 6:34 disebutkan adanya musibah untuk meningkatkan derajat seseorang apabila beliau bersabar ibarat yang terjadi pada para Nabi dan Rasul.
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ
Artinya: Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, hingga tiba pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang sanggup merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah tiba kepadamu sebahagian dari informasi rasul-rasul itu.
Dalam sebuah hadits riwayat Ad-Darimi disebutkan bahwa orang yang paling banyak ditimpa musibah yaitu para Nabi dan Rasul. Teks hadits sebagai berikut:
سُئِلَ النبي صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الناس أَشَدُّ بَلَاءً ؟. (قال: الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ، فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ على حَسَبِ دِينِهِ
Dari klarifikasi dalil-dalil Al-Quran di atas, sanggup disimpulkan bahwa suatu musibah yang terjadi itu disebabkan oleh salah satu dari 3 (tiga) faktor:
Pertama. Akibat dari kesalahan yang dilakukan insan itu sendiri, maka musibah sebagai siksaan baginya. Kesalahan itu umumnya kesalahan-kesalahan logis yang dilakukan. Dalam soal ditipu rekan kerja, penyebabnya terang berkait dengan mismajemen alias salah urus perusahaan.
Kedua, Ujian, maka ia berfungsi sebagai proses cobaan menuju penyucian diri.
Ketiga, Mengangkat derajatnya, apabila sabar maka ia akan aksesori pahala.
BAGAIMANA MENGHADAPI MUSIBAH
Dari uraian di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa tidak ada penyebab tunggal atas terjadinya suatu musibah. Baik musibah finansial, musibah ajal atau musibah tragedi alam.
Musibah yang menimpa suami dan Anda tentunya sanggup dilihat dari salah satu dari ketiga alasannya di atas atau ketiga-tiganya. Tentu suami dan yang lebih tahu.
Namun, dari pengamatan sepintas sanggup saya simpulkan lantaran faktor pertama yakni lantaran kesalahan mismanajemen perusahaan. Sehingga hal ini memberikah celah bagi kolega suami Anda untuk melaksanakan penipuan.
Apa yang harus dilakukan suami Anda ketika tertimpa musibah ibarat ini yaitu sebagai berikut:
(a) Belajar dari kesalahan, dan jangan mengulangi kesalahan serupa di kemudian hari. Jangan menciptakan celah sehingga membiarkan orang jahat menerima kesempatan melaksanakan agresi jahatnya.
(b) Kalau memang ada dosa besar yang pernah dilakukan, bertaubatlah dengan taubat nasuha. Dosa bukan hanya melaksanakan perbuatan yang dihentikan Allah, tapi juga termasuk meninggalkan perintah Allah.
(c) Melakukan penyucian diri ala hindu bukanlah cara islami yang disyariatkan Islam. Alih-alih menyucikan, ini malah akan menambah dosa gres suami dan Anda pada Allah yang malah akan menambah kesalahan baru. Karena itu jauhi sikap yang menyimpang dan mintalah suami Anda untuk berkonsultasi pada ulama yang jago ilmu agama, bukan jago ilmu perdukunannya.
Seperti disebut di muka, penyucian diri cukup dilakukan dengan (a) bertaubat/mohon ampun atas dosa-dosa yang pernah dilakukan; (b) shalat 5 waktu secara teratur; (c) shalat taubat dan shalat tahajud dan berusaha menjauhi dosa-dosa besar maupun dosa kecil.
Selain itu, bila ekonomi kembali membaik jangan lupakan zakat harta kepada yang berhak dan sedekah untuk kalangan yang tidak mampu.
Jawaban pertanyaan ke-1: Apa yang harus Anda lakukan yaitu ajak suami Anda membaca goresan pena ini.
Sumber https://www.alkhoirot.net
3. QS Ali Imron 3:165 sama dengan no. 1 dan 2 bahwa musibah terjadi akhir logis dari kesalahan insan
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
SEBAGAI UJIAN ATAS KEIMANAN DAN KESABARAN
Kalau administrasi perjuangan sudah sangat rapi, dan tidak ada kesalahan yang dilakukan, maka musibah itu tiba sebagai ujian atas kesabaran dan keimanan kita. Apakah dengan ujian yang tiba kita bertambah bersahabat pada Allah atau malah bertambah jauh.
4. Dalam QS Al-Baqarah 2:155, 156, 157 dinyatakan bahwa musibah bisa saja bukan lantaran kesalahan seseorang yang tertimpa musibah. Ia bisa jadi sebagai ujian atas keimanan dan kesabaran seorang muslim.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah informasi bangga kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Mereka itulah yang menerima keberkatan yang tepat dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang menerima petunjuk.
5. Dalam QS Muhammad 47:31 sama dengan no. 4 yaitu bahwa cobaan tiba sebagai ujian ketahanan mental dan kesabaran
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT/KUALITAS SESEORANG
Nabi dan Rasul yang sangat solih juga menerima musibah. Malah musibah mereka lebih berat dari insan lain. Itu yaitu pecahan proses menuju peningkatan kualitas diri. Kualitas iktikad dan pribadi.
6. Dalam QS Al-An'am 6:34 disebutkan adanya musibah untuk meningkatkan derajat seseorang apabila beliau bersabar ibarat yang terjadi pada para Nabi dan Rasul.
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ
Dalam sebuah hadits riwayat Ad-Darimi disebutkan bahwa orang yang paling banyak ditimpa musibah yaitu para Nabi dan Rasul. Teks hadits sebagai berikut:
سُئِلَ النبي صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الناس أَشَدُّ بَلَاءً ؟. (قال: الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ، فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ على حَسَبِ دِينِهِ
Dari klarifikasi dalil-dalil Al-Quran di atas, sanggup disimpulkan bahwa suatu musibah yang terjadi itu disebabkan oleh salah satu dari 3 (tiga) faktor:
Pertama. Akibat dari kesalahan yang dilakukan insan itu sendiri, maka musibah sebagai siksaan baginya. Kesalahan itu umumnya kesalahan-kesalahan logis yang dilakukan. Dalam soal ditipu rekan kerja, penyebabnya terang berkait dengan mismajemen alias salah urus perusahaan.
Kedua, Ujian, maka ia berfungsi sebagai proses cobaan menuju penyucian diri.
Ketiga, Mengangkat derajatnya, apabila sabar maka ia akan aksesori pahala.
BAGAIMANA MENGHADAPI MUSIBAH
Dari uraian di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa tidak ada penyebab tunggal atas terjadinya suatu musibah. Baik musibah finansial, musibah ajal atau musibah tragedi alam.
Musibah yang menimpa suami dan Anda tentunya sanggup dilihat dari salah satu dari ketiga alasannya di atas atau ketiga-tiganya. Tentu suami dan yang lebih tahu.
Namun, dari pengamatan sepintas sanggup saya simpulkan lantaran faktor pertama yakni lantaran kesalahan mismanajemen perusahaan. Sehingga hal ini memberikah celah bagi kolega suami Anda untuk melaksanakan penipuan.
Apa yang harus dilakukan suami Anda ketika tertimpa musibah ibarat ini yaitu sebagai berikut:
(a) Belajar dari kesalahan, dan jangan mengulangi kesalahan serupa di kemudian hari. Jangan menciptakan celah sehingga membiarkan orang jahat menerima kesempatan melaksanakan agresi jahatnya.
(b) Kalau memang ada dosa besar yang pernah dilakukan, bertaubatlah dengan taubat nasuha. Dosa bukan hanya melaksanakan perbuatan yang dihentikan Allah, tapi juga termasuk meninggalkan perintah Allah.
(c) Melakukan penyucian diri ala hindu bukanlah cara islami yang disyariatkan Islam. Alih-alih menyucikan, ini malah akan menambah dosa gres suami dan Anda pada Allah yang malah akan menambah kesalahan baru. Karena itu jauhi sikap yang menyimpang dan mintalah suami Anda untuk berkonsultasi pada ulama yang jago ilmu agama, bukan jago ilmu perdukunannya.
Seperti disebut di muka, penyucian diri cukup dilakukan dengan (a) bertaubat/mohon ampun atas dosa-dosa yang pernah dilakukan; (b) shalat 5 waktu secara teratur; (c) shalat taubat dan shalat tahajud dan berusaha menjauhi dosa-dosa besar maupun dosa kecil.
Selain itu, bila ekonomi kembali membaik jangan lupakan zakat harta kepada yang berhak dan sedekah untuk kalangan yang tidak mampu.
Jawaban pertanyaan ke-1: Apa yang harus Anda lakukan yaitu ajak suami Anda membaca goresan pena ini.
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi: