Nikah Terhalang Sopan Santun Jawa (Kejawen)

 Calon istri saya sah dinikah berdasarkan syariah Nikah Terhalang Adat Jawa (Kejawen)


Calon istri saya sah dinikah berdasarkan syariah, tapi tidak baik dikawin berdasarkan etika Jawa karena Dadung Kepluntir atau Dadang Rebutan Pencokan. Apa langkah saya untuk meyakinkan mereka bahwa hal menyerupai itu tidak ada dalam syariah?

DAFTAR ISI

  1. Tanya Jawab Fiqih Perkawinan
    1. Logika Adat Jawa Melarang Pernikahan Silang Kerabat (Dadung Kepluntir)
    2. Pernikahan Berdasarkan Kerabat pada Keluarga Nabi
    3. Agar Keluarga Lebih Percaya Syariah dari Adat Kejawen
    4. Bolehkah Menikah Sirri
    5. Hukum Melangkahi Wali Ayah Kandung
  2. Dilarang Menikah Karena Adat Jawa Dandang Rebutan Penclok'an
  3. Hubungan Tidak Direstui Karena Posisi Rumah
  4. Hukum 2 (Dua) Pernikahan dalam Setahun



Tanya Jawab Fiqih Perkawinan


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saya seorang laki-laki berniat untuk menikahi seorang gadis yang berdasarkan aturan islam bukanlah mahrom bagi saya (ibu dari nenek saya yg dari jalur ibu yaitu saudara perempuan dari nenek calon saya juga dari jalur ibu), intinya orang renta kami menyetujui korelasi kami, tetapi niatan tersebut sedikit terhambat karena abang laki-laki calon saya telah menikah dengan adik sepupu saya, sehingga secara silsilah abang calon saya telah menjadi adik sepupu bagi saya, kondisi menyerupai ini sebagian dari keluarga kami menyebut nya dengan istilah jawa "Dadung Kepluntir" dan jikalau kami tetap melanjutkan korelasi kami, mereka mengkhawatirkan akan terjadi hal yang merugikan diantara kita. saya dan keluarga tidak sependapat dengal hal tersebut karena tidak sesuai dengan pemahaman islam, tetapi keluarga sepupu saya meyakini akan hal itu dan jikalau kami tetap melanjutkan korelasi kami adik sepupu saya berniat akan bercerai saja dengan abang calon saya itu karena rasa takut terhadap akhir yang akan terjadi atas kondisi tersebut.

Pendapat lain juga menyebut kan kalau akhir dari ijab kabul kami nanti itu akan merusak "Nasab" keluarga kita, akan menjadi terbalik secara panggilan. dimana awal nya kita panggil abang menjadi adik begitu pula sebalik nya.

Dalam kondisi lain sudah ada Dua saudara dari calon saya telah menikah dengan kerabat saya dalam satu kampung, kalau saya berlanjut dengan calon saya berarti akan ada 3 saudara yang berjodoh pada satu kampung, mereka juga meyakini kalau kondisi menyerupai ini maka salah satu dari keluarga ini akan kalah atau dalam istilah jawa nya "Dadang Rebutan Pencokan".

yang menjadi pertanyaan saya:

1.adakah klarifikasi logis mengenai istilah "Dadung Kepluntir" dan "Dadang Rebutan Pencokan" tersebut..?

2.benarkah "nasab" itu bisa dirusak karna ijab kabul kita?

3.dari keturunan Rosululloh SAW adakah yang menikah dengan sesama kerabat..? tolong diberikan contoh-contoh nya ?

4.apa langkah terbaik yang harus kami lakukan..?

5.pencerahan menyerupai apa yang harus kami berikan pada keluarga kami yang percaya pada etika kejawen nya tersebut, dan dengan metodenya menyerupai apa..? Sambil menunggu setiap pencerahan-pencerahan dan kondisi keluarga yang lebih aman lagi, kami berdua masih berafiliasi (pacaran), berjalan nya waktu selama kami berpacaran (saat ini berjalan 5 bulan) kami merasa banyak melaksanakan maksiat, sehingga kami berinisiatif untuk melaksanakan "nikah sirri" dengan memakai wali nikah abang laki-laki kandung dari calon istri saya yang lain nya.

yang ingin saya tanyakan:

1.Dalam kondisi ini, Boleh kah saya menikah secara sirri..?

2.Apakah hak wali (bapak calon istri saya) bisa di langkahi oleh abang laki-laki kandung calon istri saya, karena ia menolak ijab kabul kita bukan dengan alasan syari'ah (dadung kepluntir dan dadang rebutan pencokan)

tolong tanggapan di kirim juga ke email: abeide@yahoo.com

Terimakasih sebelum nya Wassalamu'alaikum Wr. Wb Abedie via email ke alkhoirot@gmail.com

JAWABAN

LOGIKA ADAT JAWA MELARANG PERNIKAHAN SILANG (DADUNG KEPLUNTIR)

1. Tidak ada kebijaksanaan di balik pedoman kejawen menyerupai itu. Yang namanya etika berlaku secara turun temurun tanpa dipertanyakan logikanya. Yang pasti, mereka yakin bahwa kalau etika semacam itu dilanggar akan terjadi "sesuatu'. Dan dengan keyakinan membuta menyerupai itu, tidak jarang mereka kemudian mencocok-cocokkan suatu kejadian yang tidak ada korelasi sebab-akibat secara langsung.

2. Tidak benar "nasab" itu bisa dirusak karna ijab kabul kita

PERNIKAHAN BERDASARKAN KERABAT PADA KELUARGA NABI

3. Ada. Putri Rasulullah, Fatimah menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Ali yaitu sepupu Rasulullah. Karena ayah Rasulullah (Abdullah bin Abdul Muttalib) dan ayah Ali (Abu Thalib bin Abdul Muttalib) yaitu bersaudara. Itu artinya, Ali menikahi keponakan sepupunya. Selain itu, enam dari istri-istri Nabi masih mempunyai nasab kekerabatan dengan Nabi.

Rinciannya yaitu sebagai berikut:

1. Khadijah binti Khuwailid bertemu kekerabatan dengan Nabi di Qusay bin Kilab.

2. Aisyah binti Abu Abu Bakar bertemu kekerabatan dengan Nabi di Marrah bin Kaab bin Lu'ay.

3. Hafsah binti Umar bin Khattab bertemu kekerabatan dengan Nabi di Kaab bin Luay.

4. Ummu Habibah /Ramlah binti Abi Sufyan bertemu kekerabatan dengan Nabi di Abdu Manaf bin Qusay

5. Ummu Salamah / Hindun binti Abu Umayyah bertemu kekerabatan dengan Nabi di Marrah bin Kaab bin Luay.
6. Saudah binti Zam'ah bertemu kekerabatan dengan Nabi di Luay bin Ghalib. Ibu dan ayah Nabi Muhammad sendiri masih ada korelasi nasab (kekerabatan). yaitu sama-sama cicit dari Kilab.

Ibu Nabi: Aminah binti Wahb bin Abdimanaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib.

Ayah Nabi: Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdimanaf bin Qusay bin Khlab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Untuk mengetahui secara persis korelasi kekerabatan (nasab) Nabi dengan istri-istri beliau, lihat silsilah nasab ibu dan ayah Nabi Muhammad di atas.

AGAR KELUARGA LEBIH PERCAYA SYARIAH DARI ADAT KEJAWEN

5. Cara untuk meyakinkan keluarga biar tidak terlalu percaya pada hitungan kejawen tersebut sanggup dicoba dengan salah satu dari cara-cara berikut:

a. Bahwa menikah dengan perempuan yang masih ada korelasi kekerabatan itu biasa. Nabi Muhammad melakukannya. Dan syariah Islam membolehkannya. Silahkan klarifikasi terperinci fakta-fakta di atas.

b. Ibu dan ayah Nabi masih ada korelasi kerabat. Nabi dan istri-istri juga masih kerabat. Mantu Nabi, Ali bin Abu Thalib yaitu sepupu Nabi. Kalau seandainya menikahi kerabat itu tidak baik, tentu Nabi tidak akan melakukannya. Dan syariah Islam tidak akan menghalalkannya.

c. Syariah Islam itu yaitu aturan yang dibentuk jauh sebelum aturan etika Jawa itu eksis.

d. Melarang sesuatu yang dihalalkan oleh Allah yaitu pelanggaran syariah. Lihat Alquran Surah Al-Maidah 5:87 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Artinya: Wahai orang yang beriman! Janganlah kau mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kau melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitab (شرح الشرح والإبانة (الإبانة الصغرى) menyatakan bahwa aturan orang yang mengharamkan sesuatu yang halal atau menghalalkan sesuatu yang diharamkan syariah yaitu sebagai berikut:

a. Hukumnya murtad (keluar dari Islam). Apabila dia tahu aturan dan dalilnya sengaja melakukannya. Karena dia telah membohongi Allah.

b. Hukumnya berdosa kalau dia melaksanakan itu karena tidak tahu aturan syariah.

Saya berasumsi bahwa orang Jawa yang lebih mendahulukan etika Jawa dibanding syariah yaitu karena kebodohan mereka. Namun demikian, mereka perlu diberi tahu bahwa sikap itu yaitu dosa.

BOLEHKAH MENIKAH SIRRI

Menikah sirri atau resmi boleh asal terpenuhi syarat-syarat ijab kabul dan rukun-rukun nikah. Yang terpenting dalam kasus Anda yaitu adanya wali dari pihak perempuan yang menikahkan Anda dan dia.

HUKUM MELANGKAHI WALI AYAH KANDUNG

Ayah kandung yaitu wali mujbir yaitu wali yang mempunyai hak pribadi untuk menikahkan putrinya tanpa persetujuan sang anak. Oleh karena itu, sebuah ijab kabul dianggap tidak sah apabila tanpa ijinnya.[Lihat : فإن امتنع ورفض انتقلت الولاية إلى من يليه من الأولياء كجدك، فإن لم يوجد، زَوَّجَكِ أحد إخوتك، ثم من يليه، فإن امتنع الجميع انتقلت الولاية إلى القاضي، فعليك بالتقدم إلى المحكمة الشرعية في بلدك، ورفع ذلك لتجري المحكمة ما يقتضيه الوجه الشرعي من إتمام النكاح]

Namun, apabila ayah kandung tidak oke harapan putrinya tanpa alasan syariah dia disebut wali adhal (wali pembangkang), maka perempuan boleh dinikahkan oleh wali hakim (pegawai KUA, modin, dll) atau wali nikah yang lain (lihat Al-Jaziri dalam Al-Fiqh alal Madzahib al-Arba'ah IV/734). Adapun urutan wali nikah berikutnya sesudah ayah kandung yaitu:

2 - Kakek, atau ayahnya ayah (grand father,

أب الأب) 3 - Saudara se-ayah dan se-ibu (saudara laki-laki atau kakak/atau adik kandung)

4 - Saudara se-ayah saja

5 - Anak laki-laki dari saudara yang se-ayah dan se-ibu atau keponakan laki-laki.

6 - Anak laki-laki dari saudara yang se-ayah saja

7 - Saudara laki-laki ayah atau paman kandung.

8 - Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah atau sepupu. Wali pengganti dari ayah harus berdasarkan urutan di atas. Misal, ayah kandung tidak ada, maka diganti oleh kakek, dan begitu seterusnya. Kalau semua wali di atas tidak ada, maka hak menikahkan sanggup dilakukan oleh hakim atau pejabat pemerintah yang berwenang (petugas KUA atau modin urusan nikah)

________________________________________________

LARANGAN MENIKAH KARENA DANDANG REBUTAN PENCLO'AN

Assalamu 'alaikum Mhon srany..sy seorang wnita..sy brpcaran dgn ttngga sy..tp sbnary dy seorang pndtang..dy tgl d dsa sy krna ka"ky(cwe) tlh mnikah dgn ttngga sy..

1. Sy sdah brniat tuk mnikah dgn pcr sy tp ibu pcr sy tdk mrstui krna istilah "dandang rbutan penclok'an"..katanya klo dtruskan nnti bs dpt msibah..

2. Kluarga saya menyuruh sy tuk dtg k kyai mnanyakan hal itu..sy brhrap klo kyai itu bs mmbntu sy tp d luar dugaan sy..trnyta kyai trsbut jg mlarang sy tuk mnikah dgn pcr sy krna istilah itu jg.. Bpk sy memojokkan sy..krna sblumy sy sdah prnh tny hal itu k org pntar dan hsily pun sm.. Bpk sy jg blg klo bpk sy prnh mngalami "dandang rebutan penclok'an"..trnyta mmang da msibah.. Sbnary antara kluarga sy dan kluarga cwo sy sdah stuju klo kami mnikah tp krna tkut melanggar adat..mreka melarang kami..

3. Sy bngung msti gmn...pa cm krna adat..niat sy tuk mnjalani sunnah rasul jd terhalang..?????

4. Sy ingin melawan tp smua prcya etika itu..dan pcr sy pun tdk brani melawan pa kta ibuy..!!!!!

5. Sy mrsa tdk da org yg mndkung sy..bhkan ka"k sy yg biasay slalu mndukung sy jg mlrang sy tuk mnikah dgn pcr sy dan blg klo pcr sy mmang bukan jdh sy...bukankah mslh jdh itu Allah yg mnentukan..!!!!!

6. Bukany d dalam agama tdk ada lrangan mnikah krna adat..!!!!! 7. Bgaimana sy myakinkan kluarga sy dan kluarga cwo sy ttg kprcyaan mrka trhdp etika jaway sdangkan sy sendiri...????? trm ksh bnyk... Wassalamu 'alaikum Youn

JAWABAN

Tulisan Anda begitu sulit dibaca sehingga menyulitkan saya untuk menjawabnya. Lain kali, buatlah goresan pena yang lebih rapi.

Tentang pertanyaan Anda, jawabannya sbb:

1. Itu tidak betul. Musibah dan nikmat tiba karena kehendak Allah. Bukan karena etika Jawa.

2. Datang ke kyai yang lain yang betul-betul andal agama. Yang Anda datangi mungkin kyai semi dukun. Dan bisa jadi sudah ada "kesepakatan" sebelumnya dengan orang renta Anda.

3. Karena secara agama tidak ada larangan untuk menikah dengan perempuan idaman Anda, maka apakah Anda bisa secara finansial kalau menikah dengannya tanpa restu orang tua? Kalau memang mampu, silahkan diteruskan. Tapi kalau Anda masih tergantung pada orang renta dalam segi sandang, pangan dan papan, maka tidak ada salahnya anda mencari calon istri yang lain. Mengikuti sunnah Rasul bisa dilakukan dengan perempuan yang lain bukan?

4. Kalau pacar Anda sendiri tidak mau melanggar adat, maka tiba waktunya bagi Anda untuk berusaha melupakan dia dan mencari calon istri yang lain.

5. Tidak ada dukungan keluarga patut disesalkan. Tapi, Anda juga harus realistik bahwa tanpa dukungan mereka rencana Anda akan gagal. Maka, mulailah berfikir mencari pasangan alternatif. Kalau ingin memaksa dengan dia, maka berusahalah menjalin keomunikasi yang baik dengan keluarga bersahabat Anda.

6. Betul. Tidak ada larangan dalam agama untuk menikah dengan siapapun baik sesuai etika atau tidak.

7. Mintalah santunan pada tokoh agama atau ulama setempat yang dihormati.

_________________________________________________________

HUBUNGAN TIDAK DIRESTUI KARENA POSISI RUMAH SALAH MENURUT ADAT JAWA

assalamu'alaikum Wr. Wb

saya sedang dalam keadaan putus asa mohon diberi klarifikasi dan nasehat wacana problem yang saya alami. saya sudah pacaran selama 5 tahun, dan ingin melanjutkan je tahap yang lebih serius yaitu pernikahan. tapi ada suatu hal yang dipercayai oleh orang renta pacar saya, yaitu berdasarkan etika jawa di tempat kami arah dari rumah pacar saya ke rumah saya itu tidak baik/tidak bagus, dan apabila dilanjutkan untuk menikah akan mengakibatkan kematian di pihak orang renta pacar saya. saya tidak percya akan hal itu, dan tetap melanjutkan korelasi kami. tetapi dengan berjalannya waktu, problem tersebut malah semakin rumit. sampai pada suatu waktu orang renta pacar saya tersebut murka kepada pacar saya.

mereka bilang "tidak akan peduli pada kesuahan apapun yang dialami pacar saya" jikalau pacar saya tetap berafiliasi dengan saya. dan orang renta pacar saya tersebut melarang pacar saya untuk pulang ke rumah apabila tetap pacaran dengan saya. berdasarkan orang renta pacar saya, solusinya yaitu saya dan keluarga saya harus pindah dari rumah saya yang sekarang. sedangkan orang renta saya tidak mempercayai etika tersebut, maka orang renta saya tidak mau pindah.

saya tidak ingin putus dengan pacar saya, saya juga tidak ingin jikalau dia durhaka kepada orang tuanya. saya percaya, kematian itu Allah yang mengaturnya. setiap mahluk yang bernyawa niscaya akan menemui ajal, tapi kita tidak tahu kapan kematian itu akan tiba.

haruskah saya putus dengan pacar saya, sedang pacar saya tetap kekeh ingin menikah dengan saya? mohon nasehat dan pencerahannya. wassalamu'alaikum Wr Wb fitri

JAWABAN

Masalah etika memang problem yang gampang tapi dibentuk rumit oleh mereka yang mengikatkan diri pada adatnya. Ini terutama bagi masyarakat Jawa yang kepercayaan pada budaya leluhur masih kuat.

Walatpun mereka tahu itu tidak sesuai dengan tuntunan syariah Islam. Dan itulah yang terjadi pada keluarga Anda.

Secara syariah, pacar Anda sanggup menikah dengan Anda tanpa persetujuan ayahnya. Karena yang terpenting dalam ijab kabul yaitu persetujuan dari ayah calon pengantin perempuan. Seandainya pun ayah calon pengantin perempuan tidak oke tanpa alasan syariah ijab kabul masih sanggup dilakukan oleh wali hakim (pejabat KUA atau modin desa). Lihat: Perkawinan Islam https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=

Namun, kalau Anda ingin sebuah ijab kabul yang ideal yang direstui oleh kedua orang renta masing-masing sebagai harga mati, sedangkan orang renta pihak laki-laki bersikeras untuk tidak merestui ijab kabul anaknya dengan Anda, maka tidak ada pilihan lain bagi Anda kecuali memutuskan korelasi dan mencari pasangan lain.

____________________________________________________________

HUKUM 2 PERNIKAHAN DALAM 1 TAHUN BOLEHKAH?

Assalamu'alaikum. maaf saya mau menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan. Saya Daniek Aprian N (25Th). Bulan maret 2012 kemaren adik perempuan saya (Lilik Noviandila) menikah. Makara dalam tradisi jawa saya itu dilangkahi. Bicara wacana tradisi jawa, di Tahun ini pun saya juga akan menikah, tapi mendekati hari H ini, keluarga saya merasa ragu karena kepercayaan tradisi menikahkan anak perempuanya dalam 1 th itu "PAMALI"

1. Apakah itu benar???

2. Apakah dalam Hukum Pernikahan Islam ada dalil yang menjelaskan wacana keadaan menyerupai itu.

3. Mohon di beri salusinya, Insya Allah Bulan November ini saya dan Calon saya akan menikah. Tujuan ini, untuk Ibadah semata-mata hanya untuk Allah. Mudah-mudahan solusi yang saya sanggup itu, sanggup merubah pemikiran keluarga saya terhadap mitos2 tersebut. Jzka.

WASSALAMU'ALAIKUM WRWB

JAWABAN

Selamat kepada Anda dan pasangan yang akan melaksanakan pernikahan. Semoga menjadi pasangan yang sakinah mawaddah wa rahmah. Amin.

Jawaban untuk pertanyaan Anda sbb:

1. Tidak benar. Tidak ada larangan dalam Islam untuk mengadakan perhelatan ijab kabul 2 atau 3 kali dalam setahun dalam sebuah keluarga. Yang terpenting ijab kabul itu memenuhi syarat dan rukun ijab kabul maka nikahnya dianggap sah. Kalau sah nikahnya berarti halal dan barakah. Lihat: Pernikahan Islam.

2. Tidak ada.

3. Silahkan Anda meminta mengajak orang renta Anda silaturrahim pada kyai, ulama atau ustadz yang dihormati di tempat tersebut dan mintalah ia untuk memberi klarifikasi pada orang renta Anda. Insyaallah orang renta Anda akan mengerti.

Berikutnya >> Konsultasi Agama Islam Lengkap

Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: