Penipuan Ke Pondok Pesantren

 Penipu dengan bermacam modus operandi penipuan banyak masuk ke Pondok Pesantren tentu den Penipuan ke Pondok Pesantren


Penipu dengan bermacam modus operandi penipuan banyak masuk ke Pondok Pesantren tentu dengan tujuan mendapat uang dengan mudah. Tidak sedikit pondok pesantren dan para pengasuh (kyai, ustadz, buya, tuan guru) yang menjadi korban. Dari begitu banyak ragam penipuan, dua yang terbesar yaitu penipuan berkedok derma Bank Dunia/IMF atau forum pemerintah dan penipuan berkedok inivestasi di bisnis barang antik.

Berikut beberapa modus operandi (cara kerja) penipuan tersebut.

DAFTAR ISI

  1. Penipuan berkedok Bantuan Bank Dunia IMF
  2. Penipuan berkedok Bantuan Departemen/Kementerian
  3. Penipuan berkedok Keluarga Sakit Kurang Biaya
  4. Penipuan berkedok Musafir Kehabisan Uang
  5. Penipuan berkedok Mediator Barang Antik


I. PENIPUAN BERKEDOK BANTUAN BANK DUNIA / IMF

Penipu tiba ke pesantren mengaku dari LSM (lembaga swadaya masyarakat) sebagai utusan resmi pihak Bank Dunia/IMF

Modus operandi:
(a) Datang ke ponpes/pesantren dengan mengatakan untuk menjadi perantara (makelar) bagi pesantren untuk mendapat derma dari IMF / Bank Dunia sebab ada dana Timur Tengah yang "nganggur" di Bank Dunia yang akan dibagikan ke pesantren-pesantren. Jumlah derma antara 2 hingga 5 milyar rupiah.
(b) Minta ponpes menciptakan proposal.
(c) Minta ponpes mengatakan sejumlah uang untuk manajemen <-- di sinilah letak penipuannya. Jumlah "uang administrasi" yang diminta bervariasi. Dari ratusan ribu, jutaan, puluhan juta hingga milyaran. Ada pesantren besar di Kediri terkena satu milyar lebih.
II. PENIPUAN BERKEDOK BANTUAN DEPARTEMEN/KEMENTERIAN PEMERINTAH

Modus operandi:
(a) Datang ke ponpes/pesantren dengan mengatakan untuk menjadi perantara (makelar) bagi pesantren untuk mendapat derma dari forum pemerintah (Kemenag, Kemensos, Kemendiknas, dll).
(b) Minta ponpes menciptakan proposal.
(c) Minta ponpes mengatakan sejumlah uang untuk manajemen <-- di sinilah letak penipuannya. Solusi: segala macam penawaran derma dari seseorang sanggup dipastikan sebagai penipuan apabila ia meminta "uang muka" sebelum derma itu cair.
III. MODUS KELUARGA SAKIT BUTUH BANTUAN BIAYA PENGOBATAN

Penipu mengaku keluarganya sakit dan tiba ke kiai (pengasuh pesantren) hendak pinjam uang untuk biaya berobat.

Modus operandi:
(a) Mengaku keturunan salah satu kyai ternama yang sudah meninggal. Seperti Kyai Hamid Pasuruan, dll.
(b) Mengaku anaknya sedang sakit parah dan membutuhkan dana besar (jutaan).
(c) Meminta calon korban mengatakan sebagian kecil dari dana yang diperlukan. Umpama, keperluan "berobat" Rp. 5 juta, maka yang diminta "cuma" Rp 500.000 atau Rp 1 juta.

Penipu tiba dengan mengendarai kendaraan beroda empat yang elok menyerupai Toyota Avanza atau Innova. Diperkirakan kendaraan beroda empat yang dikendarai itu bukan milik sendiri, tapi hasil menyewa. Untuk memberi kesan ia bahwasanya orang kaya.

Solusi: minta KTP-nya.


IV. PENIPU MENGAKU MUSAFIR LAGI TERTIMPA MUSIBAH DAN KEHABISAN UANG

Ini penipuan kelas teri, tapi juga perlu diwaspadai. Penipu mengaku musafir atau orang yang lagi stres sebab mengalami duduk kasus berat menyerupai istri selingkuh, dll.

Modus operandi:
(a). Penipu bertamu ke rumah kyai pesantren curhat dirinya lagi stres sebab mengalami problem keluarga yang berat.
(b) Atas petunjuk seseorang supaya tiba ke rumah kyai yang dikunjungi untuk minta nasihat.
(c) Terakhir minta biaya perjalanan pulang sebab uangnya sudah habis. Biasanya minta uang yang cukup untuk hingga ke rumahnya. Jumlahnya sekitar 40.000 hingga 50.000. Tidak banyak sebab satu provinsi. Tapi kalau sehari sanggup sepuluh kyai yang ditipu, berapa yang ia dapat?
Solusi: minta KTP-nya. Kalau perlu ancam akan dilaporkan ke polisi.


V. PENIPUAN BERKEDOK JUAL BARANG ANTIK

Inilah bentuk penipuan yang paling berbahaya bagi kyai pengasuh pesantren. Karena penipuan model ini berjalan layaknya korelasi bisnis. Sehingga kyai yang terlalu lugu dan percaya semua yang diomongkan si penipu akan terus berkomunikasi dengan penipu dan terus mengeluarkan uang. Tidak jarang, bukan hanya harta yang dikorbankan tapi juga waktu berharga untuk mengajar para santri jadi terbengkalai.

Modus operandi:
(a) Penipu mengaku punya atau menjadi perantara barang antik menyerupai pedang samurai, merah delima, kalung babi, besi kuning, marmer tembus dan yang terbaru tokek raksasa (berbobot kwintalan).
(b) Nilainya ratusan milyar atau trilyunan.
(c) Pembeli sudah ada.
(d) Penipu berjanji akan menyumbang ke pesantren apabila transaksi sukses. Sang kyai juga akan mendapat penggalan milyaran asal "membayar mahar" atau "investasi" dalam "transaksi" tersebut. <-- Di sini kunci penipuannya. Banyak kyai yang tertipu dengan cara ini. CATATAN PENTING PENIPUAN BERKEDOK BARANG ANTIK: 1. Penipuan barang antik melibatkan sindikat (lebih dari satu orang). 2. Penipuan barang antik terdiri dari dua kelompok: (a) kelompok yang mengaku sebagai perantara pembeli; dan (b) kelompok yang mengaku sebagai perantara penjual. 3. Kedua kelompok ini sama-sama mengaku sebagai "orang dekat" dari pembeli atau penjual. Dalam sejumlah kasus, ada mediator/makelar yang mengaku pada calon korban sebagai pembeli atau penjual itu sendiri (tangan pertama). 4. Kalau korban sudah mengeluarkan uang untuk "investasi" (sekitar 10 hingga 20 juta atau lebih), maka (a) Korban dijanjikan transaksi akan terjadi pada ahad ini, korban disuruh buat rekening di bank tertentu dan menciptakan NPWP [nomor pokok wajib pajak]; (b) sesudah sanggup seminggu, korban diberitahu bahwa uang transaksi (yang nilainya milyaran) sudah "cair" dan korban akan segera mendapat uang penggalan "investasi"-nya. Tentu saja cair bohongan; (c) walaupun uang sudah cair, tapi masih tersimpan di rekening bank; (d) ahad berikutnya, korban akan diberitahu bahwa ada duduk kasus dengan uang yang ada di rekening yaitu di-blok/ditahan sama KPK atau oleh forum pemerintah yang lain. Tapi nantinya akan keluar juga. Jadi, korban diharap biar bersabar hingga uang cair. Proses "bersabar" ini berjalan ahad demi minggu, bulan demi bulan dan tahun demi tahun. Korban bukan hanya kyai, tapi juga terdiri dari pejabat, PNS, camat, militer, polisi, dll. Untuk para kyai/ustadz/tuan guru/buya pimpinan pesantren, WASPADALAH! WASPADALAH! Bangun jaringan bisnis yang normal dan masuk nalar untuk membangun pesantren. Jangan terpancing godaan uang milyaran dengan perjuangan yang sedikit dan cepat. Karena obsesi itu hanya akan membuka diri pada penipuan. Apakah Anda menemukan modus penipuan lain yang masuk pesantren? Silahkan ditulis di kotak komentar. PENIPUAN MENGATASNAMAKAN PESANTREN

Istri mendiang Ustaz Jeffry Al Buchory, Pipik Dian Irawati, merasa kesal mengetahui ada pihak yang mengatasnamakan dirinya untuk meminta sumbangan untuk pembangunan pesantren. Pelaku membuatkan pesan tersebut lewat pesan berantai di BlackBerry Messenger.

Bahkan untuk meyakinkan calon korban, si pelaku menggandakan nama dan mengganti fotonya dengan foto Pipik bersama Uje.

PEREMPUAN BERCADAR DI PESANTREN BETET PAMEKSAN MADURA

Perempuan Bercadar itu yaitu sosok misterius yang juga terlibat dalam kasus penipuan dengan terdakwa Nurul Azizah dan temannya Amirus Soleh dan Muwafikul Qomar.

Ratusan santri dan alumni Pesantren Betet, Senin pagi berunjuk rasa ke kantor kejaksaan negeri setempat, menuntut institusi itu menerapkan tuntutan maksimal tersangka penipuan atas nama pengasuh pesantren.

Aksi ratusan santri dan alumni pesantren itu dilakukan, biar Kejari lebih serius menangani kasus penipuan yang mengatasnamakan pengasuh pondok pesantren Hj Farida. Termasuk mengungkap tugas wanita bercadar.
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: