Makna Sabilillah Dalam Zakat

ZAKAT FITRAH UNTUK GURU SEBAGAI FISABILILLAH Makna Sabilillah dalam Zakat
ZAKAT FITRAH UNTUK GURU SEBAGAI FISABILILLAH

Assalamualaikum Wr. Wb.
Yang terhormat para santri, asatidz, dan para kiai, saya mau bertanya seputar zakat fitrah. Saya masih ingat betul dulu ketika masih sekolah. Disekolah saya, ketika bulan Ramadhan, ada sebuah aktivitas religius yang disebut dengan pondok Ramadhan dimana seluruh siswa dan siswi menginap dan mendapatkan pembelajaran serta praktek syar'i seputar Ramadhan. Pada dikala itu juga seluruh siswa dan siswi diwajibkan membayar zakat fitrah kepada pihak sekolah, dan secara serempak seluruh siswa dan siswi dituntun membaca niat zakat fitrah secara bersamaan.

Yang jadi pemikiran saya, beras zakat tersebut diberikan kepada seluruh guru yang ada disekolah, baik guru itu kaya (PNS) ataupun yang hidupnya sederhana. Sempat saya bertanya mengenai hal ini kepada guru agama saya, dia menyampaikan bahwa orang yang berhak mendapatkan zakat fitrah/mal ada delapan golongan, salah satunya yaitu orang yang berjihad atau berjuang dijalan Allah. Beliau menyampaikan bahwa jika pada zaman dulu, orang yang yang dikatakan fisabilillah yaitu orang yang benar-benar berperang secara fisik dengan orang kafir. Adapun zaman sekarang, yang dikategorikan fisabilillah diantaranya yaitu para guru. Dengan demikian, masih berdasarkan beliau, para guru tersebut berhak mendapatkan zakat fitrah/mal, alasannya yaitu masuk fisabilillah.

1. Mohon penjelasannya dan dasar syariatnya mengenai hal ini. Terimakasih.

TOPIK KONSULTASI ISLAM
  1. TIGA PENDAPAT ULAMA
    1. PENDAPAT PERTAMA: KHUSUS MUJAHID
    2. PENDAPAT KEDUA: MUJAHID, HAJI DAN UMROH
    3. PENDAPAT KETIGA: MUJAHID, KEMASLAHATAN UMUM, DAN PERBUATAN BAIK
      1. PELAJAR TERMASUK SABILILLAH
      2. GURU DAN MUFTI TERMASUK SABILILLAH
  2. KESIMPULAN
  3. CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM

JAWABAN


TIGA PENDAPAT ULAMA

1. Ulama berbeda pendapat perihal makna fisabilillah sebagai salah satu golongan akseptor zakat, baik zakat fitrah atau zakat mal. Perbedaan itu secara garis besar sanggup dikelompokkan ke dalam tiga kategori:


PENDAPAT PERTAMA: KHUSUS MUJAHID

Pertama, sabilillah bermakna orang yang berperang atau berjihad melawan orang kafir. Ini pendapat secara umum dikuasai ulama termasuk mazhab Syafi'i. Namun Imam Syafi'i beropini mujahid yang kaya sebaiknya tidak diberi. Ia berkata:

لا يعطى منها إلا الفقراء منهم ولا يعطى الأغنياء من المجاهدين فإن أعطوا ملكوها
Artinya: Zakat sabilillah hanya diberikan pada fakir miskin tidak kepada mujahid yang kaya. Namun jika mereka diberi, maka boleh memilikinya. (Lihat kutipan Al-Jassos dalam Ahkam Al-Quran, 3/156-7).

Imam Nawawi beropini lebih spesifik lagi dengan menyampaikan bahwa zakat Sabilillah hanya untuk mujahid yang tidak menerima honor reguler dari pemerintah. Dalam Al-Majmuk 1/249 ia berkata:

ومذهبنا أن سهم سبيل الله المذكور في الآية الكريمة يصرف إلى الغزاة الذين لا حق لهم في الديوان بل يغزون متطوعين وبه قال أبو حنيفة ومالك رحمهما الله تعالى
Artinya: Mazhab kami (Syafi'i) belahan sabilillah dalam ayat tersebut diperuntukkan bagi mujahid yang tidak menerima honor dari negara mereka berperang sebagai sukarelawan. Ini juga pendapat Abu Hanifah, dan Malik.


PENDAPAT KEDUA: MUJAHID, HAJI DAN UMROH

Kedua, makna sabillah agak lebih luas lagi. Selain mujahid untuk menegakkan Islam melawan orang kafir, termasuk juga jamaah haji, jamaah umroh. Yang beropini mirip ini antara lain yaitu Ibnu Katsir dan Qurtubi dalam tafsirnya masing-masing serta hebat hadis Imam Bukhari.

Al-Khozin dalam Tafsirnya Lubab Al-Tanzil fi Ma'ani Al-Tanzil 3/92 menyatakan:

وقال قوم: يجوز أن يصرف سهم سبيل الله إلى الحج يروى ذلك عن ابن عباس وهو قول الحسن وإليه ذهب أحمد بن حنبل وإسحاق بن راهويه
Artinya: Sekelompok ulama menyatakan boleh belahan sabilillah diberikan pada haji. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang merupakan pendapat Al-Hasan. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan Ishaq bin Rahawiyah. (Lihat juga dalam Tafsir Al-Qurtubi Al-Jamik li Ahkam Al-Quran, hlm. 8/185; dan Imam Bukhari dalam Sahih Bukhari, hlm. 2/104)


PENDAPAT KETIGA: MUJAHID, KEMASLAHATAN UMUM, DAN PERBUATAN BAIK

Ketiga, maksud dari sabilillah yaitu semua jalan kebaikan untuk keperluan umum mirip membangun jembatan, madrasah, masjid, dan lain-lain. Namun demikian, jihad tetap yang utama di antara kebaikan yang lain. Ulama yang beropini demikian antara lain Fakhrurrozi dalam Tafsir Al-Razi, 16/113 berkata:
"وفي سبيل الله" لا يوجب القصر على الغزاة .. فلهذا المعنى نقل القفال في تفسيره عن بعض الفقهاء أنهم أجازوا صرف الصدقات إلى جميع وجوه الخير من تكفين الموتى وبناء الحصون وعمارة المساجد لأن قوله في سبيل الله عام في الكل
Artinya: Sabilillah tidak harus terbatas pada mujahid (Arab: al-ghazi).. dengan pengertian ini Al-Qoffal dalam tafsirnya menukil dari sebagian ulama bahwa mereka membolehkan penggunaan zakat pada semua jalan kebaikan mirip mengkafani mayit, membangun jembatan, membangun masjid alasannya yaitu firman Allah 'fi sabilillah' itu umum untuk semuanya. (Lihat juga Al-Khozin dalam Tafsir Lubab Al-Takwil, 3/92)

Al-Qasimi dalam Mahasin Al-Takwil 8/3181 menyatakan:

قال ابن الأثير: وسبيل الله عام يقع على كل عمل خالص سلك به طريق التقرب إلى الله تعالى بأداء الفرائض والنوافل وأنواع التطوعات وإذا أطلق فهو في الغالب واقع على الجهاد حتى صار لكثرة الاستعمال كأنه مقصور عليه. أنتهى. وقال في التاج: كل سبيل أريد به الله عز وجل وهو بر داخل في سبيل الله" أ.هـ

Artinya: Ibnu Al-Atsir berkata: Sabilillah itu umum dan terjadi pada setiap perbuatan yang murni menuju ibadah pada Allah dengan menunaikan kewajiban, sunnah, dan aneka macam macam perbuatan baik. Apabila dimutlakkan, maka umumnya bermakna jihad sehingga alasannya yaitu seringnya pemakaian makna ini seolah-olah pengertiannya hanya terbatas padanya. Dalam kitab Al-Taj juga dikatakan: Setiap jalan yang dimaksudkan untuk Allah maka itu masuk pada kebaikan dan masuk dalam kategori sabilillah.

Al-Kasani dalam Bada'i Al-Shona'i, 2/45 berkata:

وأما قوله تعالى: "وفي سبيل الله" عبارة عن جميع القرب فيدخل فيه كل من سعى في طاعة الله وسبيل الخيرات إذا كان محتاجاً"

Artinya: Fi Sabilillah yaitu menyerupai untuk seluruh perbuatan baik. Maka termasuk di dalamnya setiap orang yang berusaha melaksanakan perbuatan baik dan jalan kebaikan apabila dia membutuhkan.


PELAJAR TERMASUK SABILILLAH

Dari pengertian ketiga, terdapat juga pendapat yang menyatakan bahwa termasuk dalam sabilillah yaitu para pelajar yang sedang menuntut ilmu.

Al-Alusi dalam Ruh Al-Ma'ani 10/123 berkata:

وفي سبيل الله" أريد بذلك عند أبي يوسف منقطعو الغزاة وعند محمد منقطعو الحجيج وقيل المراد طلبة العلم واقتصر عليه في الفتاوى الظهيرية وفسره في البدائع بجميع القرب فيدخل فيه كل من سعى في طاعة الله تعالى وسبل الخير

Artinya: Yang dimaksud 'fi sabilillah' ... berdasarkan satu pendapat yaitu pencari ilmu sebagaimana disebut dalam Al-Fatawa Al-Zhahiriyah. Dalam Al-Bada'i ditafsiri sebagai semua kebaikan, maka termasuk di dalamnya setiap orang yang berusaha melaksanakan perbuatan baik (taat pada Allah) dan jalan kebaikan (sabil al-khoir).

Dalam Al-Mausuah al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah (Ensiklopedi Fiqh) 28/337 dinyatakan bahwa murid agama atau santri juga berhak menerima zakat atas nama sabilillah:
Ulama fiqih setuju atas bolehnya menawarkan zakat bagi pelajar. Itu pendapat sharih dalam madzhab Hanafi, Syafi'i dan Hanbali dan pendapat implisit (mafhum) dalam madzhab Maliki. Sebagian ulama madzhab Hanafi membolehkan pelajar menerima zakat walaupun kaya apabila dia memakai seluruh waktunya pada ilmu alasannya yaitu ketidakmampuannya untuk bekerja.

Imam Nawawi--madzhab Syafi'i-- berkata: Apabila dia bisa bekerja tapi dia sibuk untuk mendapatkan ilmu agama sekiranya bekerja akan sulit menerima ilmu maka halal baginya mendapatkan zakat alasannya yaitu mendapatkan ilmu itu fardu kifayah.
Detailnya lihat di sini.


GURU DAN MUFTI TERMASUK SABILILLAH

Al-Shon'ani dalam Subulussalam 2/198 menyatakan bahwa guru termasuk dalam kategori sabilillah.

وكذلك الغازي يحل له أن يتجهز من الزكاة وإن كان غنياً لأنه ساع في سبيل الله. قال الشارح ويلحق به من كان قائماً بمصلحة عامة من مصالح المسلمين، كالقضاء، والإفتاء، والتدريس وإن كان غنياً. وأدخل أبو عبيدة من كان في مصلحة عامة في العاملين.

وأشار إليه البخاري حيث قال (باب رزق الحاكم والعاملين عليها) وأراد بالرزق ما يرزقه الإمام من بيت المال لمن يقوم بمصالح المسلمين، كالقضاء، والفتيا، والتدريس، فله الأخذ من الزكاة فيما يقوم به مدة القيام. بالمصلحة وإن كان غنياً

Artinya: Orang yang berperang di jalan Allah halal baginya menerima belahan zakat walaupun kaya alasannya yaitu ia berbuat sesuatu di jalan Allah. Disamakan dengannya yaitu orang yang berbuat untuk kepentingan umum yakni kepentingan umat Islam mirip menciptakan keputusan, memberi fatwa, mengajar walaupun kaya. Abu Ubaidah memasukkan dalam kategori kemaslahatan umum bagi pelakunya.

Imam Bukhari mengisyaratkan hal yang sama ketika ia berkata: "Bab Rezeki Hakim dan Hamil Zakat." Maksud Bukhari dengan "rejeki" yaitu harta yang diberikan oleh Imam dari Baitul Mal kepada orang yang bekerja untuk kemaslahatan umat Islam mirip di forum pengadilan, fatwa dan pengajaran. Maka baginya boleh mengambil harta dari zakat atas pekerjaan yang dilakukan untuk kemaslahatan umum walaupun dia kaya.

Menurut Al-Mubarakpuri dalam Al-Mir'at ala Al-Misykat, hlm. 3/118-119 pendapat golongan ketiga ini lemah dan terlalu jauh dari teks Alquran dan hadis:

وأما القول الثالث فهو أبعد الأقوال لأنه لا دليل عليه من كتاب ولا من سنة صحيحة أو سقيمة ولا من إجماع ولا من رأي صحابي ولا من قياس صحيح أو فاسد بل هو مخالف للحديث الصحيح الثابت وهو حديث أبي سعيد، ولم يذهب إلى هذا التعميم أحد من السلف إلا ما حكى القفال في تفسيره عن بعض الفقهاء المجاهيل، والقاضي عياض عن بعض العلماء الغير معروفين

Artinya: Pendapat ketiga yaitu pendapat yang paling jauh alasannya yaitu tidak ada dalil dari Al-Quran, hadis sahih atau lemah, bukan ijmak juga bukan pendapat Sahabat atau dari qiyas yang sahih atau fasih. Bahkan pendapat ini berlawanan dengan hadis sahih dari Abu Said. Tidak ada seorang pun dari ulama salaf kecuali yang diriwayatkan dari Al-Qoffal dalam tafsirnya dari sebagian hebat fiqih yang tidak diketahui dan dari Qadhi Iyadh dari sebagian ulama yang juga tidak dikenal.


KESIMPULAN

1. Maksud Sabilillah sebagai akseptor zakat yaitu orang yang sedang berperang (jihad) di jalan Allah untuk melawan orang kafir (bukan perang saudara sesama muslim mirip yang terjadi di Suriah, Irak, Afghanistan, dll). Inilah pendapat secara umum dikuasai ulama (jumhur).

2. Santri atau pelajar berhak menerima zakat dari sabilillah.

3. Ada pendapat bahwa guru juga termasuk dalam kategori sabilillah. Namun pendapat ini dianggap lemah.

Terkait:

- Panduan Zakat Fitrah dan Harta
- Santri dan Guru apakah termasuk Sabilillah?
- Makna Sabilillah dalam Zakat secara detail (bahasa Arab)
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: