Puasa Ramadhan

 Islam yang lima di samping baca syahadat Puasa Ramadhan
Tuntunan puasa Ramadhan (ramadlan, ramadan) dan puasa sunnah: syarat, rukun, yang membatalkan, kewajiban bagi yang tidak puasa, dll. Puasa yakni salah satu dari rukun (pilar) Islam yang lima di samping baca syahadat, shalat, zakat, dan haji. Oleh lantaran itu, wajib bagi setiap muslim melaksanakannya dan mengetahui serta memahami segala ilmu yang berkaitan dengan puasa Ramadhan.

DAFTAR ISI
  1. Dalil Wajib Puasa Ramadan
  2. Syarat Puasa
  3. Rukun Puasa
  4. Perkara Yang Membatalkan Puasa
  5. Niat Puasa Ramadhan
  6. Doa Setelah Buka Puasa Ramadhan
  7. Orang Yang Boleh Tidak Puasa Ramadan
  8. Kewajiban Orang yang Tidak Puasa Ramadhan
    1. Kewajiban Orang Tidak Puasa Ramadhan Karena Musafir, Sakit, Haid, Nifas
    2. Kewajiban Orang Tidak Puasa Ramadhan Karena Menyusui
    3. Kewajiban Orang Tidak Puasa Ramadhan Karena Hamil
    4. Kewajiban Orang Tidak Puasa Ramadhan Karena Hubungan Intim (Jimak)
    5. Kewajiban Orang Tidak Puasa Ramadhan Karena Tua, Jompo, Sakit Tidak Sembuh-sembuh
  9. Amalan Sunnah Saat Puasa
  10. Amalan Makruh Saat Puasa
  11. Yang Membatalkan Pahala Puasa
  12. Perkara yang Membatalkan Keabsahan Puasa
  13. Pengertian Jauf Menurut Mazhab Empat
  14. CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM



DASAR WAJIBNYA PUASA RAMADHAN
1. Al-Quran Surah (QS) Al-Baqarah 2:183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Aartinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian biar kalian bertakwa, (QS Al-Baqarah 2:183)

2. Hadits Bukhari & Muslim (muttafaq alaih)
بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلاالله وأن محمدا رسول الله ، وإقام الصلاة ، ةإيتاء الزكاة ، والحج ، وصوم رمضان

Artinya: Islam dibangun atas lima perkara: kesaksian tidak ada dewa selain Allah dan bahwa Muhammad yakni utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, puasa Ramadhan.

3. Ijmak (kesepakatan) ulama. Semua ulama semenjak dari kalangan Sahabat, Tabi'in, Tabi'it-tabi'in dan empat madzhab, dst setuju atas wajibnya puasa Ramadhan.

Karena itu, orang yang ingkar atas wajibnya puasa Ramadhan dihukumi kafir.


SYARAT-SYARAT PUASA

Dalam mazhab Syafi'i, syarat puasa ada dua macam yaitu syarah wajib dan syarat sahnya puasa.

Syarat Wajibnya Puasa

1. Baligh
2. Islam
3. Berakal sehat
4. Mampu secara fisik dan syariah

Syarat Sahnya Puasa

1. Beragama Islam ketika puasa
2. Tamyiz
3. Tidak sedang haid, nifas, melahirkan ketika puasa walaupun tidak ada darah ketika melahirkan.
4. Waktunya bisa untuk puasa (bukan waktu yang haram).

Catatan:

- Syarat sahnya puasa ini berlaku juga untuk puasa di luar Ramadhan baik puasa qadha atau puasa sunnah.
- syarat puasa yakni sesuatu yang harus terpenuhi sebelum melaksanakan puasa.


RUKUN/FARDHU-NYA PUASA

Rukun puasa dalam madzhab Syafi'i ada 4 (empat) berdasarkan kitab Fathul Qorib yaitu:

1. Niat dalam hati. Puasa dianggap tidak sah tanpa disertai dengan niat yang dilakukan di malam hari sebelum subuh (terbitnya fajar).
2. Menahan diri dari makan dan minum walaupun sedikit.
3. Menahan diri dari jimak (melakukan hubungan intim dengan suami/istri)
4. Menahan diri dari muntah yang disengaja.

Catatan: rukun puasa yakni sesuatu yang harus dilakukan ketika pelaksanaan puasa.


NIAT PUASA RAMADHAN DALAM BAHASA ARAB

Niat diucapkan dalam hati tapi boleh juga sekaligus diucapkan secara lisan. Niat puara Ramadhan harus diucapkan malam hari mulai awal malam (terbenam matahari) hingga sebelum waktu Subuh.


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدآءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: Saya niat puasa besok untuk melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan tahun ini lantaran Allah ta'ala.


DOA SETELAH BUKA PUASA RAMADHAN

DOA I:

اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت
Artinya: Ya Allah, untuk-Mu saya berpuasa dan dengan rezeki-Mu saya berbuka.

DOA II:

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
Artinya: Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, kalau Allah menghendaki.

DOA III:

اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْألُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، أنْ تَغْفِرَ لِيْ

Artinya: Ya Allah, saya memohon rahmatmu yang meliputi segala sesuatu, yang dengannya engkau mengampuni aku.


YANG MEMBATALKAN PUASA

Berikut perkara-perkara yang membatalkan puasa Ramadhan atau puasa sunnah.

1. Sampainya sesuatu benda padat atau cair ke dalam perut/rongga atau kepala ibarat mulut, kuping, dll atau yang tertutup
2. Sampainya sesuatu benda padat atau cair ke dalam perut/rongga yang tertutup.
3. Masuknya obat melalui jalan depan (kemaluan) atau belakang (anus).
4. Muntah secara sengaja.
5. Hubungan intim (jimak) suami istri dengan sengaja.
6. Keluar sperma selain jimak ibarat onani, mengkhayal, atau mencium istrinya.
7. Haid
8. Nifas.
9. Gila
10. Murtad atau keluar dari Islam.

CATATAN:

(a) Yang dimaksud jalan/lobang/rongga terbuka (al-jauf al-munfatihi الجوف)المنفتح) dalam poin 1 yakni mulut, hidung, mata, kuping, lubang/saluran kencing, dubur (anus), jalan depan (qubul/kemaluan).

(b) Intinya yakni orang yang puasa harus menahan diri (imsak) dari masuknya sesuatu benda ke dalam sesuatu yang disebut al-jauf (perut/rongga dalam tubuh).


ORANG YANG BOLEH TIDAK PUASA RAMADAN

Puasa Ramadhan pada bulan Ramadhan itu wajib kecuali orang-orang yang berada dalam keadaan di bawah ini yang boleh tidak puasa tapi tetap wajib qadha (mengganti) di hari lain:

1. Safar/musafir (perjalanan)
2. Sakit.
3. Mengandung dan menyusui.
4. Jompo, atau usia lanjut.


AMALAN SUNNAH SELAMA PUASA

1. Sahur walaupun dengan seteguk air,
2. Menyegerakan berbuka (takjil).
3. Berdo’a ketika akan berbuka.
4. Menahan anggota badan untuk tidak melaksanakan hal hal yang bisa mengurangi pahala puasa.
5. Berusaha untuk mandi janabah atau mandi sesudah haidh atau nifas sebelum
fajar, biar puasanya semenjak pagi sudah dalam keadaan suci, walaupun kalau mandinya dilakukan sesudah fajar tetap puasanya dianggap sah.
6. Memberi makan pada orang lain untuk berbuka puasa, baik masakan ringan,
minuman atau lainnya, walaupun yang lebih utama yakni yang mengenyangkan.
7. I’tikaf, terutama pada sepuluh hari yang terakhir di bulan Ramadhan.


AMALAN MAKRUH SELAMA PUASA

1. Puasa wishol (dua hari bersambung tanpa berbuka).
2. Melakukan hubungan mesra dengan istri tanpa bersetubuh, ibarat mencium, meraba, dan lain lain, lantaran dikhwatirkan bisa mengeluarkan air mani yang bisa membatalkan puasa, dan dikhawatirkan jatuh dalam persetubuhan yang haram untuk dilakukan, yang bisa memberatkan dalam hukuman.
3. Berlebih lebihan dalam melaksanakan hal yang mubah, ibarat mencium wangi-wangian disiang hari bulan Ramadhan.
4. Mencicipi makanan, lantaran dikhawatirkan bisa tertdlan dan bisa tercampur ludah yang kemudian tertelan.
5. Berkumur dan istinsyaq (menghirup air dengan hidung) secara berlebihan, lantaran dikhwatirkan bisa tertelan yang mengakibatkan puasanya menjadi batal.


YANG MEMBATALKAN PAHALA PUASA

Perilaku yang menciptakan puasa seseorang tetapi sah, tapi tidak menerima pahala dan fadhilah puasa

1. Ghibah (gosip)
2. Adu domba
3. Berbohong
4. Memandang lawan jenis dengan syahwat
5. Sumpah palsu.
6. Berkata jorok, porno atau jelek

Rasulullah SAW bersabda :
خمس يفطّرن الصائم الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة

Artinya: Lima masalah yang membatalkan (pahala) puasa: berbohong, ghibah (gosip), tubruk domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat “ (H.R. Anas)


KEWAJIBAN BAGI YANG TIDAK PUASA RAMADAN

Orang yang tidak puasa Ramadhan baik lantaran sengaja atau tidak atau lantaran ada udzur mempunyai kewajiban-kewajiban tertentu sesuai dengan lantaran tidak puasanya sebagai berikut:


KEWAJIBAN ORANG TIDAK PUASA RAMADAN KARENA SAKIT, MUSAFIR, HAID, NIFAS

Orang-orang yang tidak puasa lantaran sebab-sebab di atas harus mengganti (qadha) puasanya pada hari lain di luar bulan Ramadhan.

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah 2:185: وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Artinya: Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki fasilitas bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.


KEWAJIBAN ORANG TIDAK PUASA RAMADAN KARENA MENYUSUI

Ibu yang menyusui yang tidak puasa Ramadhan ada dua tipe:
(a) Tidak puasa lantaran takut atas kesehatan dirinya ibarat akan berakibat sakit maka boleh tidak berpuasa dan wajib meng-qadha tanpa harus membayar kafarat/fidyah.
(b) Tidap puasa lantaran kuatir akan kesehatan anaknya ibarat takut sedikitnya ASI (Air Susu Ibu), ia boleh tidak puasa bulan berkat tapi wajib mengganti (qadha) dan membayar kaffarah/fidyah 1 (satu) mud untuk setiap hari yang ditinggalkan.


KEWAJIBAN ORANG TIDAK PUASA RAMADAN KARENA HAMIL

(a) Tidak puasa lantaran takut atas kesehatan dirinya ibarat akan berakibat sakit maka boleh tidak berpuasa dan wajib meng-qadha tanpa harus membayar kafarat/fidyah.
(b) Tidap puasa lantaran kuatir akan kesehatan anaknya ibarat takut gugurnya kandungan, ia boleh tidak puasa bulan berkat tapi wajib mengganti (qadha) dan membayar kaffarah/fidyah 1 (satu) mud untuk setiap hari yang ditinggalkan.


KEWAJIBAN ORANG TIDAK PUASA RAMADAN KARENA HUBUNGAN INTIM (JIMAK)

Pasutri (pasangan suami istri) yang melaksanakan hubungan seks/intim (jimak) pada siang hari bulan Ramadhan dalam keadaan berpuasa maka puasanya batal. Keduanya wajib (a) meng-qadha puasanya; dan (b) membayar kaffarah/denda berupa: (i) memerdekakan budak wanita yang muslim; atau (ii) puasa 2 bulan berturut-turut; atau (iii) memberi makan 60 orang miskin/fakir masing-masing 1 (satu) mud atu 6.75 ons.


KEWAJIBAN ORANG TIDAK PUASA RAMADAN KARENA TUA, JOMPO, SAKIT TIDAK SEMBUH-SEMBUH

Orang-orang ini boleh tidak berpuasa apabila tidak bisa melakukannya. Tidak wajib meng-qadha (mengganti) puasa yang ditinggalkan. Tapi wajib membayar kaffarah/fidya berupa memberi makan orang miskin 1 (mud)/6.75 ons beras setiap hari.

1 (satu) mud sama dengan 6,75 ons


PERKARA YANG MEMBATALKAN KEABSAHAN PUASA

Beberapa hal yang sanggup membatalkan puasa dan menciptakan puasa Ramadhan-nya tidak sah dan harus diulangi (diqadha) pada bulan yang lain yakni sebagai berikut:

1. Memasukkan Suatu Benda Dengan Sengaja ke Dalam Lubang (Rongga, Jauf). Seperti makan dan minum (QS. al-Baqarah, 2: 187). Masuknya benda ke dalam rongga badan (Arab, jauf, jawf) sanggup membatalkan puasa. Yang dimaksud rongga badan tidak hanya hidung dan mulut, tapi meliputi juga rongga-rongga badan yang lain yang detailnya terjadi perbedaan pendapat antara ulama mazhab empat (lihat: Makna Jauf berdasarkan Ulama Fikih Mazhab Empat)
2. Melakukan Hubungan Seksual dengan Sengaja.
3. Mengobati Kemaluan dan Dhubur.
Pengobatan yang dilakukan pada salah satu dari dua jalan (kemaluan dan dubur) atau kedua-duanya, bagi orang yang sakit, membatalkan puasa.
4. Muntah Disengaja
5. Keluar Air Mani Sebab Bersentuhan.
6. Haid
7. Nifas
8. Gila
9. Murtad


PENGERTIAN JAUF (RONGGA) MENURUT ULAMA FIKIH MAZHAB EMPAT

Ulama mazhab empat (Maliki, Hanafi, Syafi'i, Hanbali) setuju bahwa masuknya benda ke dalam jauf (rongga) badan sanggup membatalkan puasa. Namun mereka berbeda pendapat perihal rongga atau lubang badan apa saja yang membatalkan puasa apabila kemasukan benda dari luar.

1. Madzhab Syafi'i
Jauf itu ialah otak dan hulu kerongkongan hingga usus dan lambung. ekspresi penggalan dalam itu sudah termasuk Jauf, yaitu kawasan keluarnya abjad Ha (kecil - ح) yang berada di awal penggalan tenggorokan (Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj).

2. Mazhab Hanbali
Yang dimaksud Jauf dalam fiqih shaum itu ialah Ma'idah [معدة], yaitu lambung sebagai kawasan masakan dan kawasan pencernaannya. Kalau hanya masuk kedalam rongga namun tidak hingga lambung atau usus, maka tidak dikatakan membatalkan puasa. Tapi mereka juga. Otak (rongga tengkorak) [دماغ] juga termasuk jauf.

3. Madzhab Hanafi
Jauf ialah antara Lubbah [اللبة] (bagian bawah tenggorokan dan permulaan dada) hingga 'Aanah [العانة] (bagian badan yang ditumbuhi bulu kemaluan).

4. Madzhab Maliki
Jauf itu bukan hanya lambung akan tetapi meliputi rongga badan penggalan dalam juga. Otak (rongga tengkorak) [دماغ] tidak termasuk Jauf. Pendapat yang masyhur ialah otak termasuk dalam Jauf

Dr. Muhammad Ali Albar

Dr. Muhammad Ali Albar dalam Al-Muftirat fi Majal al-Tadawi menyatakan:

الجهاز الهضمي من أوله إلى آخره أنبوب مجوف، إلا أنه يضيق في مواضع مثل المريء، ويتسع في مواضع مثل المعدة. وهو على حقيقة الجوف المقصود في الصيام، إذ هو موضع الطعام والشراب، وكل ما يدخل إلى الجهاز الهضمي متجاوزاً الفم والبلعوم يكون سبباً للإفطار ومفسداً للصيام، ومن المعلوم أن هناك قناة ما بين العين والأنف، فإذا وضع الإنسان قطرة في عينه فإنها تصل إلى الأنف، ومن الأنف قد تصل إلى البلعوم، ولذا اعتبرها كثير من الفقهاء مسببة للإفطار، وأما الأذن فإن وضع أي سوائل في الأذن الخارجية لا تصل إلى الأذن الوسطى (التي تصل إلى البلعوم، وتعرف بالقناة البلعومية السمعية)، وبالتالي فالسوائل لا تصل إلى القناة السمعية البلعومية، إلا إذا كانت طبلة الأذن مخروقة

SUMBER RUJUKAN DAN CATATAN:

[1] Kitab Fathul Qorib fi Alfadzit Taqrib, penggalan "Kitabus Shiyam"
[2] Kitab Al-Umm Imam Syafi'i.
Bada'i Al-Shona'i 2/93
Al-Khorsyi, Syarh Mukhtashor Kholil 2/249
Nawawi, Al-Minhaj 106
Ibnu Qudamah, Al-Mughni 3/36
Al-Mardawi, Al-Insof 3/212
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: