Kumpulan Hadits Wacana Perempuan Dan Ciri Perempuan Shalihah Berdasarkan Quran Dan Hadist

Kumpulan Hadits Tentang Wanita Islam memandang perempuan mempunyai banyak keistimewaan dan lebih unggul dibandingkan laki-laki. Di dalam Al-Qur’an telah banyak memberitahukan kepada kita semua perihal kedudukan perempuan dan emansipasinya dengan kaum laki-laki. Wanita mempunyai esensi dan identitas yang sama dengan laki-laki. Bahkan satu surat di dalam Al-Qur’an mengandung nama perempuan yakni surat “An-Nisa“. Rasulullah SAW ketika ditanya siapa orang yang paling berhak untuk dihormati dan didahulukan, ia menjawab “ibumu! ibumu! ibumu! kemudian ayahmu“. Subhanallah, begitu mulianya seorang perempuan di dalam pandangan Islam.

Keistimewaan Wanita Dalam Islam

Jika kita menghitung-hitung berapa jumlah keistimewaan perempuan dalam Islam, tak kan terhitung memang. Namun ada beberapa yang kita ketahui dari beberapa ilmu yang didapatkan. Kita saling mengembangkan dan saling memberi ilmu serta pendidikan bagi kaum muslimah khususnya. Ketahuilah, bahwa Islam telah memuliakan wanita. 
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya :
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, bawah umur perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min : ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh badan mereka’.
Yang demikian itu supaya mereka lebih gampang untuk dikenal, lantaran itu mereka tidak diganggu. Dan Allah ialah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59)

Islam memandang perempuan  mempunyai banyak keistimewaan dan lebih unggul dibandingkan laki Kumpulan Hadits Tentang Wanita dan Ciri Wanita Shalihah Menurut Alquran dan Hadist

Kumpulan Hadits Tentang Wanita 

Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya dunia itu ialah embel-embel dan sebaik-baik embel-embel dunia ialah perempuan shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu : “Maukah saya beritakan kepadamu perihal sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57 : “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bagi lelaki yang ingin menikah : “Wanita itu dinikahi lantaran empat perkara yaitu lantaran hartanya, lantaran keturunannya, lantaran kecantikannya, dan lantaran agamanya. Maka pilihlah olehmu perempuan yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda : “Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu perempuan (istri) yang shalihah, daerah tinggal yang luas/lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang buruk (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan daerah tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
Ketika Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki ?”
Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Hendaklah salah seorang dari kalian mempunyai hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)
Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallhu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda, yang artinya :
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan berbuat sepakat kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok ialah penggalan atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan bila engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh lantaran itu, berbuatlah baik kepada wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Apabila seorang perempuan shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya : Masuklah engkau ke dalam nirwana dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah saya beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni nirwana yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana bila suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata : “Aku tak sanggup tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda : “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke daerah tidurnya kemudian si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan daerah tidur suaminya, pasti para malaikat melaknatnya hingga ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)
Kisah perempuan yang akan berangkat menunaikan shalat ‘ied, ia tidak mempunyai jilbab, maka diperintah oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Hendaknya Saudarinya meminjaminya Jilbab untuknya.” (HR. Bukhari No. 318).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di final kehidupannya, dan hal itu terjadi pada haji Wada’ : “Ingatlah, berbuat sepakat kepada wanita. Sebab, mereka itu (bagaikan) tawanan di sisi kalian. Kalian tidak berkuasa terhadap mereka sedikit pun selain itu, kecuali bila mereka melaksanakan perbuatan nista. Jika mereka melakukannya, maka tinggalkanlah mereka di daerah tidur mereka dan pukul lah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Jika ia mentaati kalian, maka janganlah berbuat aniaya terhadap mereka. Mereka pun dilarang memasukkan siapa yang tidak kalian sukai ke daerah tidur dan rumah kalian. Ketahuilah bahwa hak mereka atas kalian ialah kalian berbuat baik kepada mereka (dengan mencukupi) pakaian dan masakan mereka.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih)
Ummu Salamah berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimana perempuan berbuat dengan pakaiannya yang menjulur ke bawah ?”
Beliau bersabda : “Hendaklah mereka memanjangkan satu jengkal”,
kemudian ia bertanya lagi : “Bagaimana bila masih terbuka kakinya ?”
Beliau menjawab : “Hendaknya menambah satu hasta, dan dilarang lebih”. (HR. Tirmidzi 653 dan berkata : “Hadits hasan shahih”).
Dari Sa’ad radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda padanya : “Apapun yang engkau berikan berupa suatu nafkah kepada keluargamu, maka engkau diberi pahala, hingga hingga sesuap masakan yang engkau angkat (masukkan) ke verbal istrimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al-Hushain bin Mihshan rahimahullahu menceritakan bahwa bibinya pernah tiba ke daerah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam lantaran satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya : “Apakah engkau sudah bersuami?”
Bibi Al-Hushain menjawab : “Sudah.”
“Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu ?” tanya Rasulullah lagi.
Ia menjawab : “Aku…tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang saya tidak mampu.”
Rasulullah bersabda : “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, lantaran suamimu ialah nirwana dan nerakamu ” (HR. Ahmad 4/341 dan selainnya, lihat Ash-Shahihah no. 2612)
Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melaksanakan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, ia melihat nirwana dan neraka. Ketika ia melihat neraka ia bersabda kepada para shahabatnya : “… Dan saya melihat neraka maka tidak pernah saya melihat pemandangan menyerupai ini sama sekali, saya melihat kebanyakan penduduknya ialah kaum wanita”.
Para shahabat pun bertanya : “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian) ?”
Beliau menjawab : “Karena kekufuran mereka.”
Kemudian mereka bertanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab : “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) pasti dia akan berkata : Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Ada dua kelompok termasuk hebat neraka, saya belum pernah melihatnya : Suatu kaum yang mempunyai cambuk menyerupai ekor sapi, mereka memukul insan dengan cambuknya, dan perempuan yang kasiyat (berpakain tapi telanjang baik lantaran tipis, atau pendek yang tidak menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka menyerupai punuk onta yang berpunuk dua. Mereka tidak masuk nirwana dan tidak mendapat baunya padahal anyir nirwana itu akan didapati dari sekian dan sekian (perjalanan 500 tahun).” (HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik dari pada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya.” (HR. At-Thabrani dan Baihaqi)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barang siapa menggunakan pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan menawarkan pakaian kehinaan dihari final nanti.” (HR. Abu Daud)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya) : “Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka ialah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat pria yang bukan mahramnya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dari Hamzah bin Abi Usaid al-Anshari, dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada para perempuan (saat itu ia sambil keluar dari masjid, dan terlihat pria dan perempuan berbaur di jalan) :
“Minggirlah kalian, lantaran tidak layak bagi kalian untuk berjalan di tengah. Kalian harus berjalan di pinggir.”
Sejak dikala itu, ketika para perempuan berjalan keluar, mereka berjalan ditepi tembok. Bahkan baju-baju mereka hingga tertambat di tembok, lantaran begitu dekatnya mereka dengan tembok ketika berjalan. (HR. Abu Dawud; Hasan)
Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda (artinya) :
“Janganlah kalian melarang wanita-wanita kalian dari masjid-masjid, akan tetapi rumah-rumah mereka ialah lebih baik untuk mereka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah; Shahih)
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, ia bersabda (artinya) :
“Sesungguhnya perempuan ialah aurat. Sehingga ketika ia keluar rumah, ia akan disambut oleh syaithan. Dan kondisi yang akan lebih mendekatkan dirinya dengan Rabbnya ialah ketika ia berada di rumahnya.” (HR. Ibnu Khuzaimah; Shahih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Akan ada di final umatku kaum lelaki yang menunggang pelana menyerupai layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, di atas kepala mereka (terdapat sesuatu) menyerupai punuk onta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka ! bahwasanya mereka ialah wanita-wanita terlaknat.” (HR. Imam Ahmad (2/233) )
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa saja perempuan yang menggunakan wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka perempuan itu telah dianggap melaksanakan zina dan tiap-tiap mata ada zina.” (HR. An-Nasaii ibnu Khuzaimah & ibnu Hibban)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Rasulullah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikir giginya.” (HR. At-Thabrani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku melihat ke dalam Surga maka saya melihat kebanyakan penduduknya ialah fuqara (orang-orang fakir) dan saya melihat ke dalam neraka maka saya menyaksikan kebanyakan penduduknya ialah wanita.” (HR. Bukhari, no. 3069 dan Muslim no.7114, dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku bangun di depan pintu syurga, kemudian (kulihat) kebanyakkan orang yang masuk kedalamnya ialah orang orang miskin, dan orang orang yang kaya ditahan kecuali penghuni neraka mereka disuruh untuk masuk ke neraka, dan saya bangun di depan pintu neraka maka (kulihat) kebanyakkan yang masuk kedalamnya ialah wanita”. (HR. Muslim, no. 7113)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya penduduk nirwana yang paling sedikit ialah wanita.” (HR. Muslim, no. 7118).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa alasannya (yang syar’i) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud, no. 2228, dan Ibnu Majah, no. 2055 Di shahihkan oleh syekh Al-Bani dalam “shahih sunan Abu Daud” (no. 1928).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila suami mengajak istri keranjangnya (untuk jima’) kemudian ia tidak memenuhi maka ia dilaknat oleh para malaikat hingga subuh”.
Dalam riwayat : “lalu ia tidur malam sedang suaminya murka maka para malaikat akan melaknatnya hingga subuh.”
Dalam riwayat lain : “Apabila istri diwaktu malam meninggalkan ranjang suaminya, ia enggan mendatanginya, maka yang di langit (Allah) akan murka kepadanya hingga ia minta keridhaan suaminya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Bershadaqahlah kalian ! Karena kebanyakan kalian ialah kayu bakarnya Jahanam !”
Maka berdirilah seorang perempuan yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah ?”
Beliau menjawab : “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami !” (HR. Bukhari)

Ciri Wanita Shalihah Menurut Alquran dan Hadist

Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan korelasi intim antara dia dan suaminya. “Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan perempuan sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat bekerjasama intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua membisu tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, bahwasanya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, lantaran yang demikian itu menyerupai syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara insan menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menyebabkan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah saya beritakan kepadamu perihal sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melaksanakan ibadah sunnah yang sanggup menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya menyerupai puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
Pandai mensyukuri tunjangan dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, lantaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata saya dapati kebanyakan penghuninya ialah kaum perempuan yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) pasti dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Bersegera memenuhi seruan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi daerah tidur suaminya, lantaran ia tahu dan takut terhadap isu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke daerah tidurnya kemudian si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
Melegakan hati suami bila dilihat.
Rasulullah bersabda, “Bagi seorang mukmin laki-laki, sehabis takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berkhasiat bagi dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
Amanah.
Rasulullah bersabda, “Ada tiga macam keberuntungan (bagi
seorang lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamulihat melegakan dan kalau kau tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu …” (HR Hakim).
Istri shalehah bisa menawarkan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan berperasaan bagi suaminya.
Allah SWT berfirman, “Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia membuat pasangan untuk diri kau dari jenis kau sendiri, semoga kau sanggup memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan gejala (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar Rum [30]: 21).
Baca Juga Artikel : Hadist Tentang Cinta 


Demikianlah pembahasan mengenai hadist Tentang perempuan yang sanggup admin sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga apa yang di sampaikan menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita semua khusus bagi kaum perempuan untuk menjadi penghuni surga. Amin
Buat lebih berguna, kongsi:
close