Hukum Jual Beli Valas (Money Exchange)

 intinya sama dengan jual beli biasa yang lain Hukum Jual Beli Valas (Money Exchange)

Jual beli valas (valuta /mata uang asing) intinya sama dengan jual beli biasa yang lain. Hanya bedanya yang diperjualbelikan ialah mata uang satu negara dengan mata uang negara lain. Uang (Arab, nuqud, fulus) bukanlah barang riba. Oleh alasannya itu, boleh melaksanakan jual beli antar mata uang dengan selisih harga namun dengan syarat harus serah terima secara eksklusif (taqabud, qabd - تقابض) dalam satu majlis. Sama saja taqabud hakiki atau hukmi.

HUKUM JUAL BELI VALAS

Bagaimana aturan jual beli valas dalam pandangan dewan pengasuh PP.Alkhoirot ?
Mohon dicantumkan pula dalil qur'an, hadits atau kitab lainya

atas perhatian dan jawabannya kami ucapkan terimakasih
Al-Autad Al-Islamiy

TOPIK KONSULTASI
  1. Hukum Jual Beli Valas
  2. DEFINISI JUAL BELI VALAS
  3. DASAR HUKUM JUAL BELI VALAS
  4. SYARAT SAHNYA TRANSAKSI JUAL BELI VALAS
  5. TAQABUD HAKIKI DAN TAQABUD HUKMI (SERAH TERIMA SECARA LEGAL)
  6. PENDAPAT MADZHAB EMPAT TENTANG JUAL BELI MATA UANG
  7. CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM


JAWABAN HUKUM JUAL BELI VALAS

Jual beli valas (valuta/mata uang asing) intinya sama dengan jual beli biasa yang lain. Hanya bedanya yang diperjualbelikan ialah mata uang satu negara dengan mata uang negara lain. Misalnya, membeli dolar Amerika dengan rupiah Indonesia atau ringgit Malaysia. Ini berbeda dengan jual beli umum yang biasanya antara barang dengan uang.

Praktik jual beli valas terjadi semenjak kurun awal Islam. Oleh alasannya itu, aturan jual beli valas sanggup dijumpai referensinya dalam banyak kitab-kitab fiqih klasik.


DEFINISI JUAL BELI VALAS

Dalam bahasa Arab, jual beli valas disebut sharf (Arab, الصرف). Sedang kawasan jual beli valas atau money changer/exchange disebut dengan sharraf (bahasa Arab, الصراف).

Dalam definisi syariah ulama salaf (klasik) sharf atau jual beli valas ialah بيع الذهب بالذهب، والفضة بالفضة، أو بيع أحداهما بالآخر (Jual beli emas dengan emas, perak dengan perak atau menjual salah satunya dengan yang lain).[Lihat Al-Jaziri, Al-Fiqh alal Madzahib Al-Arba'ah].

Definisi fiqih klasik di atas digunakan juga untuk jual beli valas oleh ulama fiqih kontemporer. Dr. Husain Syahatah penasihat ekonomi syariah Al-Azhar Mesir menyampaikan dalam Tasaulat Muashirah Haula al-Ittijar fi an-Naqd, demikian:
الصرف هو من البيوع المباحة فى الشريعة الإسلامية ، ويقصد به فى سوق النقد استبدال نقداً بنقد أى عملة بعملة أخرى وذلك لحاجة الناس إليه فى معاملاتهم بين ا لدول والأمم
Sharf ialah bab dari transaksi jual beli yang dibolehkan syariah Islam. Dalam bursa mata uang sharf ialah tukar menukar antar satu mata uang dengan mata uang lain. Hal itu dilakukan alasannya kebutuhan orang dalam berbisnis antar negara.


DASAR HUKUM JUAL BELI VALAS

- Hadits sahih riwayat Bukhari Muslim (muttafaq alaih):

لا تبيعوا الذهب بالذهب إلا مثل بمثل ولا تشقوا بعضها على بعض ولا تبيعوا الوَرِقْ بالوَرِقْ إلا مثل بمثل ولا تشقوا بعضها على بعض ، ولا تبيعوا منها غائباً بناجز

Artinya: Jangan menjual emas dengan emas kecuali sama nilainya.

- Hadits sahih riwayat Muslim
) بيعوا الذهب بالفضة كيف شئتم يداً بيد

Artinya: Juallah emas dengan emas sesukamu (asal) serah terima langsung.

- Hadits sahih riwayat Muslim

إذا اختلفت هذه الأجناس فبيعوا كيف شئتم إذا كان يداً بيد
Artinya: Apabila jenisnya berbeda, maka juallah sesukamu asalkan serima terima eksklusif (kontan).


SYARAT SAHNYA TRANSAKSI JUAL BELI VALAS

Ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam melaksanakan jual beli valas antara dua mata uang yang berbeda sbb (lihat Al-Jaziri, 2/505):

1. Kontan. Hukumnya tidak sah jual beli valas yang tidak kontan (tertunda).

2. Transaksi dilakukan dengan serah terima di kawasan kesepakatan (التقابض فى المجلس). Yakni serah terima valas dilakukan secara eksklusif pada dikala transaksi terjadi Berdasarkan dalil hadits di atas ( ولا تبيعوا منها غائباً بناجز). Apabila kedua pihak berpisah sebelum mendapatkan barang atau valas yang dijual, maka transaksi dianggap batal.

3. Apabila valuta atau mata uang yang dijual berasal dari mata uang yang sama, ibarat rupiah dengan rupiah, maka nilainya harus sama. Maka dihentikan jual beli 50.000 rupiah dengan 55.000 rupiah Indonesia. Baca juga: Hukum Jual Beli Uang Baru dan Lama

CATATAN:

- Menurut pendapat sebagaian mazhab, ibarat Syafi'i dan Hambali, boleh jual beli mata uang yang berbeda walaupun tidak kontan.


TAQABUD HAKIKI DAN TAQABUD HUKMI (SERAH TERIMA SECARA LEGAL)

Serah terima ditempat transaksi (taqabud fil majlis) ada dua macam yaitu taqabud hakiki dan taqabut hukmi.

Taqabud hakiki (serah terima faktual) ialah serah terima uang dan barang antara kedua penjual dan pembeli di kawasan transaksi secara eksklusif sebelum terjadinya perpisahan antara keduanya.

Taqabud hukmi (serah terima secara legal) ialah serah terima uang dan barang atau suatu mata uang dengan mata uang lain, antara pembeli dan penjual tidak secara faktual tapi secara legal sanggup diterima. Contoh, penjual mendapatkan uang dari pembeli; sedangkan pembeli tidak mendapatkan barang tapi hanya mendapatkan tanpa pengiriman barang. Atau sebaliknya, pembeli menawarkan uang dalam bentuk cek atau invoice atau dokumen lain ibarat tanda pengiriman Western Union, yang secara legal sanggup diterima dan uang itu sanggup dicairkan di negara lain dengan segera.


PENDAPAT MADZHAB EMPAT TENTANG JUAL BELI MATA UANG

Pendapat 4 (madzhab) yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali seputar jual beli mata uang ialah sbb (lihat Al-Jaziri II/506):


الشافعية - قالوا: الفلوس لا يدخلها الربا، سواء كانت رائجة يتعامل بها أو لا على المعتمد. فيجوز بيع بعضها ببعض متفاضلاً إلى أجل، فإذا باع عشرين قرشاً صاغاً من العملة المصرية بخمسين قرشاً من القروش التعريفة يدفعها بعد شهر، فإنه يصح مع وجود زيادة خمسة قروش.

الحنابلة - قالوا: إذا اشترى فلوساً يتعامل بها مأخوذة من غير الذهب والفضة فإنه يجوز شراؤها بالنقد متفاضلة إلى أجل، فيصح أن يشتري ثلاثين قرشاً صاغاً من العملة المصرية "القروش" بريالين يدفعهما بعد شهر، ولكن نقل بعضهم أن الصحيح في المذهب أن التأجيل لا يجوز، وأن شراء الفلوس بالنقدين يصح ن\متفاضلاً ولكن بشرط التقابض في المجلس.

الحنفية - قالوا: الفلوس المأخوذة من غير الذهب والفضة إذا جعلت ثمناً لا تتعين بالتعيين، فهي مثل النقود المأخوذة من الذهب والفضة إلا أنه يصح بيع بعضها ببعض مفاضلة، ولا يشترط فيها التقابض من الجانبينن فإذا اشترى قرشاً "من الصاغ" بقرش من "التعريفة" أكثر منها لأجل فإنه يصح إذا قبض القروش الصاغ وأما إذا افترقا قبل أن يقبض أحدهما فإنه لا يصح.

المالكية - قالوا: الفلوس هي ما اتخذت من النحاس ونحوه وهي كعروض التجارة. فيجوز شراؤها بالذهب والفضة كما يجوز أن يشتري بها حلياً فيه ذهب وفضة، أما شراؤه بالذهب فقط، أو بالفضة فإنه لا يجوز نقداً، سواء كانت الفضة أقل من الذهب أو العكس).

Artinya: Menurut Madzhab Syafi'i mata uang tidak termasuk barang riba sama saja jual beli dengan barang atau tidak berdasarkan pendapat yang muktamad (unggul). Maka boleh menjual sebagian mata uang dengan mata uang yang lain dengan selisih harga (mutafadhil) dengan tidak kontan. Misalnya, seseorang membeli 20 sen mata uang Mesir dengan 50 sen mata uang lain yang diserahkan sehabis sebulan, maka hal itu sah dengan disertai adanya suplemen 5 sen.

Mazhab Hanbali berpendapat: Apabila seseorang membeli uang yang dibentuk berstransaksi dari selain emas dan perak maka boleh membelinya secara selisih harga dengan masa tertentu (tidak kontan). Maka boleh membeli 30 sen uang Mesir dengan 2 riyal yang dibayar sehabis sebulan. Akan tetapi sebagian ulama Hambali menyatakan bahwa pendapat yang sahih dalam mazhab ialah bahwa dihentikan ditunda (ta'jil). Membeli uang dengan emas dan perak sah secara selisih tetapi dengan syarat serah terima dalam majlis.

Menurut Mazhab Hanafi: Uang yang dibentuk dari selain emas dan perak apabila dijadikan harga (diberi nilai) maka tidak sanggup ditentukan dengan nilai tertentu. Ia sama dengan uang yang dibentuk dari emas dan perak hanya saja sah dan boleh menjual sebagian uang dengan sebagian yang lain dengan harga lebih (mutafadhil) dan tidak disyaratkan serah terima eksklusif dari kedua pihak. Apabila membeli satu sen mata uang dengan sen yang lebih besar secara tunda (tidak kontan) maka itu sah apabila ada serah terima. Apa kedua pihak berpisah sebelum salah satunya mendapatkan maka tidak sah.

Mazhab Maliki berpendapat: Fulus ialah mata uang yang dibentuk dari tembaga dan semacamnya itu ibarat barang dagangan. Maka boleh membelinya dengan emas dan perak sebagaimana bolehnya membeli perhiasaan emas dan perak dengan fulus. Adapun membeli perhiasaan yang mengandung emas dan perak dengan emas atau perak saja maka itu dihentikan secara kontan sama saja adanya perak itu lebih kecil dari emas atau sebaliknya.
___________________________


Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini:

close