
PROBLEMATIKA RUMAH TANGGA
Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarokatuh
(mohon kesabarannya dikala membaca sebab tulisannya banyak)
Saya seorang ibu rumah tangga. umur saya 26 tahun.saya sudah menikah sekitar 3 tahun yang kemudian dan dikaruniai seorang putri berumur 2 tahun, sehabis menikah saya hidup bersama suami di kontrakan awalnya keadaan rumah tangga saya baik2 saja, dan ayem tentrem. sehabis anak saya lahir saya tetap bekerja dan anak saya ikut dengan yg bantu momong di kontrakan. sebab yang momong pamit sebab putrinya juga melahirkan jadi suami putuskan untuk pulang di rumah orang tuanya dan hasilnya saya resign tidak bekerja lagi dengan momong di rumah suami.
awalnya baik2 saja, sehabis sebulan dua bulan abang wanita suami saya yg sudah menikah dan punya 3 anak ini pulang ke rumah mertua beserta suami, mereka juga gk punya kawasan tinggal sebab rumahnya dijual untuk bayar hutang suaminya yg suka main perempuan.mereka tdk bekerja, hanya makan tidur ikut mertua saya.awalnya gpp, semakin usang saya terganggu sebab saya tidak sanggup konsentrasi bekerja, sebab saya sehabis resign masih diperbantukan untuk ngecek laporan keuangan perusahaan via email setiap hari jadi sanggup dikerjakan di rumah (ke kantor setiap sabtu).
Ibu mertua dan kk wanita saya itu tdk suka dg saya krn saya jarang ngobrol di luar, saya sering byk di kamar dg anak saya sambil bekerja. setiap ada tetangga tiba dikasih tau kalo saya cuma dikamar gk ngobrol.
sebab saya gk suka tiap kumpul mesti yg diomongin orang , dan sudah saya ingatkan juga tapi memang sudah watak mungkin. saya minta pulang ke rumah ibu saya suami saya tidak ijinkan, saya minta buat ngontrak lagi suami tdk ijinkn dg alasan semoga makan ikut mertua saja.
di rumah itu tidak ada yg mengerjakan sholat setiap saya ingatkan mesti jawabnya keyakinan masing2 gt, saya berfikir lama2 di situ saya anak saya mesti bakal terkotori kalo imanya gk kuat, suami saya sholat kalo saya ingatkan saja. tyap hari sy ini buat materi gunjingan, memang saya ini cuma lulusan D1 dan org miskin, dan keluarga suami anaknya lulusan S1 semua makanya saya cuma direndahkan.
persoalan apa2 suami selalu bilang lapor dg orangtuanya padahal beliau sudah beristri, saya risih. saya sebulan dikasih uang 450rb buat susu anak itu ja masih kurang, dan saya masih harus nambahi lg. kebutuhan saya dan makan saya suruh mikir sendiri. lama2 saya gk tahan, sampe saya sakit. dan saya putuskan untuk pulang ke rumah ortu saya dg ijin suami.
di rumah ortu saya semenjak bulan maret 2016 kemarin, selama seminggu di rumah ortu saya saya didiemkan suami saya, anak saya sakit , tau kalo anak saya sakit malah ditinggal pulang ke rumah ortunya. sehingga saya putuskan menciptakan bbrp pernyataan yang harus disetujui suamiq.. kalo masih ingin balik sama saya tolong sanggupi ajakan ini diantaranya:
1. harus sholat 5 waktu berjamaa di masjid
2. harus ngaji sehabis maghrib dan ajarkan anak mengaji
3. pakai baju koko kalo ke masjid
4. ngontrak rumah kalo blm sanggup kasih rumah
5. anak nantinya masuk pondok
6. ikuti kajian2 apapun yg ada di solo
itu bbrp ajakan yg saya olok-olokan dan sy ksh waktu mpe lebaran, dan ternyata beliau menyanggupi tp beliau hanya ingin ngontrak saja dan akan beribadah sesuai keyakinan dy persoalan ibadah gk mau diatur2. dan dari bulan maret saya tidak pernah berafiliasi suami istri dengan dy.
mah yang ingin saya tanyakan
1. apakah yang saya lakukan ini terlalu menuntut?
2. bisakah saya bercerai sedangkan suami saya msh mengasihi saya tp dy tidak pernah kasih nafkah saya. hanya anak saja jadi untuk makan saya harus mikir sendiri? kalopun hasil kerjanya kurang beliau harusnya lbh ulet lagi bekerja.
3. dan apakah orang renta saya juga berdosa sebab menampung saya?
4. saya berniat bercerai karna
- kebutuhan saya, sy mikir sendiri setiap kebutuhan anak dan saya kurang saya sll mikir gmn caranya sanggup uang semoga saya sanggup makan,
- suami tdk mau menjalankan ibadah sesuai ajakan demi kebaikan dirinya dan keluarganya,
- saya takut menanggung dosa sebab saya tidak pernah melayani suami,
- takut berdosa krn selalu tjd perselisihan dg suami. takut semakin usang semakin berdosa kalo lama2 dibiarkan tidak ada solusi.
mohon solusinya , sebab saya galau harus bagaimana,,Saya tunggu jawabannya,
Jazakumullah khoiron katsiron.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahiwabarokatuh
JAWABAN
1. Tuntutan terkait kewajiban ibadah itu sudah benar.
2. Secara agama tidak ada larangan bagi istri untuk meminta cerai apabila (a) tidak diberi nafkah; atau (b) tidak lagi mengasihi suami. Baca detail: Cerai dalam Islam
3. Tidak.
4. Itu alasan yang logis dan dibolehkan agama. Baca: - https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
MASALAH TALAK
Assalamualaikum Pa Ustadz saya ingin bertanya mengenai thalaq dalam islam, setau saya kata untuk menalak yg sharih ada tiga ialah thalaq, piraq(memisahkan diri) dan sarah (lepas), mohon maaf apabila saya keliru. saya ingin menanyakan apakah kasus-kasus di bawah ini sudah jatuh talaq, bila sudah berapa jumlah hitungan talaqnya?
1. Apabila suami istri sedang bertengkar andal (posisi suami istri itu tinggal di kediaman org renta sag istri), kemudian sisuami mengajak istri pindah ke rumah orang renta suami, tp karna keadaan emosi si istri malah mengucapkan "apa kau menceraikan saya?", kemudian jawab si suami 'apa kau mau diceraikan oleh saya?, ya silahkan bila kau mau, saya tidak pernah ada niat ke arah situ apalagi ijab kabul kita gres satu bulan, mana terfikir oleh saya ke arah situ, saya bagaimana dibawanya", apakah ada perkataan suami dari perdebatan tersebut yg menjadikan jatuhnya talak?
2. bila suami menyampaikan "udahan dengan saya" sebanyak tiga kali dalam satu hari apakah itu termasuk talak atau tidak? tp si suami tidak berniat dan bermaksud menceraikan istrinya, si suami mengucapkan kalimat tersebut dalam keadaan murka yg sangat.
3. bila si suami bernyanyi/bersenandung, kemudian dalam nyanyian tersebut ada kalimat smacam ini:
a. kini saya putuskan berpisah denganmu.
b. bila kita harus berpisah, sudah biarkan ini semua berakhir sudah,
atau kalimat semacamnya yg menjurus pada perpisahkan.
apakah nyanyian tersebut bila dinyanyikan oleh suami di hadapan istri berarti sudah jatuh talak? padahal si suami sama sekali tidak berniat menceraikan istrinya, beliau hanya iseng bernyanyi , meskipun dinyanyikan oleh suami di depan istri dan hanya ada suami istri itu dalam satu ruangan, bagaimana statusnya?
4. mengucapkan kata pisah, atau lepas untuk kasus lain yg bukan perceraian, misalkan "lepaskan bajuku" atau lpisahkan duri itu dr daging ikan", apakah kalimat tersebut menjadi jatuh talak?
5. talak diucapkan dalam berlainan masa itu ibarat apa? , apakah berbeda hitungan menit atau jam saja sanggup dikatakan berbeda masa? atau harus memakai hitungan hari? misal si suami dalam satu hari mengucapkan "saya talak kamu" sebanyak tiga kali dalam satu hari tp berlainan menit ata jam, bagaimana hukumnya?
terimakasih sebelumnya Pa ustadz, maaf mengganggu waktunya.
JAWABAN
1. Tidak terjadi talak sebab itu dalam konteks bertanya ke istri. Lihat: https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=#notalak2
2. Tidak termasuk talak bila tanpa niat. Karena itu termasuk kategori talak kinayah yang gres terjadi talak apabila disertai niat. Baca detail: Cerai dalam Islam
3. Tidak terjadi talak. Karena bernyanyi itu sama dengan bercerita ihwal talak. Cerita ihwal talak tidak jatuh talak. Baca: Cerita Talak, Apakah terjadi cerai?
4. Tidak jatuh talak sebab tidak ditujukan pada istri.
5. Talak yang diucapkan dalam majelis atau kawasan yang berbeda waktunya dianggap ucapan talak yang berbeda. Misalnya, pagi mengucapkan talak, kemudian sorenya mengucapkan talak lagi. Maka, terjadi dua talak. Lihat: www.alkhoirot.net/2016/04/ucapan-cerai-tiga-kali-dalam-satu.html
Sumber https://www.alkhoirot.net
di rumah ortu saya semenjak bulan maret 2016 kemarin, selama seminggu di rumah ortu saya saya didiemkan suami saya, anak saya sakit , tau kalo anak saya sakit malah ditinggal pulang ke rumah ortunya. sehingga saya putuskan menciptakan bbrp pernyataan yang harus disetujui suamiq.. kalo masih ingin balik sama saya tolong sanggupi ajakan ini diantaranya:
1. harus sholat 5 waktu berjamaa di masjid
2. harus ngaji sehabis maghrib dan ajarkan anak mengaji
3. pakai baju koko kalo ke masjid
4. ngontrak rumah kalo blm sanggup kasih rumah
5. anak nantinya masuk pondok
6. ikuti kajian2 apapun yg ada di solo
itu bbrp ajakan yg saya olok-olokan dan sy ksh waktu mpe lebaran, dan ternyata beliau menyanggupi tp beliau hanya ingin ngontrak saja dan akan beribadah sesuai keyakinan dy persoalan ibadah gk mau diatur2. dan dari bulan maret saya tidak pernah berafiliasi suami istri dengan dy.
mah yang ingin saya tanyakan
1. apakah yang saya lakukan ini terlalu menuntut?
2. bisakah saya bercerai sedangkan suami saya msh mengasihi saya tp dy tidak pernah kasih nafkah saya. hanya anak saja jadi untuk makan saya harus mikir sendiri? kalopun hasil kerjanya kurang beliau harusnya lbh ulet lagi bekerja.
3. dan apakah orang renta saya juga berdosa sebab menampung saya?
4. saya berniat bercerai karna
- kebutuhan saya, sy mikir sendiri setiap kebutuhan anak dan saya kurang saya sll mikir gmn caranya sanggup uang semoga saya sanggup makan,
- suami tdk mau menjalankan ibadah sesuai ajakan demi kebaikan dirinya dan keluarganya,
- saya takut menanggung dosa sebab saya tidak pernah melayani suami,
- takut berdosa krn selalu tjd perselisihan dg suami. takut semakin usang semakin berdosa kalo lama2 dibiarkan tidak ada solusi.
mohon solusinya , sebab saya galau harus bagaimana,,Saya tunggu jawabannya,
Jazakumullah khoiron katsiron.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahiwabarokatuh
JAWABAN
1. Tuntutan terkait kewajiban ibadah itu sudah benar.
2. Secara agama tidak ada larangan bagi istri untuk meminta cerai apabila (a) tidak diberi nafkah; atau (b) tidak lagi mengasihi suami. Baca detail: Cerai dalam Islam
3. Tidak.
4. Itu alasan yang logis dan dibolehkan agama. Baca: - https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=
MASALAH TALAK
Assalamualaikum Pa Ustadz saya ingin bertanya mengenai thalaq dalam islam, setau saya kata untuk menalak yg sharih ada tiga ialah thalaq, piraq(memisahkan diri) dan sarah (lepas), mohon maaf apabila saya keliru. saya ingin menanyakan apakah kasus-kasus di bawah ini sudah jatuh talaq, bila sudah berapa jumlah hitungan talaqnya?
1. Apabila suami istri sedang bertengkar andal (posisi suami istri itu tinggal di kediaman org renta sag istri), kemudian sisuami mengajak istri pindah ke rumah orang renta suami, tp karna keadaan emosi si istri malah mengucapkan "apa kau menceraikan saya?", kemudian jawab si suami 'apa kau mau diceraikan oleh saya?, ya silahkan bila kau mau, saya tidak pernah ada niat ke arah situ apalagi ijab kabul kita gres satu bulan, mana terfikir oleh saya ke arah situ, saya bagaimana dibawanya", apakah ada perkataan suami dari perdebatan tersebut yg menjadikan jatuhnya talak?
2. bila suami menyampaikan "udahan dengan saya" sebanyak tiga kali dalam satu hari apakah itu termasuk talak atau tidak? tp si suami tidak berniat dan bermaksud menceraikan istrinya, si suami mengucapkan kalimat tersebut dalam keadaan murka yg sangat.
3. bila si suami bernyanyi/bersenandung, kemudian dalam nyanyian tersebut ada kalimat smacam ini:
a. kini saya putuskan berpisah denganmu.
b. bila kita harus berpisah, sudah biarkan ini semua berakhir sudah,
atau kalimat semacamnya yg menjurus pada perpisahkan.
apakah nyanyian tersebut bila dinyanyikan oleh suami di hadapan istri berarti sudah jatuh talak? padahal si suami sama sekali tidak berniat menceraikan istrinya, beliau hanya iseng bernyanyi , meskipun dinyanyikan oleh suami di depan istri dan hanya ada suami istri itu dalam satu ruangan, bagaimana statusnya?
4. mengucapkan kata pisah, atau lepas untuk kasus lain yg bukan perceraian, misalkan "lepaskan bajuku" atau lpisahkan duri itu dr daging ikan", apakah kalimat tersebut menjadi jatuh talak?
5. talak diucapkan dalam berlainan masa itu ibarat apa? , apakah berbeda hitungan menit atau jam saja sanggup dikatakan berbeda masa? atau harus memakai hitungan hari? misal si suami dalam satu hari mengucapkan "saya talak kamu" sebanyak tiga kali dalam satu hari tp berlainan menit ata jam, bagaimana hukumnya?
terimakasih sebelumnya Pa ustadz, maaf mengganggu waktunya.
JAWABAN
1. Tidak terjadi talak sebab itu dalam konteks bertanya ke istri. Lihat: https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=#notalak2
2. Tidak termasuk talak bila tanpa niat. Karena itu termasuk kategori talak kinayah yang gres terjadi talak apabila disertai niat. Baca detail: Cerai dalam Islam
3. Tidak terjadi talak. Karena bernyanyi itu sama dengan bercerita ihwal talak. Cerita ihwal talak tidak jatuh talak. Baca: Cerita Talak, Apakah terjadi cerai?
4. Tidak jatuh talak sebab tidak ditujukan pada istri.
5. Talak yang diucapkan dalam majelis atau kawasan yang berbeda waktunya dianggap ucapan talak yang berbeda. Misalnya, pagi mengucapkan talak, kemudian sorenya mengucapkan talak lagi. Maka, terjadi dua talak. Lihat: www.alkhoirot.net/2016/04/ucapan-cerai-tiga-kali-dalam-satu.html
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi: