Hukum Berbakti pada kedua orang tua, ayah ibu, (bahasa Arab, birrul walidain - بر الوالدين) yakni wajib. Termasuk dalam cakupan berbakti yakni mentaati perintah kecuali kasus maksiat, berkata dengan baik, mendoakan, dan membiayai kalau mereka miskin.
DAFTAR ISI
WAJIB BERBAKTI (IHSAN) TAAT DAN PATUH PADA KEDUA ORANG TUA
Quran Surah (QS) Al-Baqarah 2:83;
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً
Artinya: Dan (ingatlah) ketika kami mengambil kesepakatan dari Bani Israil, "janganlah kau menyembah selain Allah, dan berbuat baik kepada kedua orang tua.."
QS An-Nisa' 4:36;
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: Dan sembahlah Allah jangan menyekutukan-Nya dan berbuat baik kepada orang tua.
QS Al-An'am 6:151;
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Marilah saya bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak.."
QS Al-Isra' 17:23
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan semoga kau jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya hingga berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau menyampaikan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
QS Al-Ankabut 29:8
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْناً
Artinya: Dan kami wajibkan kepada insan semoga (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya.
QS Al-Ahqaf 46:15
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: Dan kami perintahkan kepada insan semoga berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung hingga menyapihnya selama tiga puluh bulan sehingga apabila dia (anak itu) telah sampaumur dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah saya petunjuk semoga saya sanggup mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan semoga saya sanggup berbuat kebajikan yang Engkau ridai dan berilah saya kebaikan yang akan mengalir hingga kepada anak cucuku. Sungguh saya bertobat kepada Engkau, dan sungguh saya termasuk orang muslim."
WAJIB BERKATA DAN MEMPERLAKUKAN KEDUA ORANG TUA DENGAN BAIK
QS Al-Isra' 17:23
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan semoga kau jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya hingga berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau menyampaikan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
QS Luqman 31:14
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada insan (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
WAJIB BERSIKAP SANTUN DAN RENDAH HATI PADA ORANG TUA
QS Al-Isra' 17:24
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik saya waktu kecil".
QS Luqman 31:15
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
DAFTAR ISI
- Bentuk Berbakti Patuh dan Taat pada Orang Tua
- Wajib Berkata dan Memperlakukan Kedua Orang Tua dengan Baik
- Wajib Bersikap Santun dan Rendah Hati pada Kedua Orang Tua
- Wajib Mendoakan Kedua Orang Tua
- Wajib Menolak Perintah Orang Tua yang Melanggar Syariah
- Batas-batas Taat Pada Orang Tua
- Cara Berbakti Pada Orang Tua Setelah Meninggal
- CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM
WAJIB BERBAKTI (IHSAN) TAAT DAN PATUH PADA KEDUA ORANG TUA
Quran Surah (QS) Al-Baqarah 2:83;
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً
QS An-Nisa' 4:36;
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
QS Al-An'am 6:151;
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
QS Al-Isra' 17:23
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
QS Al-Ankabut 29:8
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْناً
QS Al-Ahqaf 46:15
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
WAJIB BERKATA DAN MEMPERLAKUKAN KEDUA ORANG TUA DENGAN BAIK
QS Al-Isra' 17:23
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
QS Luqman 31:14
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
WAJIB BERSIKAP SANTUN DAN RENDAH HATI PADA ORANG TUA
QS Al-Isra' 17:24
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
QS Luqman 31:15
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Dan kalau keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu perihal itu, maka janganlah kau mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kau kerjakan.
WAJIB MENDOAKAN KEDUA ORANG TUA
QS Ibrahim 14:41
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Artinya: Ya Tuhan kami, beri ampunlah saya dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".
QS Al-Isra' 17:24
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik saya waktu kecil".
QS Asy-Syuara' 26:86
وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ
Artinya: dan ampunilah bapakku, lantaran sebenarnya ia yakni termasuk golongan orang-orang yang sesat,
QS Nuh 71:28
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِي مُؤْمِناً وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدْ الظَّالِمِينَ إِلاَّ تَبَاراً
Artinya: Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".
WAJIB MENOLAK PEIRNTAH ORANG TUA YANG MELANGGAR SYARIAH
QS Al-Ankabut 29:8
وَوَصَّيْنَاالْإِنسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حُسْنًا وَإِن جٰهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Dan Kami wajibkan insan (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan kalau keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu perihal itu, maka janganlah kau mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, kemudian Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kau kerjakan.
QS Luqman 31:15
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Artinya: Dan kalau keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu perihal itu, maka janganlah kau mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kau kerjakan.
_____________________________
BATAS-BATAS TAAT PADA ORANG TUA
Ketaatan dan kepatuhan pada orang bau tanah ada batasnya. Dan batas yang paling terang yakni terkait dengan sikap yang melanggar syariah. Maka wajib bagi anak untuk menolak atau tidak mematuhi perintah orang tua. Tentu dengan cara yang baik dan santun.
Selain dari hal tersebut terdapat hal-hal yang aneh perihal hingga di mana batas ketaatan pada orang bau tanah harus dilakukan. Namun, kalau mengacu pada aturan fiqih, maka batas final dari ketaatan orang bau tanah yakni hak-hak anak. Artinya, apabila secara syariah perintah orang bau tanah melanggar hak anak, maka perintah orang bau tanah boleh dilanggar. Sebagai contoh, seorang perempuan mempunyai pilihan laki-laki untuk calon suami, orang bau tanah tidak setuju, maka si perempuan boleh tetap menikah dengan laki-laki tersebut lantaran itu yakni haknya.
_____________________________
DIPAKSA CERAI ORANG TUA
Ulama berbeda pendapat apakah anak wajib taat pada orang bau tanah dikala dipaksa cerai dengan istri/suami dengan perincian sebagai berikut:
Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Az-Zawajir menyatakan taat orang bau tanah dalam konteks ini tidak wajib dan tidak berdosa apabila dilanggar. Dan tidak dianggap anak durhaka.
Akan tetapi apabila ayah sangat ndeso atau kurang akal, kemudian memerintah atau melarang anaknya dengan sesuatu yang apabila tidak mengikutinya tidak dianggap durhaka (uquq) secara adat, maka anaknya tidak berdosa apabila tidak mentaati lantaran udzur. Begitu juga, apabila anak menikah dengan perempuan yang dicintai kemudian bapak memerintahkannya untuk menceraikannya, walaupun lantaran karena si istri tidak iffah (tidak salihah), kemudian anak tidak menuruti perintah bapak maka tidak berdosa bagi anak. Akan tetapi, yang utama yakni mentalaknya lantaran ikut perintah ayah. Hal ini lantaran ada hadits perihal Ibnu Umar yang diperintah ayahnya untuk menceraikan istrinya. Ibnu Umar menolak, tapi Nabi menyuruh melaksanakan hal itu.
Begitu juga perintah-perintah orang bau tanah yang lain yang timbul lantaran kelemahan fikiran orang bau tanah dan kebodohan pendapatnya. Seandainya perintah-perintah itu diajukan pada ahlinya pasti mereka akan menganggapnya sebagai kasus yang gampang dan pasti mereka beropini bahwa tidak akan menyakiti kalau tidak menuruti. Inilah batas ketaatan pada orang tua.
Ibnu Rajab dalam kitab Jami'ul Ulum beropini sama yakni tidak wajib taat apabila dipaksa cerai
PENDAPAT YANG MEWAJIBKAN TAAT
Imam Subki dalam Risahal Shagirah termasuk yang mewajibkah taat. Begitu juga Al Manawi dalam Faidul Qadir yang menyatakan
Ibnu Arabi dalam mengomentari hadits ini berkata: Sahih. Awal mula orang yang menyuruh putranya menceraikan istrinya yakni Al-Khalil (Umar bin Khatab) dan dia sanggup dijadikan tauladan dan panutan. Termasuk dalam berbuat baik pada orang bau tanah yakni membenci apa yang dibenci orang bau tanah walaupun anak menyukainya. Dengan syarat, apabila bapak termasuk andal agama dan saleh yang cinta dan bencinya kerena Allah bukan lantaran hawa nafsu. Ibnu berkata: Apabila tidak demikian, maka sunnah bagi anak menceraikan istrinya untuk mendapatkan ridhonya tetapi tidak wajib baginya ibarat wajibnya dalam kasus yang pertama. Karena taat pada ayah dalam problem kebenaran termasuk dari taat pada Allah. Berbakti pada orang bau tanah termasuk berbakti pada Allah.
As-Syaukani dalam Nailul Autar menyatakan
Artinya: Kata Nabi "Ceraikan istrimu" menjadi dalil yang terang bahwa wajib bagi suami menceraikan istrinya apabila diperintah oleh ayahnya walaupun suami masih mencintainya hal itu tidak boleh jadi alasan untuk tidak menceraikannya. Ibu disamakan dengan bapak kerena Nabi menjelaskan dalam hadits lain bahwa hak ibu lebih besar dari hak ayah.
Baca juga: https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=#3
_____________________________
HUKUM MENGINGATKAN ORANG TUA YANG SALAH
Assalamualaikum.
saya perempuan usia 29 tahun.sdh menika dan mempunyai 1 orang anak.
dikala ini sy sdh bekerja sbg PNS. ayah sy pensiunan.dan mulai sy kelas 1 smp,beliau sangat sering berhutang.terkadang hingga mennjual tanah serta rumah milik bersama ayah dan ibu saya.
dan hingga saya berusia 29 tahun skrng,kebiasaan itu tdk berubah. apabila ditanya untuk apa uang hutangan2 itu, ayah sy selalu bilang untuk bisnis. tetapi kami tdk pernah diberitahu bisnisnya apa. ayah sy jg sering membeli kupon togel. baru2 ini,beliau ditagih utang oleh rentenir. sy,ibu saya,serta adik saya patungan LAGI untuk menutupi hutang tersebut.pdhal ia sdh berjanji tdk akan berhutang lagi.
puncaknya,ketika ayah saya berhutang 1 juta rupiah kepada mertua saya, saya merasa sangat aib sekali,lalu hutang tersebut eksklusif sy lunasi. dan problem ini eksklusif sy beritahukan kepada ibu saya. (sebagai info,mertua sy gres saja ditipu oleh orang melalui telpon sebanyak 50 juta, dan ibu mertua sya br saja ditinggal orangtuanya berpulang ke rahmatullah)/. ayah saya tahu ttg hal tsb,tp dia ttp saja nekat berhutang kpd mertua sy. ibu dan ayah saya ribut besar. kemudian ayah saya memutuskan untuk pergi dr rumah. hingga hr ini blm kembali. tidak ada yg mengusir beliau.
1. apakah saya salah dan durhaka kpd ayah saya?
2. pernah orng bau tanah ingin meminjam bpkb kendaraan beroda empat saya untuk digadaikan,tapi lantaran saya khawatir ayah sy tdk bs menebus BPKB tsb,jd tdk sy pinjamkan.krn sy pun msh menyicil kendaraan beroda empat tsb di bank. apa keputusan sy salah?
3. kami (anak2nya) sdh pernah berbicara dng beliau,mulai dr berbicara baik2,sampai marah2.tp ia ttp sj mengulangi lg. bahak kakak2 ia di banjarmasin pun sdh turun tangan. dan tdk berhasil. apa sbnrnya yg terjd dng ayah saya?
sy kasihan dng org bau tanah sy.harusnya di usia skrng,mrk tinggal hidup hening dan menikmati hr tua,spt orng bau tanah yg lain.
terima kasih atas jawabannya,
wassalam.
JAWABAN
Memiliki ayah yang suka berjudi dan banyak hutang yakni keadaan yang sama sekali tidak ideal. Judi yakni salah satu perbuatan dosa besar dalam Islam. Dan salah satu sumber penyakit sosial yang efeknya sangat besar pada lingkungan sekitarnya.
Sebagai anak, anda tidak tidak boleh untuk menasihati orang bau tanah yang berbuat dosa dan berperilaku kurang terpuji. Namun hendaknya nasihat-nasihat itu dilakukan dengan tanpa menghilangkan budpekerti sopan santun ibarat tidak membentak atau memakai bahasa berangasan yang sanggup menyakiti hatinya. Bagaimanapun hormat pada orang bau tanah yakni wajib
Namun ketaatan pada orang bau tanah bukan berarti anda tidak boleh menolak semua permintaannya. Apalagi kalau seruan hutang itu patut dicurigai untuk berjudi atau sesuatu yang tidak boleh atau sia-sia, maka menolak justru menjadi jalan terbaik.
Jawaban pertanyaan Anda sbb:
1. Anda tidak salah dalam menolak impian ayah untuk hutang. Tapi anda tetap berkewajiban untuk bersikap santun dan hormat padanya.
2. Tidak salah.
3. Judi bersifat adiktif. Orang yang ketagihan tidak gampang mendapatkan nasihat. Selain judi, ada kemungkinan ayah anda menjadi korban penipuan bisnis yang menjanjikan hasil yang besar ibarat pohon emas, MLM, jual beli barang antik, samurai, dll.
Hidup kita memang tidak selalu sesuai dg yang diharapkan. Begitu juga dengan keadaan orang bau tanah kita. Dalam keadaan demikian, maka tetaplah menjaga kestabilan kita sendiri dan lakukan damage control: hindari kerusakan yang lebih parah tanggapan tindakan ayah Anda dengan melaksanakan langkah-langkah yang perlu dilakukan.
CARA BERBAKTI PADA ORANG TUA SETELAH MENINGGAL
Setelah ayah dan ibu meninggal, bukan berarti waktu untuk tetap berbakti pada mereka sudah habis. Allah dan RasulNya mengingatkan anak salih dan salihah untuk tetap berbakti pada orang bau tanah dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Mendoakan Orang Tua
Sebagaimana tersebut dalam QS Al-Isra :24 [وقل رب ارحمهما كما ربياني صغيراً] Dan katakan, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik saya waktu kecil."
Dalam sebuah hadits riwayat Muslim Nabi berabda: [ إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعوا له] "Apabila insan mati maka putuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya."
2. Silaturrahim dengan Teman dan Kerabat Orang Tua
Bersilaturrahmi dengan teman dan kerabat ayah dan ibu termasuk dari wujud berbakti pada orang bau tanah (birrul walidain). Dalam sebuah hadits riwayat Muslim Nabi bersabda: [إن من أبر البر أن يصل الرجل أهل وُدِّ أبيه بعد أن يولي] "Cara berbakti terbaik pada orang bau tanah yakni menyambung silaturrahmi pada orang-orang yang disukai ayah (dan ibu) sehabis mereka meninggal."
Dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud (dalam Al-Adab, #4476), Ahmad (Musnad, #15479) dan Ibnu Majah Nabi bersabda:
عن أبي أسيد مالك بن ربيعة الساعدي قال: بينما نحن عند رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ جاءه رجل من بني سلمة فقال: يا رسول الله: هل بقي علي من بر أبوي شيء أبرهما به بعد موتهما؟ قال: "نعم، الصلاة عليهما، والاستغفار لهما، وإنفاذ عهدهما من بعدهما، وصلة الرحم التي لا توصل إلا بهما، وإكرام صديقهما
Artinya: Seorang teman dari Bani Salamah bertanya pada Rasulullah: Adakah kebaikan yang sanggup saya lakukan untuk kedua orang bau tanah sehabis mereka wafat? Nabi menjawab: Ada. Doakan mereka. Mintakan ampun mereka. Mengerjakan impian mereka yang belum terlaksana. Bersilaturrohim dengan famili mereka. Berbuat baik dengan (mantan) teman mereka.
3. Bersedekah atas nama Orang Tua
Bersedekah yang pahalanya dihadiahkan pada ayah dan ibu merupakan salah satu bentuk berbakti pada mereka.
Sumber https://www.alkhoirot.net
WAJIB MENDOAKAN KEDUA ORANG TUA
QS Ibrahim 14:41
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
QS Al-Isra' 17:24
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
QS Asy-Syuara' 26:86
وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ
QS Nuh 71:28
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِي مُؤْمِناً وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدْ الظَّالِمِينَ إِلاَّ تَبَاراً
WAJIB MENOLAK PEIRNTAH ORANG TUA YANG MELANGGAR SYARIAH
QS Al-Ankabut 29:8
وَوَصَّيْنَاالْإِنسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حُسْنًا وَإِن جٰهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
QS Luqman 31:15
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
_____________________________
BATAS-BATAS TAAT PADA ORANG TUA
Ketaatan dan kepatuhan pada orang bau tanah ada batasnya. Dan batas yang paling terang yakni terkait dengan sikap yang melanggar syariah. Maka wajib bagi anak untuk menolak atau tidak mematuhi perintah orang tua. Tentu dengan cara yang baik dan santun.
Selain dari hal tersebut terdapat hal-hal yang aneh perihal hingga di mana batas ketaatan pada orang bau tanah harus dilakukan. Namun, kalau mengacu pada aturan fiqih, maka batas final dari ketaatan orang bau tanah yakni hak-hak anak. Artinya, apabila secara syariah perintah orang bau tanah melanggar hak anak, maka perintah orang bau tanah boleh dilanggar. Sebagai contoh, seorang perempuan mempunyai pilihan laki-laki untuk calon suami, orang bau tanah tidak setuju, maka si perempuan boleh tetap menikah dengan laki-laki tersebut lantaran itu yakni haknya.
_____________________________
DIPAKSA CERAI ORANG TUA
Ulama berbeda pendapat apakah anak wajib taat pada orang bau tanah dikala dipaksa cerai dengan istri/suami dengan perincian sebagai berikut:
Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Az-Zawajir menyatakan taat orang bau tanah dalam konteks ini tidak wajib dan tidak berdosa apabila dilanggar. Dan tidak dianggap anak durhaka.
ولكن لو كان -الوالد- في غاية الحمق أو سفاهة العقل، فأمر أو نهى ولده بما لا يعد مخالفته فيه في العرف عقوقاً، لا يفسق ولده بمخالفته حينئذ لعذره، وعليه فلو كان متزوجاً بمن يحبها فأمره بطلاقها، ولو لعدم عفتها، فلم يمتثل أمره لا إثم عليه كما سيأتي التصريح به عن أبي ذر رضي الله عنه، لكنه أشار إلى أن الأفضل طلاقها امتثالاً لأمر والده، وعليه يُحمَل الحديث الذي بعده: أن عمر أمر ابنه بطلاق زوجته فأبى، فذكر ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم فأمره بطلاقها.
وكذا سائر أوامره التي لا حامل عليها إلا ضعف عقله وسفاهة رأيه، ولو عرضت على أرباب العقول لعدوها أموراً متساهلا فيها، ولرأوا أنه لا إيذاء لمخالفتها، هذا هو الذي يتجه إليه في تقرير ذلك الحد
Artinya: وكذا سائر أوامره التي لا حامل عليها إلا ضعف عقله وسفاهة رأيه، ولو عرضت على أرباب العقول لعدوها أموراً متساهلا فيها، ولرأوا أنه لا إيذاء لمخالفتها، هذا هو الذي يتجه إليه في تقرير ذلك الحد
Akan tetapi apabila ayah sangat ndeso atau kurang akal, kemudian memerintah atau melarang anaknya dengan sesuatu yang apabila tidak mengikutinya tidak dianggap durhaka (uquq) secara adat, maka anaknya tidak berdosa apabila tidak mentaati lantaran udzur. Begitu juga, apabila anak menikah dengan perempuan yang dicintai kemudian bapak memerintahkannya untuk menceraikannya, walaupun lantaran karena si istri tidak iffah (tidak salihah), kemudian anak tidak menuruti perintah bapak maka tidak berdosa bagi anak. Akan tetapi, yang utama yakni mentalaknya lantaran ikut perintah ayah. Hal ini lantaran ada hadits perihal Ibnu Umar yang diperintah ayahnya untuk menceraikan istrinya. Ibnu Umar menolak, tapi Nabi menyuruh melaksanakan hal itu.
Begitu juga perintah-perintah orang bau tanah yang lain yang timbul lantaran kelemahan fikiran orang bau tanah dan kebodohan pendapatnya. Seandainya perintah-perintah itu diajukan pada ahlinya pasti mereka akan menganggapnya sebagai kasus yang gampang dan pasti mereka beropini bahwa tidak akan menyakiti kalau tidak menuruti. Inilah batas ketaatan pada orang tua.
Ibnu Rajab dalam kitab Jami'ul Ulum beropini sama yakni tidak wajib taat apabila dipaksa cerai
وسأل رجل بشر بن الحارث عن رجل له زوجة وأمه تأمره بطلاقها فقال: إن كان بر أمه في كل شيء ولم يبق من برها إلا طلاق زوجته فليفعل، وإن كان يبرها بطلاق زوجته ثم يقوم بعد ذلك إلى أمه فيضربها فلا يفعل
Artinya: Seorang lelaki bertanya pada Bashr bin Harits perihal seorang lelaki yang oleh ibunya disuruh menceraikan istrinya. Bashar bin Harits berkata: Apabila kebaikan ibunya di semua bidang dan tidak tersisa bagi anak untuk berbakti pada ibunya kecuali dengan mentalak istrinya, maka lakukan (talak) itu. Apabila kebaikan pada ibu dengan cara menceraikan istrinya kemudian sehabis itu ia tiba pada ibunya dan memukulnya, maka jangan lakukan (cerai) itu.PENDAPAT YANG MEWAJIBKAN TAAT
Imam Subki dalam Risahal Shagirah termasuk yang mewajibkah taat. Begitu juga Al Manawi dalam Faidul Qadir yang menyatakan
ولو أمر بطلاق زوجته قال جمع: امتثل لخبر الترمذي عن ابن عمر قال: كان تحتي امرأة أحبها وكان أبي يكرهها فأمرني بطلاقها فأتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم فذكرت له ذلك فقال: طلقها. قال ابن العربي في شرحه: صح وثبت، وأولُ من أمر ابنه بطلاق امرأته الخليل وكفى به أسوة وقدوة. ومن بر الابن بأبيه أن يكره من كرهه وإن كان له محبا، بيد أن ذلك إذا كان الأب من أهل الدين والصلاح يحب في الله ويبغض فيه، ولم يكن ذا هوى. قال: فإن لم يكن كذلك استحب له فراقها لإرضائه ولم يجب عليه كما يجب في الحالة الأولى، فإن طاعة الأب في الحق من طاعة الله، وبره من بره
Artinya: Apabila ayah menyuruh menceraikan istrinya, berkata segolongan ulama: jalankan perintah itu berdasarkan pada hadits riwayat Tirmidzi dari Ibnu Umar ia berkata: Aku mempunyai istri yang saya cintai, tetapi ayahku tidak menyukainya. Lalu ia menyuruhku untuk menceraikannya tapi saya menolaknya. Lalu saya ceritakan hal ini pada Nabi, Rasulullah bersabda: "Wahai Abdullah bin Umar, ceraikan istrimu!" Ibnu Arabi dalam mengomentari hadits ini berkata: Sahih. Awal mula orang yang menyuruh putranya menceraikan istrinya yakni Al-Khalil (Umar bin Khatab) dan dia sanggup dijadikan tauladan dan panutan. Termasuk dalam berbuat baik pada orang bau tanah yakni membenci apa yang dibenci orang bau tanah walaupun anak menyukainya. Dengan syarat, apabila bapak termasuk andal agama dan saleh yang cinta dan bencinya kerena Allah bukan lantaran hawa nafsu. Ibnu berkata: Apabila tidak demikian, maka sunnah bagi anak menceraikan istrinya untuk mendapatkan ridhonya tetapi tidak wajib baginya ibarat wajibnya dalam kasus yang pertama. Karena taat pada ayah dalam problem kebenaran termasuk dari taat pada Allah. Berbakti pada orang bau tanah termasuk berbakti pada Allah.
As-Syaukani dalam Nailul Autar menyatakan
قوله: طلق امرأتك هذا دليل صريح يقتضي أنه يجب على الرجل إذا أمره أبوه بطلاق زوجته أن يطلقها، وإن كان يحبها، فليس ذلك عذراً له في الإمساك، ويلحق بالأب الأم لأن النبي صلى الله عليه وسلم قد بين أن لها من الحق على الولد ما يزيد على حق الأب
Artinya: Kata Nabi "Ceraikan istrimu" menjadi dalil yang terang bahwa wajib bagi suami menceraikan istrinya apabila diperintah oleh ayahnya walaupun suami masih mencintainya hal itu tidak boleh jadi alasan untuk tidak menceraikannya. Ibu disamakan dengan bapak kerena Nabi menjelaskan dalam hadits lain bahwa hak ibu lebih besar dari hak ayah.
Baca juga: https://doaselamatan.blogspot.com/search?q=#3
_____________________________
HUKUM MENGINGATKAN ORANG TUA YANG SALAH
Assalamualaikum.
saya perempuan usia 29 tahun.sdh menika dan mempunyai 1 orang anak.
dikala ini sy sdh bekerja sbg PNS. ayah sy pensiunan.dan mulai sy kelas 1 smp,beliau sangat sering berhutang.terkadang hingga mennjual tanah serta rumah milik bersama ayah dan ibu saya.
dan hingga saya berusia 29 tahun skrng,kebiasaan itu tdk berubah. apabila ditanya untuk apa uang hutangan2 itu, ayah sy selalu bilang untuk bisnis. tetapi kami tdk pernah diberitahu bisnisnya apa. ayah sy jg sering membeli kupon togel. baru2 ini,beliau ditagih utang oleh rentenir. sy,ibu saya,serta adik saya patungan LAGI untuk menutupi hutang tersebut.pdhal ia sdh berjanji tdk akan berhutang lagi.
puncaknya,ketika ayah saya berhutang 1 juta rupiah kepada mertua saya, saya merasa sangat aib sekali,lalu hutang tersebut eksklusif sy lunasi. dan problem ini eksklusif sy beritahukan kepada ibu saya. (sebagai info,mertua sy gres saja ditipu oleh orang melalui telpon sebanyak 50 juta, dan ibu mertua sya br saja ditinggal orangtuanya berpulang ke rahmatullah)/. ayah saya tahu ttg hal tsb,tp dia ttp saja nekat berhutang kpd mertua sy. ibu dan ayah saya ribut besar. kemudian ayah saya memutuskan untuk pergi dr rumah. hingga hr ini blm kembali. tidak ada yg mengusir beliau.
1. apakah saya salah dan durhaka kpd ayah saya?
2. pernah orng bau tanah ingin meminjam bpkb kendaraan beroda empat saya untuk digadaikan,tapi lantaran saya khawatir ayah sy tdk bs menebus BPKB tsb,jd tdk sy pinjamkan.krn sy pun msh menyicil kendaraan beroda empat tsb di bank. apa keputusan sy salah?
3. kami (anak2nya) sdh pernah berbicara dng beliau,mulai dr berbicara baik2,sampai marah2.tp ia ttp sj mengulangi lg. bahak kakak2 ia di banjarmasin pun sdh turun tangan. dan tdk berhasil. apa sbnrnya yg terjd dng ayah saya?
sy kasihan dng org bau tanah sy.harusnya di usia skrng,mrk tinggal hidup hening dan menikmati hr tua,spt orng bau tanah yg lain.
terima kasih atas jawabannya,
wassalam.
JAWABAN
Memiliki ayah yang suka berjudi dan banyak hutang yakni keadaan yang sama sekali tidak ideal. Judi yakni salah satu perbuatan dosa besar dalam Islam. Dan salah satu sumber penyakit sosial yang efeknya sangat besar pada lingkungan sekitarnya.
Sebagai anak, anda tidak tidak boleh untuk menasihati orang bau tanah yang berbuat dosa dan berperilaku kurang terpuji. Namun hendaknya nasihat-nasihat itu dilakukan dengan tanpa menghilangkan budpekerti sopan santun ibarat tidak membentak atau memakai bahasa berangasan yang sanggup menyakiti hatinya. Bagaimanapun hormat pada orang bau tanah yakni wajib
Namun ketaatan pada orang bau tanah bukan berarti anda tidak boleh menolak semua permintaannya. Apalagi kalau seruan hutang itu patut dicurigai untuk berjudi atau sesuatu yang tidak boleh atau sia-sia, maka menolak justru menjadi jalan terbaik.
Jawaban pertanyaan Anda sbb:
1. Anda tidak salah dalam menolak impian ayah untuk hutang. Tapi anda tetap berkewajiban untuk bersikap santun dan hormat padanya.
2. Tidak salah.
3. Judi bersifat adiktif. Orang yang ketagihan tidak gampang mendapatkan nasihat. Selain judi, ada kemungkinan ayah anda menjadi korban penipuan bisnis yang menjanjikan hasil yang besar ibarat pohon emas, MLM, jual beli barang antik, samurai, dll.
Hidup kita memang tidak selalu sesuai dg yang diharapkan. Begitu juga dengan keadaan orang bau tanah kita. Dalam keadaan demikian, maka tetaplah menjaga kestabilan kita sendiri dan lakukan damage control: hindari kerusakan yang lebih parah tanggapan tindakan ayah Anda dengan melaksanakan langkah-langkah yang perlu dilakukan.
CARA BERBAKTI PADA ORANG TUA SETELAH MENINGGAL
Setelah ayah dan ibu meninggal, bukan berarti waktu untuk tetap berbakti pada mereka sudah habis. Allah dan RasulNya mengingatkan anak salih dan salihah untuk tetap berbakti pada orang bau tanah dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Mendoakan Orang Tua
Sebagaimana tersebut dalam QS Al-Isra :24 [وقل رب ارحمهما كما ربياني صغيراً] Dan katakan, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik saya waktu kecil."
Dalam sebuah hadits riwayat Muslim Nabi berabda: [ إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعوا له] "Apabila insan mati maka putuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya."
2. Silaturrahim dengan Teman dan Kerabat Orang Tua
Bersilaturrahmi dengan teman dan kerabat ayah dan ibu termasuk dari wujud berbakti pada orang bau tanah (birrul walidain). Dalam sebuah hadits riwayat Muslim Nabi bersabda: [إن من أبر البر أن يصل الرجل أهل وُدِّ أبيه بعد أن يولي] "Cara berbakti terbaik pada orang bau tanah yakni menyambung silaturrahmi pada orang-orang yang disukai ayah (dan ibu) sehabis mereka meninggal."
Dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud (dalam Al-Adab, #4476), Ahmad (Musnad, #15479) dan Ibnu Majah Nabi bersabda:
عن أبي أسيد مالك بن ربيعة الساعدي قال: بينما نحن عند رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ جاءه رجل من بني سلمة فقال: يا رسول الله: هل بقي علي من بر أبوي شيء أبرهما به بعد موتهما؟ قال: "نعم، الصلاة عليهما، والاستغفار لهما، وإنفاذ عهدهما من بعدهما، وصلة الرحم التي لا توصل إلا بهما، وإكرام صديقهما
Artinya: Seorang teman dari Bani Salamah bertanya pada Rasulullah: Adakah kebaikan yang sanggup saya lakukan untuk kedua orang bau tanah sehabis mereka wafat? Nabi menjawab: Ada. Doakan mereka. Mintakan ampun mereka. Mengerjakan impian mereka yang belum terlaksana. Bersilaturrohim dengan famili mereka. Berbuat baik dengan (mantan) teman mereka.
3. Bersedekah atas nama Orang Tua
Bersedekah yang pahalanya dihadiahkan pada ayah dan ibu merupakan salah satu bentuk berbakti pada mereka.
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi: