Ponpes Ppai Ketapang Kepanjen Malang

 Sejarah profil pondok pesantren Ponpes PPAI Ketapang Kepanjen Malang yang berdiri pada ta Ponpes PPAI Ketapang Kepanjen Malang


Sejarah profil pondok pesantren Ponpes PPAI Ketapang Kepanjen Malang yang berdiri pada tahun 28 Oktober 1948 oleh KH. Moh. Sa’id

DAFTAR ISI
  1. Sejarah PPAI Ketapang Kepanjen Malang
  2. Pengasuh/Pimpinan PPAI Ketapang Kepanjen
  3. Sistem Pendidikan PPAI Ketapang
  4. Biografi Pendiri PPAI: Kyai Moh. Said
  5. Skripsi wacana Ponpes PPAI Ketapang


SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN PPAI KETAPANG KEPANJEN MALANG

Pondok Pesantren PPAI Ketapang pada tanggal 28 Oktober 1948, pondok ini merupkan pemindahan Pondok Pesantren dari kawasan Karangsari, Bantur, Kabupaten Malang, yang didirikan oleh Almarhum KH. Moh. Sa’id pada tahun 1931. Selanjutnya mendirikan dan mengasuh Pondok pesantren di Sonotengah, Pakisaji, Kabupaten Malang.

Pada tahun 1948 Beliau memindahkan Pondok Pesantrennya ke kawasan Karangsari, Bantur , Kabupaten Malang menuju Desa Sukoraharjo Dusun Ketapang, dengan nama Pondok Pesantren Pendidikan dan Perguruan Agama Islam { PPAI } Ketapang


PENGASUH PONDOK PESANTREN PPAI KETAPANG KEPANJEN MALANG

1. KH. Mohammad Sa’id (alm. pengasuh dan pendiri)
2. KH M. Suadi Said


SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN PPAI KETAPANG KEPANJEN MALANG

Sistem pengajaran klasikal (Salafiyah)
Unit Pendidikan yang tersedia mencakup : Sekolah Diniyah Putra - Putri Ibtida’iyah, Tsanawiyah, Aliyah


BIOGRAFI PENDIRI PONDOK KETAPANG: KH MOHAMMAD SA'ID

PENDIDKAN YANG DICAPAI

Ø NIS Selama 3 tahun, tmat dan berijazah tahun 1911
Ø ELS selama 5 tahun, simpulan dan berijazah tahun 1916
Ø Pondok Pesantren Salafiah Siwalan - Panji

RIWAYAT PEKERJAAN

Ø Sejak masa mudanya membantu orang bau tanah dan suka berdagang serta kadang kala bertani
Ø Menjadi Komis Pos di Jember pada tahun 1916 s/d 1925
Ø Menjadi pegawai di kantor Gubernur di Surabaya pada tahun 1925 s/d 1927
Ø Pindah di kabupaten Malang semenjak tahun 1927

JASA-JASA DAN PERJUANGANNYA

Ø Mendirikan dan mengasuh Pondok Pesantren Sonotengah - Pakisaji - Malang selama 16 tahun ( 1931 s/d 1947 )
Ø Berjuang mengusir penjajah Belanda serta menjadi penggagas tentara Hizbullah pada tahun 1945 s/d 1948.
Ø Mendirikan pesantren ( pindah dari Sonotengah ) di kawasan Karangsari – Bantur pada tahun 1948 guna menyelamatkan santrinya dari penjajahan Belanda.
Ø Mendirikan dan mengasuh Pondok Pesantren PPAI Ketapang - Kepanjen – Malang (pindah dari Karangsari – Bantur ) semenjak tahun 1949 dan wafat pada tanggal 1 Desember 1965 dan selanjutnya pondok pesantren diteruskan oleh penerusnya hingga sekarang.
Ø Menjadi Ro’is Syuriah Partai Nahdlatul Ulama’ cabang kabupaten Malang pada tahun 1950 s/d 1965.
Ø Ditunjuk oleh pemerintah Indonesia menjadi ketua misi Ulama’ se-Jawa Timur ke Moskow – Rusia dan Karachi atas nama partai Nahdlatul Ulama’ se – Jawa Timur.
Ø Mursyid Thoriqot Kholwatiyah dengan kitab susunannya yang berjulukan Khulashoh fi Dzikril Ammah wal Khossoh.
Ø Mencetak kader-kader da’wah yang memperjuangkan fatwa islam ala Ahlussunnah wal Jama’ah serta berhasil menyabar luaskan pondok-pondok pesantren yang sehaluan dengan PPAI Ketapang lewat asuhannya di seluruh pelosok tanah air.

RIWAYAT HIDUP KH. MOH. SA’ID

Nama : KH. Moh. Sa’id
Tanggal lahir : 1901
Tempat lahir : Jl. Tongan Kodya Malang
Ayah : H. Moh. Anwar
Ibu : Ny. Lis
Bangsa : Indonesia / Jawa
Wafat : 1 Desember 1965
Makam : Ponpes PPAI Ketapang - Kepanjen - Malang

KH. Moh. Said yaitu salah satu ulama pendiri NU. Pernah diberi kiprah oleh Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari untuk mengibarkan bendera NU ke penjuru dunia sebab dia termasuk orang yang hebat berbahasa Inggris, Russia, Jerman dan Belanda. Bersama Syaikh Ghanaim dan KH. A. Wahab Hasbullah, dia berkelana ke luar negeri mengabarkan NU ke dunia internasional. Beliau mengantarkan surat berdirinya NU ke penjuru dunia Eropa.
Beliau yaitu pendiri Pondok Pesantren Ketapang Malang, yang telah mendapatkan ijazah kemursyidan Thariqah Naqsyabandiyah-Khalwatiyah sewaktu di Mekkah. Di Mekkah itulah pertama kali dia berjumpa dengan KH. A. Wahab Hasbullah dkk.

Kelahiran dan Pendidikan KH. Mohamad Said

KH. Moh. Said lahir di Jl. Tongan Kodya Malang pada tahun 1901 dari pasangan H. Moh. Anwar dan Ny. Lis.

Pada masa penjajahan Belanda, Kyai Said termasuk beruntung. Karena pada usia 10 tahun, dia sanggup mengenyam pendidikan dan berhasil menamatkan pendidikan NIS tahun 1911. 5 tahun kemudian, tahun 1916, menamatkan ELS. Setamat dari ELS dia bekerja menjadi Komis Pos di Jember selama 9 tahun, 1916-1925.

Secara khusus, awalnya Kyai Said hanya nyantri di beberapa kyai di Malang, menyerupai ngaji pada Kyai Mukti Kasin, dan beberapa kyai lainnya. Selain itu, juga pernah nyantri ke Canga’an Bangil. Kemudian nyantri ke Pondok Pesantren Salafiyah Siwalan Panji Sidoarjo pada tahun 1926-1931, setahun sesudah menikah.

KH. Moh. Said wafat pada tanggal 1 Desember tahun 1964 dalam usia 63 tahun. Jenazahnya dimakamkan di lingkungan Pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang.


SKRIPSI TENTANG PPAI KETAPANG KEPANJJEN MALANG

Seorang mahasiswa berjulukan Miftah menulis skripsi wacana pesantren salaf dan mengakibatkan Ponpes PPAI Ketapang sebagai studi masalah dan obyek penelitiannya. Dalam absraksi skripsinya yang berjudul PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SEBAGAI PROVIDER PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (Studi Kasus : Pengelolaan Lembaga Pondok Pesantren Pendidikan dan Perguruan Agama Islam Ketapang Kepanjen Malang) ia menulis:

Lembaga pendidikan pesantren mempunyai sejarah yang sama bau tanah dengan cikal bakal pendidikan nasional. Keduanya mempunyai ciri khas sistem pendidikan dan metode pengajaranya yang berbeda. Bila pendidikan nasional (umum) semenjak awal sudah menerapkan metode pembagian terstruktur mengenai kelas yang mengadopsi dari Eropa (Belanda), pesantren memulainya dengan tipe salafiyah serta memakai metode tradisional.

Pondok pesantren Pendidikan dan Perguruan Agama Islam (PPAI) Ketapang Kepanjen Malang sebagai provider pendidikan luar sekolah yang, menitik beratkan pada kegiatan berguru ilmu-ilmu keagamaan. Selama setengah periode lebih, PPAI Ketapang Kepanjen Malang tetap mempertahankan tipe salafiyah-nya. Sementara banyak pondok pesantren yang telah berubah dari tipe salafiyah menjadi tipe khalafiyah.
Fokus penelitian ini yaitu 1) bagaimana taktik pengelola pondok pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang dalam perjuangan mempertahankan tipe salafiyah-nya ? dan 2) mengapa tipe salafiyah tetap dipertahankan di pondok pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang ?

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren PPAI Ketapang Sukoraharjo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Dipilih Pondok Pesantren PPAI Ketapang sebagai tempat penelitian oleh sebab Pondok Pesantren PPAI Ketapang mempunyai kelebihan di samping Pondok Pesantren yang lain dalam hal pengelolaan tipe salafiyah.
Prosedur pengumpulan mencakup tiga tahapan pokok, yakni (1) tahap pra lapangan (orientasi) yang dilaksanakan bulan Agustus 2007, (2) tahap kegiatan di lapangan (eksplorasi) dilaksanakan pad bulan Desember 2007, dan (3) tahap analisis data dilaksanakan bulan januari hingga dengan bulan Juni 2008.
Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu wawancara, angket, dokumen, dan observasi. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan empat kreteria, yaitu: (1) derajat kepercayaan (credibility), dilakukan dengan masa observasi yang lama, ketekunan obsevasi, dan triangulasi, (2) keteralihan (transferability), (3) kebergantungan (dependability), dan (4) kepastian (confirmability)

HASIL

A. Pengelolaan Pondok Pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang.
Pengelolaan Pondok Pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang dilaksanakan secara terpadu antara pengasuh, ustadz dan ustadzah serta alumni dan santri. Hasil wawancara dan dokumen yang diperoleh dari pengelola diketahui bahwa :

1) jenis pendidikan yang diselenggarakan untuk para santri mencakup pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Salafiah, Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, Madrasah Aliyah Salafiah, training kader da’wah dan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya temporer. Sedangkan untuk masyarakat sekitar dilakukan pembelajaran atau pengajian rutin tiap hari Ahad dan kegiatan pengajian khusus bagi masyarakat lanjut usia (lansia),

2) perkembangan bidang sarana fisik, semenjak pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1949 sarana penerangan masih memakai materi minyak tanah oblek dan tahun 1961 ditingkatkan menjadi listrik dari desel walaupun sistem nyalanya diatur bergiliran guna penghematan materi bakar yang berkapasitas 5.000 watt, tahun 1984 pondok pesantren mendapatkan tunjangan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sanggup menerangi seluruh lingkungan pondok pesantren, perumahan, halaman dan jalan umum, serta tidak memerlukan giliran lagi,

3) pembangunan di bidang pengadaan air, Pada awalnya Pondok Pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang dalam memenuhi kebutuhan air mengambil eksklusif dari sungai molek, baik untuk minum, mandi, mencuci, memasak dan lain sebagainya. Tetapi semenjak tahun 1971, berkat inspirasi dan tunjangan CV. Amnan dan Sons beralih mengambil air higienis dari air yang terletak disebelah timur sungai Brantas dan sungai Molek ditarik dan dinaikkan ke pondok dan perumahan. Pada tahun 1985 pondok pesantren mendapatkan persetujuan penyambungan air minum dari PAM, sehingga kebutuhan air di lingkungan pondok pesantren sanggup terpenuhi, bahkan sanggup bermanfaat untuk masyarakat sekitar pondok pesantren.” (WW/I-1/15-11-2007),

4) pembangunan di bidang keindahan dan kebersihan, setiap santri diwajibkan membersihkan ruangannya masing-masing dengan kegiatan bergilir, serta digalakkan penanaman holtikultura dan pembuatan taman di setiap komplek asrama santri sehingga tercipta lingkungan yang bersih.

6) di bidang keamanan, semenjak awal berdiri telah ada undang-undang pondok pesantren yang dibentuk eksklusif oleh KH. Moh. Sa’id selaku pendiri pondok pesantren serta peraturan pondok pesantren yang dibentuk oleh pengasuh pondok pesantren ketika ini bagi santri yang melanggar akan dikenakan sanksi,

7) di bidang keuangan, Pondok Pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang dalam memenuhi kebutuhan rutinnya, menyerupai pembayaran rekening listrik, air dan operasional pondok tidak mempunyai sumber pendapatan yang tetap. Di samping itu pengasuh, dan ustad ustadzah tidak mendapatkan honor, untuk biaya operasional pondok pesantren bersumber dari syahriyah bulanan santri sebesar Rp. 15.000 (lima belas ribu rupiah) dengan rincian : Rp. 10.000,- untuk biaya asrama, air dan listrik, Rp. 1.500,- untuk kesehatan, Rp. 3.500,- untuk SPP madrasah diniyah. Sedangkan biaya pembangunan sarana fisik yang ada di pondok pesantren diperoleh dari sumbangan para wali santri dan para bahagia memberi serta pelaksanaan pembangunan dikerjakan oleh para santri semoga tidak memakan biaya atau anggaran yang besar.

b. Upaya mempertahankan salafiah PPAI Ketapang Kabupaten Malang

1) Otoritas kyai dalam kehidupan pondok pesantren.
Kyai Pondok Pesantren Ketapang Kabupaten Malang sangat mendominasi terhadap kehidupan pondok pesantren ini. Dengan segala kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh kyai tersebut yang antara lain kekuatan-kekuatan berupa karomah dan barokah, moralitas, pengetahuan keagamaan serta ilmu-ilmu lain yang secara kebijaksanaan kurang sanggup dijelaskan sanggup menghipnotis dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang ada di pondok pesantren ini. Sehingga identitas kyai merupakan identitas pondok itu sendiri.

2) Pola rekrutmen ustadz-ustadzah sebagai pengasuh pondok pesantren.
Sebagai langkah lain untuk tetap mempertahankan kemurnian ajaran-ajaran dalam bentuk kesalafiahan dilakukan melalui rekrutmen pengasuh atau pengajar dari kalangan keluarga sendiri. Selain ustadz dan ustadzah atau para pengasuh tersebut sanggup membentuk identitas kolektif juga menawarkan dasar-dasar untuk sebuah perjuangan dalam memasyarakatkan dan mempertahankan fatwa yang dilakukan dengan model salafiah.

3) Keterlibatan alumni dalam kegiatan-kegiatan pesantren
Alumni merupakan aset yang cukup berharga untuk ikut terlibat dalam menyebarkan dan mempertahankan tipe salafiyah di pondok pesantren. Hal ini dimanfaatkan oleh pengelola Pondok Pesantren Ketapang Kabupaten Malang untuk mempertahankan tipe salafiyah. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain menghadirkan alumni dalam pengajian rutin, istighosah, ikut menjadi pengasuh atau kegiatan lain yang tetap mempunyai ikatan emosional antara alumni terhadap sang kyai dan pondok pesantrennya.

4) Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren Ketapang Kabupaten Malang memegang teguh referensi tradisional yakni salafiah. Hal ini terlihat materi yang disajikan dalam pembelajarannya antara lain berkisar dalam ilmu keagamaan yakni Nahwu, Fiqh, tafsir, Hadist, Ushul Fiqh, Idzoh, tarekh/Tasyri’, tauhid, Faro’idl, mantiq, Tashowwuf, Balaghoh, Aswaja, Shorof, Khoth, Risalah, Akhlaq, I’anah, Tajwid dan Hisab/’Arudl. Pengetahuan-pengetahuan umum tidak nampak pada sajian materi dari kurikulum di pondok ini. Hal ini juga sebagai upaya untuk tetap melestarikan kesalafiahan pondok.

c. Alasan-alasan Pondok Pesantren PPAI Mempertahankan Salafiyah

1. Ta’at, ta’dzim pada wasiat

Kyai H Moch Said merupakan figur sentral di lingkungan Pondok Pesantren Ketapang Kabupaten Malang. Identitas pondok yaitu identitas kyai itu sendiri. Seluruh warga pondok selalu mengikuti wacana apa yang diperintahkan atau disarankan oleh kyai sepuhnya. Mereka selalu mengingat akan petuah dan sekaligus berupaya untuk melaksanakannya. Walaupun situasi dan keadaan sudah berubah dibandingkan dengan masa pendiri pondok namun generasi penerus tetap berupaya untuk melestarikan ajaran-ajaran yang turunkan dari para kyai pendahulu atau pendirinya yang merupakan manifestasi dari perilaku kepatuhan dari para pengasuh ataupun pengurus Pondok Pesantren Ketapang Kabupaten Malang.

2. Mempertahankan nilai dan budaya leluhur.

Pengasuh atau para pengurus Pondok Pesantren Katapang Kabupaten Malang mendapatkan warisan dalam bentuk pondok pesantren sekaligus dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh kyai sebelumnya. Mereka berusaha untuk melestarikan referensi pembelajaran maupun nilai-nilai yang ada dan dilaksanakan sesuai dengan pesan-pesan yang telah diterima oleh kyainya. Apa yang dilakukan oleh kyai juga merupakan pesan yang tidak tertulis untuk para pengasuh selanjutnya, sehingga bila hal itu ditauladani mereka berkeyakinan akan tetap mendapatkan restu yang pada gilirannya akan mendapatkan berkah atas ijin Allah.
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: