Mengatasi Sakit Was Was Kufur Dan Murtad

Mengatasi Sakit Was was Kufur dan Murtad Mengatasi Sakit Was was Kufur dan Murtad
MENGATASI PENYAKIT WAS-WAS MURTAD DAN KUFUR

1. Apa yang dimaksud dengan waswas murtad/kupur? Maaf berikan contohnya.
2. Apa yang dimaksud ragu dalam kufur/murtad? Contohnya?
3. Yang sanggup menyebabbkan seseorang menjadi murtad/kufur itu, lantaran waswas atau ragu? Bagaimana cara membedakanny?
4a. Apakah sah bagi orang yang murtad mengucapkan 2 kalimat sahadat, tapi tidak dengan ilmu tajwidnya? Tidak pas. Meskipun dia sanggup ilmu tajwid.
Selalu diganggu oleh setan..sehingga bersyahadatnya diulang ulang terus.
B. Apakah boleh sah bagi yang ingin masuk islam.membaca sahadat diwasol/dilangsungkan/disatu nafaskan? Dengan tujuan supaya tidak diganggu oleh setan.

C. Jika bersahadat sesudah berdiri tidur. Seperti orang yang telah kupur bersahadatnya....apakah tidak apa apa? Karena takut kupur/murtad ketika dalam keadaan stengan sadar.

D.jika seseorang tanpa sadar telah melaksanakan sesuatu yang menciptakan dirinya keluar dari islam. Trus solat. Kan didalam tahiyat ada basaan sahadatnya...apakah dengan membaca sahadat yang ada di tahiyat dia sudah muslim lagi?

TOPIK SYARIAH ISLAM
  1. PENYAKIT WAS-WAS MURTAD DAN KUFUR
  2. CARA KONSULTASI AGAMA

5a. Pa ustad saya ialah orang yang punya penyakit was2. Awalnya was was bersuci, was2 solat, was was murtad.
Pa ustad, saya pernah masuk pesantren beberapa tahun, saya keluar dari pesantren tadinya ingin menyembuhkan penyakit waswas dirumah. Tp penyakit was2 nya tidak sembuh2. Bagaimana solusinya pa ustad?

5b. Pa ustad saya dulu pernah mengimami solat berjamaah.tp sayanya dalam keadaan tidak islam.
Saya disuruh jadi imam,karena yang biasa jadi imamnya tidak ada.awalnya saya menolak.karena tidak sah diimami saya.
Tp masyarakat trus memaksa lantaran tau saya pernah mesantren.
Masyarakat tidak tahu saya dalam keadaan kupur.
Dengan berat hati saya jadi imam.
Dan didalam hati saya, saya ingin memberitahukan ini nanti kepada masyrakat sesudah saya sembuh dari waswas dengan tujuan masyarakat nanti mengulangi kembali solatnya. Mengkodo solat yang sudah saya imami.
Pertanyaan nya
1.sekarang saya bingung...bagaiman cara memberitahukan kepada masyarakat.bagaimna solusinya?

2. Dari beberapa orang yang saya imami..ada beberapa orang yang sudah meninggal...saya belum memberitahukan hal ini kepada ia yang telah meninggal. Bagaimna solusinya?

Semoga alloh memperlihatkan jalan leluar dan mengampuni atas dosa2 yang telah lalu.

6a.Pa ustad bolekah melaksanakan bacaan bacaan sunnat tidak menggunakan tajwid? Tidak ada maksud menghina atau mengaggap enteng kasus sunnat. Maksudnya ingin melaksankanb bacaan suunat dengan cepat..

B. Jika bcaan Al Alquran sudah dijadikan dikir harian ibarat dikir sesudah solat. Apakah boleh membacanya tidak menggunakan tajwid? Tidak berdosakah?

7.pa ustad saya sering mengulang ngulang membaca sahadat ketika sudah kupur.
Serasa tidak benar benar bersyahadatnya.

Pertanyaannya...
1. Misalkan sesudah murtad/kupur.
Saya bersyahadat,dan mengenggap sahadat saya sudah pas,tidak perlu diulangi lagi. Tp sesudah beberapa detik dari keyakinan sahadat sudah pas.merasa sahadat itu mesti diulangi lagi,Merasa tidak benar. Lalu berkeinginan akan bersahadat lagi.
Apkah dengan berkeinginan mengucapkn sahadat lagi/mengulagi, saya sudah kufur/murtad dikala itu juga.?
Karena kan lantaran bersahadat tadi.setelah kupur
2. Bagaimna jalan keluarnya untuk mslah ini?

8. Pa ustad saya suka berkesimpulan salah...

Contohnya.
Ketika melihat perempuan. "Saya berpikir ingin menikah.ah tidak mau menikah takut murtad, kan kalau sesudah menikah, mertad ,jadi cerai hukumnya."

Dengan cepat terbesit dalam pikiran bahwa saya telah murtad seketika itu. Mkarena telah berpikir ibarat itu.
Dengan cepat pula saya berkeinginan akan bersahadat.

Sebelum mengucapkan sahadat,saya berpikir lagi. Dan ternnyata berpikir ibarat tadi tidak menimbulkan kupur/ murtad.
Pertanyaannya.
Haruskah saya bersahadat? Karena tadi telah berpikir bahwa saya telah kupur/murtad, dan sudah berkeinginan ingin bersahadat.
Meskipun pada kesannya tahu berpikir ibarat itu tidak menimbulkan kupur/murtad.

9. Pa ustad, masih tntang berpikir salah.

Yang menciptakan kupur itu ialah menghina atau meremehkan syariat islam.
Misalkan meremehkan kasus sunnat.

Misalkan.
Ada yang bertanya...
A: kenapa kau tidak melaksanakan sunnat ba'diah dan kobliah?

Saya menjawab: males, cape, SUNNAT INI.

Stelah menjawab itu, TERBESIT dalam pikiran." ya alloh saya telah meremehkan kasus sunnat menganggap enteng sunnat, saya telah murtad. Saya harus bersahadat lagi".
Lalu berpikir lagi, kenapa saya sanggup menjawab ibarat itu. Mengannggap enteng sunnat.

Dan ternyata sesudah berpikir, saya tidak ada maksud untuk menganngap enteng sunnat/ meremehkan sunnat.saya menjawab ibarat itu lantaran SUNNAT TIDAK APA APA TIdak dikerjalan. Karena hukumnya sunnat.

Pertanyaannya.
1. Apakah saya telah kupur dan mesti bershadat lantaran tadi telah berpikir demikian.....?
Meskipun pada kesannya tahu bawha hal itu tidak menimbulkan kupur/murtad dan tidak perlu bersahadat.

2. Hal yang menimbulkan kupur/murtad itu kan ada beberapa macam. Misalkan kita lagi berada dalam situasi terusbut. Lagi galau Apakah ini tergolong yang murtad/kupur atau tidak sama sekali. Lalu berpikir, ternyata ini berakibat kupur kemudian berkenginginan akan bersahadat. Setelah dipikir matang matang2 lagi, eh ternyata tidak kupur.

Pertanyaannya.

Haruskah bersahadat?
Kan tadi sudah menyatakan telah kupur.dan ingin bersahadat

Meskipun kenyataannya tidak kupur/murtad dan otomatis tidak harus bersahadat.

10. Ketika seorang muslim berpikir tentang
Pekerjaan, pikiran atau perkataan yang dia telah lakukan menimbulkan murtad atau kupur.
Apakah tidak menimbulkan sesuatu terhadap keislamannya?
Misalkan...
Ini menimbulkan murtad ridak,kupur tidak...terus berpikir sambil terus berlikir.

11. Apakah ada kemurahan dari Alloh untuk seseorang yang lagi mencar ilmu ilmu agama sepeeti saya...misalkan salah dalam memilih hukum?

12.
Yang menimbulkan murtad/kupur itu...
Berkeinginan kupur dimasa yang akan datang.sekarang atau sudah lampau.

jikalau punya pikiran ibarat ini.

Jika saya sedang berpidato didepan umum...trus kupur/murtad...saya akan bersyahadatnya sesudah turun dari panggung(menanti kan mengucap sahadat nya) lantaran aib telah kupur.

Kan disitu terdapat jeda waktu..setelah kupur dan sebelum bersahadat. Misalkan 5 menit jeda waktunya

A. apakah itu tidak termasuk ingin kupur dimasa depan? Karena ingin membiarkan diri kita kupur dalam beberala menit.

B. Jika sedang BAB kupur, apakah tidak apa apa mengucapkan sahadat seketika itu juga?

13.
Aapakah sah mengcapkan sahadat di dalam hati.? Tidak terdengar oleh diri kita sendiri.

14. Apakah tidak menimbulkan kufur jikalau menjawab ibarat ini?

Ko kmu sudah sembuh?makan obat apa?

Jawab: saya makan obat bodrek.

Tapi Tidak ingat sama Alloh.

Tp tidak bermaksud yang menyembuhkan nya bodrek(menganngap bodrek punya kekuatan)

Dalam hati meyakini alloh menyimpan obat di tablet tersebut.

15. Pa ustad..ketika belum bersahadat,masih dalam keadaan kupur.disebabkan lantaran selalu waswas kupur....pikiran ingin berusaha mempertahankan islam sekuat tenaga itu begitu menggelora(sekuat tenaga jiwa dan raga)

Tp sesudah masuk islam.setelah bersahadat. Pikiran ingin mempertahankan islam dengan sekuat tenaga itu menjadi kurang...
Kenapa pa ustad? Bagamna caranya supaya berpikir ingin mempertahanlan sekuat tenaga .

16. Pa ustad.harus bagaimnkah saya berpikir?
Saya sering berpikir...
Jika saya ke suatu daerah ramai..setan akan mengganggu saya akan mengacaukan pikiran saya akan berusaha menjerumuskan saya kepada kekupuran....
Yang menimbulkan saya berpikir untuk membisu di rumah....
Tp jikalau saya membisu dirumah...saya merasa sendiri...malah terus kepikiran kupur....tidak ada yang dipikirkan selain kupur....

17. Pa ustad apakah ketika bersyahadat harus ada keyakinan akan dierima?
Apakah cukup dengan berharap akan diterima.

18. Saya pernah dengar. Entah hadis entah apa...kalau tidak salah itu hadis..berbunyi. Ana ingda donni 'abdi bi..

Maksud nya itu kemana?

Saya ada diperasaan hamba saya kepada saya...
Apakah ketika bershadat kita harus ada perasaan diterima sahadat kita?

19. Supaya jauh dari gangguan setan..salah satunya dengan cara membaca Al Quran. Saya coba membaca. Tp setan masih menggaggu. Bgmn supaya sanggup ibadah menjadikan ketenangan?

Mungkin itu saja dulu pertanyaannya...
Mohon maaf bila kata katanya ada yang kurang sopan dan tidak pas atau salah....


JAWABAN MENGATASI PENYAKIT WAS-WAS MURTAD DAN KUFUR

1. Mestinya yang anda tanyakan itu ialah ini: apa penyebab murtad atau kufur? Maka, jawabnya adalah: penyebab murtad atau kufur itu ada beberapa faktor antara lain (a) menyatakan diri keluar dari Islam. Contoh: Anda berkata "Saya keluar dari Islam"; (b) menyatakan diri masuk agama lain. Contoh: Anda berkata "Saya masuk Katolik / Hindu"; (c) tidak mengakui syariat Islam dengan cara menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal. Contoh: Anda berkata "Saya menganggap shalat lima waktu itu tidak wajib." Baca detail: Penyebab Murtad, Kufur dan Syirik

Kalau anda tidak termasuk dalam kategori a, b, c, maka tidak perlu was-was murtad atau kufur.

2. Ragu apakah seseorang murtad atau tidak itu timbul lantaran kekurangmengertian dirinya akan ilmu agama yang benar atau salah membaca artikel di internet yang ditulis oleh kalangan Islam radikal yang gampang menilai orang dengan label syirik, murtad atau kufur. Perlu diketahui, selagi seorang muslim mengakui isi dua kalimat syahadat, maka dia tidak murtad. Dan tidak perlu ragu menjadi murtad atau kufur.

3. Ragu atau was-was itu ialah kata kosong yang tidak punya efek hukum. Yang berakibat aturan ialah was-was persoalan apa? Anda perlu menjelaskan apa yang menciptakan anda was-was atau ragu?

4a. Sah. Yang penting, memahami maksudnya dan meyakini maknanya.
4b. Boleh dan sah. Tidak ada syarat khusus dalam pengucapan kalimat syahadat. Sekali lagi yang penting meyakini maknanya.
4c. Tidak apa-apa. Pengucapan kalimah syahadat boleh kapan saja.
4d. Kalau murtad, maka harus mengucapkan syahadat lebih dulu sebelum shalat lantaran orang murtad tidak sah shalatnya. Karena, shalat hanya sah bagi muslim.

5a. Pesantren apa daerah anda belajar? Pesantren NU atau Wahabi? Coba lagi mencar ilmu di pesantren lain yang NU. Mungkin sanggup tiba ke pesantren Al-Khoirot Malang (situs resmi: www.alkhoirot.com) dan berkonsultasi pribadi dengan pengasuhnya yang juga mengasuh ini. Anda tidak perlu mencar ilmu terlalu lama.

5b. Apakah anda yakin dalam keadaan kufur? Kalau itu cuma prasangka anda saja, maka dugaan itu tidak dianggap dan anda tetap seorang muslim.

6a. Bisa.
6b. Asal tidak merubah makna tidak apa-apa.

7.1. Yang anda rasakan itu rasa was-was yang sangat berlebihan. Yakinlah bahwa anda tidak kufur.
7.2. Anda perlu terapi dan mencar ilmu agama secara benar. Datanglah ke pesantren yang diasuh kyai NU.

8. Apa yang anda pikirkan itu tidak menimbulkan murtad. Jadi, berhentilah menghukumi diri sendiri telah murtad atau kufur.

9.1 Tidak melaksanakan kasus sunnah itu tidak murtad. Karena meninggalkan sunnah itu tidak berdosa. Namun melakukannya itu mendapat pahala.
9.2. Tidak perlu bersyahadat lantaran anda tidak kufur. Anda seorang muslim. Dan kalau ragu apakah anda muslim atau telah murtad, maka kembali ke aturan asal yaitu muslim.

10. Murtad atau tidak seorang muslim itu harus berdasarkan aturan yang pasti. Kalau masih ragu-ragu, hanya berdasar asumsi, maka tetap muslim.

11. Ya, orang yang tidak tahu suatu aturan agama dimaafkan kesalahannya lantaran dianggap tidak sengaja. Baca detail: Hukum Melakukan Perkara Haram lantaran Tidak Tahu

12.a. Khayalan atau niat di masa depan tidak dicatat sebagai perbuatan dosa. Dalam sebuah hadits sahih riwayat Bukhari, Nabi bersabda:

إِنّ الله كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسّيّئَاتِ. ثُمّ بَيّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَإِنْ هَمّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا الله عَزّ وَجَلّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ. وَإِنْ هَمّ بِسَيّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً... وَإِنْ هَمّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا الله سَيّئَةً وَاحِدَةً

Artinya: Allah mencatat amal baik dan perbuatan dosa. Barangsiapa yang niat berbuat baik kemudian tidak melaksanakan maka Allah mencatatnya satu kebaikan sempurna. Apabila mengamalkan maka dicatat 10 kebaikan hingga 700 lipat hingga berlipat-lipat. Apabila berniat berbuat jelek tapi tidak melakukannya maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan tepat ... apabila melaksanakan maka dicatat dengan satu dosa.

12.b. Tidak apa-apa. Tapi sebaiknya sesudah selesai BAB. Namun, percayalah anda terlalu berlebihan dalam menilai penyebab kufur dan murtad. Anda tidak murtad. Hanya saja anda sedang terkena penyakit kejiwaan yakni selalu diliputi oleh rasa takut.

13. Sah.
14. Tidak.
15. Rasa was-was anda itu ialah penyakit. Dan lantaran penyakit, maka perasaan anda dan anggapan anda itu tidak dianggap. Anda tetap seorang muslim. Was-was atau ragu itu tidak dianggap dalam Islam.

17. Seorang kafir yang bersyahadat dan meyakini maknanya otomatis akan menjadi muslim. Tidak ada istilah diterima atau ditolak. Namun, dalam masalah anda sebaiknya dalam bersyahadat diniati untuk dzikir lantaran anda ialah seorang muslim.

18. Arti hadis itu ialah "Aku (Allah) itu berdasarkan praduga hambaku". Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan:

(أنا عند ظن عبدي بي): أجازيه بحسب ظنه بي، فإن رجا رحمتى وظن أني أعفو عنه وأغفر له فله ذلك، لأنه لا يرجوه إلا مؤمن علم أن له رباً يجازي، وإن يئس من حرمتي وظن أني أعاقبه وأعذبه فعليه ذلك، لأنه لا ييأس إلا كافر)

Artinya: Maksud hadits itu ialah saya akan membalas hambaku berdasarkan prasangkanya padaku. Apabila hambaku berharap rahmatku dan berprasangka bahwa saya akan memaafkan dan mengampuninya, maka ia mendapat itu. Karena, tidak ada yang berharap ibarat itu kecuali seorang mukmin yang tahu bahwa ia mempunyai Tuhan yang akan membalasnya. Apabila frustasi dari rahmatku dan berprasangka bahwa Aku akan menyiksanya maka ia akan mendapat itu. Karena, tidak ada yang frustasi kecuali orang kafir.

19. Setan yang mengganggu diri anda terletak dalam diri anda sendiri. Yang harus diperbaiki ialah pengetahuan yang benar wacana agama. Terutama banyak mencar ilmu wacana fikih dan kaidah fikih. Karena, pengetahuan yang cukup wacana fikih akan menciptakan rasa was-was kita soal agama akan hilang atau jauh berkurang. Karena kita tidak akan lagi disibukkan dengan pikiran kafir, murtad, shirik, dll tapi wacana haram, halal, sunnah, makruh, dan mubah. Baca: Kaidah Fikih

Baca artikel wacana was-was di link berikut:

- Cara Orang Murtad Kembali ke Islam
- Penyebab Murtad, Kufur dan Syirik
- Mengatasi Was was Kufur
- Cara Mengatasi Was-Was Murtad
- Menghina Syariah Islam Apakah Menyebabkan Murtad?
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: