Takdir Dalam Islam

 Takdir yakni ketentuan Allah yang ditetapkan semenjak zaman azali  Takdir dalam Islam
TAKDIR DALAM ISLAM

Takdir yakni ketentuan Allah yang ditetapkan semenjak zaman azali (dahulu). Dalam bahasa Indonesia takdir disebut nasib. Dalam bahasa Arab takdir disebut dalam dua kata yaitu qadha dan qadar. Kedua kata ini bermakna sama (sinonim) tapi ada juga yang memberi makna berbeda. Menurut ulama, takdir ada yang bisa berubah ada yang tidak bisa berubah. Yang pertama disebut takdir mualaq sedang yang terakhir disebut takdir mubrom. Adanya takdir mualaq berdasar pada QS Ar-Ra'd :39. Sedangkan takdir mubrom menurut pada QS Ali Imron :154 dan sejumlah ayat lain. Dalam bahasa Inggris takdir disebut predestination.

TOPIK KONSULTASI ISLAM
  1. PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN TAKDIR: MUALLAQ DAN MUBROM
    1. TAKDIR MUBROM
    2. TAKDIR MUALLAQ
  2. DALIL AL-QURAN DAN HADITS SOAL TAKDIR
    1. SEMUA ADALAH TAKDIR ALLAH
    2. TAKDIR BISA BERUBAH
  3. PENDAPAT ULAMA TENTANG TAKDIR
    1. YUSUF QARDHAWI
    2. IMAM THAHAWI
    3. IBNU HAJAR AL-ASQALANI
    4. IBNU TAIMIYAH
  4. TAKDIR BISA BERUBAH ATAU TIDAK?
  5. JODOH ITU TAKDIR MUBROM DAN MUALLAQ
  6. CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM

PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN TAKDIR: MUALLAQ DAN MUBROM

Takdir atau qadha dan qadar ada dua macam yaitu takdir muallaq dan takdir mubrom.


TAKDIR MUBROM

Takdir Mubrom yakni takdir azali yang tidak bisa berubah. Takdir inilah yang sudah tertulis di Lauh Mahfudz.


TAKDIR MUALLAQ

Takdir Muallaq yakni takdir yang berada di buku yang dipegang malaikat. Takdir muallaq sanggup berubah. Takdir ini yang dimaksud dalam QS Ar-Ra'd :30 "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan memutuskan (apa yang Dia kehendaki)"


DALIL AL-QURAN DAN HADITS TAKDIR DALAM QURAN DAN HADITS


PERBUATAN MANUSIA ADALAH TAKDIR ALLAH

- ٍَQS Yunus :61

وما يعزب عن ربك مثقال ذرة في الأرض ولا في السماء، ولا أصغر من ذلك ولا أكبر إلا في كتاب مبين

Artinya: Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang aktual (Lauh Mahfuzh).

- QS Al-An'am :59

وما تسقط من ورقة إلا يعلمها، ولا حبة في ظلمات الأرض ولا رطب ولا يابس إلا في كتاب مبين

Artinya: dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang lembap atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang aktual (Lauh Mahfudz)"

- QS Al-Hadid :22

ما أصاب من مصيبة في الأرض ولا في أنفسكم إلا في كتاب من قبل أن نبرأها، إن ذلك على الله يسير

Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu yakni gampang bagi Allah.

- QS Ash-Shaffat :96
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: Padahal Allah-lah yang membuat kau dan apa yang kau perbuat itu"

- QS Al-Mulk :14
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Artinya: Apakah Allah Yang membuat itu tidak mengetahui (yang kau lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?


TAKDIR DAPAT BERUBAH APABILA ALLAH BERKEHENDAK

- QS Ar-Ra'd 38-39
لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ* يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ.

Artinya: Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan memutuskan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).

- QS Ar-Ra'd :11

إِنَّ اللَّـهَ لَا يُغَيِّرُ‌ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُ‌وا مَا بِأَنفُسِهِمْ

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

- QS Al-Balad :10 - 20

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ ﴿١٠﴾ فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ ﴿١١﴾ وَمَا أَدْرَ‌اكَ مَا الْعَقَبَةُ ﴿١٢﴾ فَكُّ رَ‌قَبَةٍ ﴿١٣﴾ أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ ﴿١٤﴾ يَتِيمًا ذَا مَقْرَ‌بَةٍ ﴿١٥﴾ أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَ‌بَةٍ ﴿١٦﴾ ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ‌ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْ‌حَمَةِ ﴿١٧﴾ أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ ﴿١٨﴾ وَالَّذِينَ كَفَرُ‌وا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ ﴿١٩﴾ عَلَيْهِمْ نَارٌ‌ مُّؤْصَدَةٌ ﴿٢٠﴾

Artinya: Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kau apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada kekerabatan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) yakni golongan kanan. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu yakni golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.

- Hadits riwayt Tirmidzi
لا يرد القضاء إلا الدعاء، ولا يزيد في العمر إلا البر.

Artinya: Takdir tidak bisa ditolak kecuali dengan doa. Umur tidak bisa bertambah kecuali dengan amal kebaikan.

- Hadits Bukhari & Muslim
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من سره أن يبسط له في رزقه ويُنسأ له في أثره، فليصل رحمه.

Artinya: Bangsiapa yang ingin dipermudah rizkinya..., maka lakukan silaturrahmi (menyambung kekerabatan)
- Hadits riwayat Tirmidzi
إن صلة الرحم محبة في الأهل، مثراة في المال، منسأة في الأجل .

Artinya: Silaturahim itu disukai dalam keluarga, memperbanyak harta, dan memperpanjang usia

- Hadits riwayat Tirmidzi
صلة الرحم وحسن الجوار يعمران الديار ويزيدان في الأعمار.

Artinya: Silaturrahmi dan menjalin kekerabatan baik dengan tetangga itu memakmurkan rumah dan menambah umur


PENDAPAT ULAMA TENTANG TAKDIR

Pendapat para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah perihal takdir (qadha qadar) dari ulama salaf (klasik) hingga ulama kontemporer.


PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG TAKDIR (QADHA & QADAR)

Berdasarkan pada firman Allah QS Yunus :61, Al-An'am :59, Al-Hadid :22 Yusuf Qardhawi menyatakan bahwa:

(a) Seluruh yang ada di alam ini tertulis dan tercatat:

Bahwa seluruh kasus yang ada di alam semesta ii tertulis dan tercatat itu sudah dimaklumi secara agama dan tidak diragukan lagi. Walaupun kita tidak mengetahui bagaimana bentuk penulisan dan format kitab atau bukunya. Apa yang kita ketahui yakni bahwa Allah-lah yang telah membuat alam semesta ini, baik langit dan buminya, benda mati dan hidupnya, menurut pada ketentuan (takdir) azali Allah. Dan bahwa ilmu Allah mengetahui setiap sesuatu dan detail jumlah hitungannya. Dan bahwa setiap kejadian yang terjadi di alam itu sanggup terjadi sesuai dengan ilmu dan kehendak-Nya. Lihat, QS Yunus :61, Al-An'am :59, Al-Hadid :22

(b) Ilmu yang menyeluruh, hitungan yang detail, dan catatan yang mencakup pada segala sesuatu dan kejadian sebelumnya terjadinya itu tidak menafikan adanya ijtihad dalam berbuat dan membuat sebab.

Karena Allah sebagaimana telah membuat jawaban juga telah membuat sebab. Dan sebagaimana mentakdirkan hasil, Allah juga membuat tahapan proses untuk mencapainya. Allah tidak mentakdirkan seorang pelajar yang lulus saja dalam arti ia sanggup mencapai hasil ini dengan cara apapun, akan tetapi Allah mentakdirkan dia berhasil dengan beberapa tahapan proses menyerupai rajin belajar, semangat, energik, sabar, tidak gampang frustasi dan faktor-faktor lain yang menjadi lantaran keberhasilannya. Semua ini ditentukan (ditakdirkan; Arab, muqoddar) dan tertulis (maktub). Ketentuan secara tertulis ini dalam arti bahwa melaksanakan lantaran itu tidak menafikan takdir, tetapi justru belahan dari takdir itu sendiri. Karena itulah ketika Nabi Muhammad ditanya perihal duduk kasus obat dan lantaran yang menjaga dari kasus yang tidak disukai apakah dia menolak dari takdir Allah? Jawab Nabi: Ini belahan dari takdir Allah (hadits hasan riwayat Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi).

Ketika wabah endemi menyebar di Syam (sekarang Suriah, Lebanon), Umar bin Khattab dengan konsultasi dengan Sahabat memutuskan untuk tidak masuk ke negara itu dan kembali dengan rombongan. Umar ditanya: Apakah engkau akan lari dari takdir Allah wahai Amirul Mukminin? Umar menjawab: Iya. Kami lari dari satu takdir Allah menuju takdir Allah (yang lain). Apa yang kau lakukan apabila kau melewati dua kawasan yang satu berdebu sedang yang lain kering? Bukankah apabila kau menghindari kawasan berdebu, kau melakukannya dengan takdir Allah dan apabila menghindari kawasan kering maka kau melakukannya dengan takdir Allah juga?

(c) Takdir yakni kasus mistik yang tertutup bagi kita. Kita tidak akan tahu takdir sesuatu kecuali setelah terjadi. Adapun sebelum terjadi, maka kita diperintahkan untuk mengikuti aturan aturan alam (sunnah kauniyah), dan panduan syariah untuk memelihara kebaikan bagi dunia dan alam abadi kita.

Perkara ghaib yakni ketentuan yang tertutup dari mata makhluk. ia tidak tampak kecuali sedikit dan secara sporadis.

Sunnah atau aturan Allah pada alam dan syariah-Nya mewajibkan kita untuk melaksanakan lantaran sebagaimana hal itu dilakukan oleh seorang insan yang paling berpengaruh imannya pada Allah, dan pada takdir-Nya yaitu Rasulullah. (Dalam berperang) Nabi selalu bersikap hati-hati, menyiapkan tentara dengan baik, dan mengirim intelijen, menggunakan pakaian perang, pengaman kepala, menggali parit di sekitar Madinah, memberi ijin umat Islam yang tertindas untuk imigrasi ke Habasyah dan Madinah termasuk Nabi sendiri. Nabi juga melaksanakan usaha-usaha maksimal ketika hijrah .. menyiapkan kendaraan dan pemandu yang menemaninya, merubah jalur perjalanan semoga tidak diketahui musuh, bersembunyi di gua, makan dan minum dan menyiapkan makanan yang cukup setahun untuk keluarganya dan tidak menunggu rejeki turun dari langit. Nabi pernah berkata pada orang yang bertanya apakah ia harus mengikat untanya atau melepasnya? Nabi menjawab: ikatlah dan bertawakallah (hadits hasan riwayat Ibnu Hibban dari Amr bin Umayah al-Dhoari. Ibnu Khuzaimah dan Tabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik dengan kalimat: "قيدها وتوكل" ikatlah dan tawakal-lah. Nabi bersabda: "Larilah dari penyakit lepra menyerupai larimu dari singa (hadits riwayat Bukhari). Nabi bersabda: لا يوردن ممرض على مصح Artinya: Pemilik unta jangan mencampur antara unta yang sakit dengan yang sehat semoga tidak menular.

(e) Iman atau percaya pada takdir bukan berarti tidak bekerja dan berusaha dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan apa yang kita ingin, dan menjauhi kasus yang akan mengakibatkan gagal.

Oleh lantaran itu tidak ada alasan atau dalih bagi pemalas dan yang suka santai untuk bersembunyi di balik takdir atas kesalahan, kekeliruan, dan kegagalannya. Ini bukti dari kelemahan dan lari dari tanggung jawab. Filosof Pakistan, Dr. Muhammd Iqbal berkata: Muslim yang lemah menyalahkan takdir Allah. Sedangkan muslim yang berpengaruh meyakini bahwa takdir Allah itu tidak sanggup ditolak dan dikalahkan.

Manusia hendaknya tidak mengakibatkan takdir sebagai alasan kecuali setelah mengerahkan segala perjuangan yang maksimal. Setelah itu ia boleh berkata: Inilah takdir Allah.

Seorang laki-laki yang menang berada di depan Nabi. Yang kalah berkata: Cukuplah Allah bagiku. Nabi murka mendengar itu dan melihat bahwa dari luar tampak kalimat tersebut menyerupai beriman tapi dalamnya lemah. Nabi bersabda: "إن الله يلوم على العجز، ولكن عليك بالكيس، فإذا غلبك أمر فقل حسبي الله" Allah tidak suka pada kelemahan. Engkau harus berusaha. Apabila gagal, maka katakan 'cukuplah Allah bagiku'.

(f) Buah Iman pada Takdir

Buah dari percaya pada takdir Allah yakni ketika insan telah berusaha maksimal dan mengerahkan segala daya upaya yang ada dan gagal maka kegagalan itu tidak akan membuatnya putus asa. Ia akan tetap mempunyai kemauan untuk berjuang, keberanian ketika bahaya, sabar ketika kesulitan ekonomi, dan ridho pada hasil rejeki yang halal ketika tidak gampang dalam mendapat penghasilan.

Saat sulit ia akan berkata: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami (QS At-Taubah :51)

Saat berperang ia akan berkata: Katakanlah: "Sekiranya kau berada di rumahmu, pasti orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke kawasan mereka terbunuh" (QS Ali Imron :154)

Saat ditimpa petaka ia akan berkata: Allah telah mentakdirkan ini. Apa yang Allah kehendaki, maka Ia lakukan.

Akidah takdir apabila kita mengerti pada maknanya yang benar maka akan bisa membuat sebuah umat yang enerjik, pekerja keras, sabar, tahan uji dan persisten. (Lihat, http://goo.gl/ohIrJW)


IBNU HAJAR AL-ASQALANI

Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Fathul Bari
إن الذي سبق في علم الله لا يتغير ولا يتبدل، وإن الذي يجوز عليه التغير والتبديل ما يبدو للناس من عمل العامل، ولا يبعد أن يتعلق ذلك بما في علم الحفظة الموكلين بالآدمي فيقع فيه المحو والإثبات كالزيادة في العمر والنقص

Artinya: Perkara yang sudah kemudian dalam ilmu Allah tidak akan sanggup berubah. Yang boleh dan bisa berubah dan berganti yakni sesuatu yang tampak pada insan yakni perbuatan pelaku. Hal itu tidak jauh hubungannya dengan ilmu malaikat hafadzah (penjaga) yang diwakilkan (diutus) pada manusia. Maka terjadilah penghilangan (pengurangan) dan ketetapan menyerupai bertambah atau berkurangnya usia seseorang.


IBNU TAIMIYAH

Ibnu Taimiyah

إن الله يكتب للعبد أجلا في صحف الملائكة فإذا وصل رحمه زاد في ذلك المكتوب، وإن عمل ما يوجب النقص نقص من ذلك المكتوب... وهذا معنى ما روى عن عمر أنه قال: اللهم إن كنت كتبتني شقيا فامحني واكتبني سعيدا، فإنك تمحو ما تشاء وتثبت ـ والله سبحانه عالم بما كان وما يكون، وما لم يكن لو كان كيف كان يكون، فهو يعلم ما كتبه له وما يزيده إياه بعد ذلك، والملائكة لا علم لهم إلا ما علمهم الله، والله يعلم الأشياء قبل كونها وبعد كونها، فلهذا قال العلماء: إن المحو والإثبات في صحف الملائكة، وأما علم الله سبحانه فلا يختلف ولا يبدو له ما لم يكن عالما به، فلا محو فيه ولا إثبات، وأما اللوح المحفوظ: فهل فيه محو وإثبات؟ على قولين، والله سبحانه وتعالى أعلم

Artinya: Allah menulis usia seseorang pada buku catatan malaikat. Apabila orang itu melaksanakan silaturrahim maka bertambahlah usia yang tertulis, apabila melaksanakan sesuatu yang sanggup mengurangi umur, maka berkurangnya usia yang tertulis. Inilah makna hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab di mana ia berkata (berdoa): "Ya Allah apabila engkau menulisku sebagai orang yang celaka maka hapuslah dan tulislah saya sebagai orang yang beruntung. Sesungguhnya engkau sanggup menghapus dan memutuskan apapun yang Engkau kehendaki."

Allah mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi dan apa yang tidak terjadi. Kalau sudah terjadi dan bagaimana kejadiannya. Allah tahu apa yang ditulis atau ditentukan pada seseorang dan apa yang ditambahkan padanya setelah itu. Sedangkan malaikat tidak tahu itu kecuali apa yang sudah diberitahu Allah. Allah tahu semuanya sebelum dan setelah adanya. Itulah sebabnya ulama berkata: Penghapusan dan penetapan berada dalam buku malaikat. Adapun ilmu Allah maka tidak berbeda. Tidak ada yang tidak diketahui Allah lantaran itu maka tidak ada peniadaan dan penetapan. Adapun Lauh Madfudz: Apakah ada peniadaan dan penetapan? Ada dua pendapat dalam soal ini.


IMAM THOHAWI

Imam Thahawi dalam Tafsir Al-Tahawi menguraikan soal takdir sebagai berikut:

Takdir yakni setiap sesuatu yang berjalan dengan takdir atau ketetapan dan kehendak Allah. Kehendak Allah itu lestari. Dan tidak ada kehendak bagi insan kecuali atas kehendak Allah. Apa yang dikehendaki Allah maka terjadi, apa yang tidak dikehendaki tidak terjadi. Tidak ada yang bisa mencegah pada takdir-Nya. Tidak ada yang sanggup menandingi hukumnya. Dan tidak ada yang sanggup mengalahkan perintahNya.

Iman pada takdir ada empat tingkatan:
1. Iman pada ilmu Allah yang qadim (dahulu)
2. Iman pada goresan pena Allah di Lauhul Mahfudz
3. Iman pada kehendak Allah yang terjadi dan kemampuan (qudrat0 Allah yang menyeluruh.
4. Iman pada kemampuan Allah mewujudkan setiap makhluk. Dia-lah Sang Pencipta sedang yang lainnya yakni yang dicipta (makhluk).

Memperdalam perihal takdir tidak boleh, Rasulullah telah melarang kita. Asal dari takdir yakni belakang layar Allah atas makhluknya yang tidak diketahui malaikat dan Rasulnya.

Mendalami soal takdir ini akan merugikan, dan melewati batas. Hati-hatilah dari hal itu semoga tidak terjadi kebingungan berfikir dan was-was. Allah telah mempersimpit ilmu perihal takdir pada makhluknya dan melarang insan dari mencarinya sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Anbiya' :23 "لا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ" Dia tidak ditanya perihal apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.


TAKDIR BISA BERUBAH ATAU TIDAK?

Dalam menafsiri QS Ar-Ra'd ayat 39 para Sahabat berbeda pendapat terutama antara Ibnu Abbas dan Umar dan Ibnu Mas'ud. Umar dan Ibnu Mas'ud punya pendapat yang menyejukkan di mana merke menyatakan bahwa takdir itu bisa berubah dengan ijin dengan kehendak Allah. Ini pandangan yang selaras dengan firman Allah dalam QS Al-Ra'd ayat 11.

Husain bin Mas'ud dalam Tafsir Al-Baghawi 4/325 mengutip kedua pendapat tersebut:


وقال ابن عباس : يمحو الله ما يشاء ويثبت إلا الرزق والأجل والسعادة والشقاوة .

وروينا عن حذيفة بن أسيد ، عن النبي صلى الله عليه وسلم : " يدخل الملك على النطفة بعدما تستقر في الرحم بأربعين ، أو خمس وأربعين ليلة ، فيقول : يا رب أشقي أم سعيد ؟ فيكتبان ، فيقول : أي رب ، أذكر أم أنثى ؟ فيكتبان ، ويكتب عمله وأثره ، وأجله ، ورزقه ، ثم تطوى الصحف فلا يزاد فيها ، ولا ينقص " .

وعن عمر ، وابن مسعود - رضي الله عنهما - أنهما قالا يمحو السعادة ، والشقاوة أيضا ، ويمحو الرزق والأجل ويثبت ما يشاء .

وروي عن عمر رضي الله عنه أنه كان يطوف بالبيت وهو يبكي ويقول : اللهم إن كنت كتبتني في أهل السعادة فأثبتني فيها ، وإن كنت كتبت علي الشقاوة فامحني ، وأثبتني في أهل السعادة والمغفرة ، فإنك تمحو ما تشاء وتثبت وعندك أم الكتاب . ومثله عن ابن مسعود .

وفي بعض الآثار : أن الرجل يكون قد بقي من عمره ثلاثون سنة فيقطع رحمه فترد إلى ثلاثة أيام ، والرجل يكون قد بقي من عمره ثلاثة أيام فيصل رحمه فيمد إلى ثلاثين سنة .

Artinya: Ibnu Abbad berkata, "Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan memutuskan (apa yang Dia kehendaki) kecuali rizki, ajal, senang dan derita. Kami meriwayatkan dari Hudzaifah bin Usaid dari Nabi: "Malaikat masuk pada sperma setelah menetap di rahim selama 40 atau 45 malam. Lalu bertanya: Ya Tuhan, apakah ia menderita atau bahagia? Lalu keduanya ditulis. Malaikat bertanya lagi: Perempuan atau laki-laki? Lalu ditulis. Lalu ditulis juga amalnya, jejaknya, ajalnya, rejekinya. Lalu buku itu ditutup, tidak ditambah dan tidak dikurangi."

Dari Umar dan Ibnu Mas'ud keduanya berkata: Allah menghapus senang dan derita. Dan menghapus rejeki dan kematian dan memutuskan apa yang Dia kehendaki.

Diriwayatkan dari Umar bahwa ia pernah bertawaf di Baitullah sambil menangi dan berdoa: Ya Allah apabila Engkau menulisku termasuk orang yang berbahagia maka tetapkanlah. Apabila Engkau menulis saya sebagai orang yang menderita, maka hapuskanlah. Tetapkanlah saya sebagai orang yang beruntung dan diampuni lantaran Engkau sanggup menghapus apa yang Engkau kehendaki dan menetapkan. Di sisiMu induk kitab. (Hadits yang serupa dari Ibnu Mas'ud).

Dalam sebagian Atsar (perkataan Sahabat) diriwayatkan: Seorang laki-laki sisa umurnya 30 tahun. Lalu dia memutskan silaturrahim maka dipanjangkan usianya menjadi tiga hari. Laki-laki lain usianya tersisa 3 hari, tapi ia rajin bersilaturrahim maka umurnya diperpanjang menjadi 30 tahun.


JODOH ITU TAKDIR MUBROM DAN MUALLAQ

Perjodohan dan perkawinan yakni takdir mubrom dan muallaq sekaligus. Doa tidak bisa merubah takdir mubrom, akan tetapi doa sanggup merubah takdir muallaq.

Apabila dalam buku yang dipegang malaikat seorang laki-laki A akan menikah dengan perempuan B, maka hal itu kadang sesuai dengan takdir Allah semenjak dulu (azali) lantaran itu maka tidak bisa berubah selamanya. Namun terkadang hal itu tidak sesuai dengan takdir azalinya Allah dalam kondisi menyerupai itu maka takdir itu bisa berubah hingga sesuai dengan takdir azali-nya.

Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: