Muslim Fiqih - Bulan sya'ban yaitu salah satu bulan yang mulya, penuh berkah dan kebaikan. Ketaatan di dalamnya yaitu perdagangan yang menguntungkan dan amal sholeh pada bulan ini yaitu jalan meraih kesuksesan untuk menghadapi bulan Ramadhan.
Sebab disana ada keterkaitan yang berpengaruh antara Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Sehingga dikatakan bahwa Rajab yaitu bulan menanam benih kebaikan atau amal sholeh, Sya'ban bulan untuk menyirami dan memupuk dan Ramadhan yaitu bulan untuk memanen flora yang tumbuh dari benih itu.
Kebiasaan para pendahulu kita, jikalau tiba bulan sya'ban mereka merayakan dan memulyakannya dengan bearaneka macam ibadah dan amal sholeh, menyerupai taubat, dzikrullah, ziarah kepada Rasulullah, umrah dan lainnya. Memang seyogyanya beribadah tidak hanya pada bulan tertentu, tapi mereka yang mempunyai mata hati dan pengenalan hakikat keberadaan bulan ini lebih mengkhususkan dan menambah porsi dan kualitasnya
Menilik bahwa bulan sya'ban ini penuh diam-diam dan nilai historis (sejarah) yang sangat berharga yang tidak sanggup dilupakan manusia.
Cukup mengatakan keagungan bulan ini dimana Rasulullah menisbatkannya kepada diri dia dengan sabdanya :
" Sya'ban yaitu bulanku " ( HR. Ad dailami dari Anas bin Malik dan diriwayatkan juga oleh Al Fath bin Abil Fawaris dari Al Hasan Al Bashri dengan status Hadits Mursal )
Dalam riwayat Ad dailami dari As Sayyidah Aisyah, Nabi Muhammad saw bersabda (yang artinya):
" Sya'ban yaitu bulanku dan ramadhan bulan Allah, sya'ban yaitu penyuci dan Ramadhan yaitu penggugur (dosa) "
Maka dari sinilah kemudian ulama menyebutkan pula bahwa sya'ban yaitu bulan sholawat kepada dia saw. As sayyid Muhammad Alawy al Maliki al Hasani beropini bahwa diam-diam kenapa Nabi saw menisbatkan sya'ban kepada beliau, alasannya yaitu pada bulan inilah turun ayat sholawat dan salam kepada dia saw (surat al Ahzaab ayat 56).
Sebab disana ada keterkaitan yang berpengaruh antara Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Sehingga dikatakan bahwa Rajab yaitu bulan menanam benih kebaikan atau amal sholeh, Sya'ban bulan untuk menyirami dan memupuk dan Ramadhan yaitu bulan untuk memanen flora yang tumbuh dari benih itu.
Kebiasaan para pendahulu kita, jikalau tiba bulan sya'ban mereka merayakan dan memulyakannya dengan bearaneka macam ibadah dan amal sholeh, menyerupai taubat, dzikrullah, ziarah kepada Rasulullah, umrah dan lainnya. Memang seyogyanya beribadah tidak hanya pada bulan tertentu, tapi mereka yang mempunyai mata hati dan pengenalan hakikat keberadaan bulan ini lebih mengkhususkan dan menambah porsi dan kualitasnya
Menilik bahwa bulan sya'ban ini penuh diam-diam dan nilai historis (sejarah) yang sangat berharga yang tidak sanggup dilupakan manusia.
Cukup mengatakan keagungan bulan ini dimana Rasulullah menisbatkannya kepada diri dia dengan sabdanya :
" Sya'ban yaitu bulanku " ( HR. Ad dailami dari Anas bin Malik dan diriwayatkan juga oleh Al Fath bin Abil Fawaris dari Al Hasan Al Bashri dengan status Hadits Mursal )
Dalam riwayat Ad dailami dari As Sayyidah Aisyah, Nabi Muhammad saw bersabda (yang artinya):
" Sya'ban yaitu bulanku dan ramadhan bulan Allah, sya'ban yaitu penyuci dan Ramadhan yaitu penggugur (dosa) "
Maka dari sinilah kemudian ulama menyebutkan pula bahwa sya'ban yaitu bulan sholawat kepada dia saw. As sayyid Muhammad Alawy al Maliki al Hasani beropini bahwa diam-diam kenapa Nabi saw menisbatkan sya'ban kepada beliau, alasannya yaitu pada bulan inilah turun ayat sholawat dan salam kepada dia saw (surat al Ahzaab ayat 56).
Memang demikianlah dikatakan sebagian besar ulama bahwa ayat tersebut diturunkan pada bulan sya'ban, menyerupai al Imam Ibnu Shoif al Yamani dan al imam Syihabuddin al Qusthullany. Al Imam Ibnu Hajar al 'Asqolani menyebutkan bahwa ayat tersebut diturunkan pada tahun kedua Hijriyah.
Dan begitu pula bulan ini menjadi begitu mulya alasannya yaitu ternyata dalam beberapa hadits diterangkan bahwa dia saw memperbanyak puasa sunnah didalamnya. Maka kita sebagai umat dia seharusnya mengikuti langkah beliau, itulah cerminan mahabbah kita kepada dia yang kesannya membuahkan kecintaan Allah swt.
Suatu ketika Nabi ditanya perihal puasa yang paling utama sehabis Ramadhan, dia bersabda:
" Puasa di bulan sya'ban untuk memulyakan Ramadhan " (HR. At Tirmidzi)
Bahkan As Sayyidah Aisyah berkata:
" Aku tidak melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat dia berpuasa (selain Ramdhan) lebih banyak daripada pada bulan Sya'ban ". (HR. Al Bukhori, Muslim dan Abu Dawud)
Dalam riwayat Al Bukhori yang lain, As Sayyidah Aisyah berkata:
" Beliau saw berpuasa pada bulan sya'ban seluruhnya ".
Dalam kitabnya Maadza fii sya'ban, as Sayyid Muhammad Alawy al Maliki menyebutkan bahwa dia saw mengkhususkan sya'ban dengan banyak puasa sunnah di dalamnya yaitu untuk mempersiapkan diri menghadapi dan menyongsong Ramadhan, sebagaimana sholat sunnah rawatib dilakukan untuk mempersiapkan diri memasuki sholat fardhu.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh An Nasai dan ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, usamah bin Zeid RA bertanya kepada Rasulullah SAW kenapa dia banyak berpuasa di bulan sya'ban daripada bulan lainnya, Rasulullah menjawab:
" Itu (sya'ban) yaitu bulan dimana banyak orang lalai di dalamnya, yakni antara rajab dan ramadhan, bulan ini yaitu bulan dimana amal-amal disodorkan kepada Allah Pencipta sekalian alam, maka saya suka supaya diangkat amalku dalam keadaan berpuasa ".
Hadits ini pula yang mengakibatkan bulan sya'ban mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu bulan dimana amal-amal setiap hamba diangkat dan dihadapkan kepada Allah swt.
Dan ternyata penyodoran amal ini tidak hanya pada bulan sya'ban saja. Hanya saja di bulan sya'ban ini dikatakan sebagai penyodoran amal tahunan. Padahal ada pula penyodoran amal mingguan dan harian.
Sebagaimana diriwayatkan oleh al Imam al Bukhori dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda :
" Saling silih berganti kepada kalian malaikat di waktu malam dan malaikat di waktu siang, dan mereka berkumpul pada sholat subuh dan sholat ashar, kemudian malaikat yang bermalam bersama kalian naik (ke langit), kemudian Allah bertanya kepada mereka:"Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hambaku?" (padahal Dia lebih mengetahui), malaikat menjawab:"kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami tiba kepada mereka dalam keadaan sholat".
Ini yaitu penyodoran amal harian, setiap waktu subuh dan ashar.
Adapun penyodoran amal dalam sepekan (sejum'at), yaitu setiap hari senin dan kamis, menyerupai dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim dan Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah saw bersabda:
" Amal-amal disodorkan kepada Allah swt setiap hari kamis dan senin "
Dalam riwayat at Tirmidzi yang lain Nabi saw bersabda:
"Amal-amal disodorkan kepada Allah swt setiap hari senin dan kamis, maka saya ingin supaya amalku diangkat dalam keadaan berpuasa".
Untuk mengatakan kemulyaan bulan ini pula, sya'ban dinamakan syahrul quran (bulan al quran). Memang setiap ketika kita sangat dianjurkan membaca al quran, lebih-lebih di waktu yang mulya menyerupai ramadhan dan sya'ban dan di daerah yang terhormat menyerupai Makkah al Mukarromah, Raudhoh As Sarifah dan lainnya.
Adalah al Imam 'Amr bin Qais al Malai jikalau tiba bulan sya'ban dia menutup daerah ibadahnya dan menghabiskan waktu disana dengan membaca al quran. Maka dikatakan oleh al Imam as Syeikh Ahmad bin Hijazi bahwa salafussholeh senantiasa menghabiskan waktu pada bulan sya'ban ini dengan membaca al quran, maka ikutilah langkah mereka dan berjalanlah di belakang mereka.
Dinukil dari kitab Maadza fii sya'ban dan Dzikraayat wa munaasabaat, keduanya karya Al Imam al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky Rahimahullah.
Dan begitu pula bulan ini menjadi begitu mulya alasannya yaitu ternyata dalam beberapa hadits diterangkan bahwa dia saw memperbanyak puasa sunnah didalamnya. Maka kita sebagai umat dia seharusnya mengikuti langkah beliau, itulah cerminan mahabbah kita kepada dia yang kesannya membuahkan kecintaan Allah swt.
Suatu ketika Nabi ditanya perihal puasa yang paling utama sehabis Ramadhan, dia bersabda:
" Puasa di bulan sya'ban untuk memulyakan Ramadhan " (HR. At Tirmidzi)
Bahkan As Sayyidah Aisyah berkata:
" Aku tidak melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat dia berpuasa (selain Ramdhan) lebih banyak daripada pada bulan Sya'ban ". (HR. Al Bukhori, Muslim dan Abu Dawud)
Dalam riwayat Al Bukhori yang lain, As Sayyidah Aisyah berkata:
" Beliau saw berpuasa pada bulan sya'ban seluruhnya ".
Dalam kitabnya Maadza fii sya'ban, as Sayyid Muhammad Alawy al Maliki menyebutkan bahwa dia saw mengkhususkan sya'ban dengan banyak puasa sunnah di dalamnya yaitu untuk mempersiapkan diri menghadapi dan menyongsong Ramadhan, sebagaimana sholat sunnah rawatib dilakukan untuk mempersiapkan diri memasuki sholat fardhu.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh An Nasai dan ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, usamah bin Zeid RA bertanya kepada Rasulullah SAW kenapa dia banyak berpuasa di bulan sya'ban daripada bulan lainnya, Rasulullah menjawab:
" Itu (sya'ban) yaitu bulan dimana banyak orang lalai di dalamnya, yakni antara rajab dan ramadhan, bulan ini yaitu bulan dimana amal-amal disodorkan kepada Allah Pencipta sekalian alam, maka saya suka supaya diangkat amalku dalam keadaan berpuasa ".
Hadits ini pula yang mengakibatkan bulan sya'ban mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu bulan dimana amal-amal setiap hamba diangkat dan dihadapkan kepada Allah swt.
Dan ternyata penyodoran amal ini tidak hanya pada bulan sya'ban saja. Hanya saja di bulan sya'ban ini dikatakan sebagai penyodoran amal tahunan. Padahal ada pula penyodoran amal mingguan dan harian.
Sebagaimana diriwayatkan oleh al Imam al Bukhori dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda :
" Saling silih berganti kepada kalian malaikat di waktu malam dan malaikat di waktu siang, dan mereka berkumpul pada sholat subuh dan sholat ashar, kemudian malaikat yang bermalam bersama kalian naik (ke langit), kemudian Allah bertanya kepada mereka:"Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hambaku?" (padahal Dia lebih mengetahui), malaikat menjawab:"kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami tiba kepada mereka dalam keadaan sholat".
Ini yaitu penyodoran amal harian, setiap waktu subuh dan ashar.
Adapun penyodoran amal dalam sepekan (sejum'at), yaitu setiap hari senin dan kamis, menyerupai dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim dan Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah saw bersabda:
" Amal-amal disodorkan kepada Allah swt setiap hari kamis dan senin "
Dalam riwayat at Tirmidzi yang lain Nabi saw bersabda:
"Amal-amal disodorkan kepada Allah swt setiap hari senin dan kamis, maka saya ingin supaya amalku diangkat dalam keadaan berpuasa".
Untuk mengatakan kemulyaan bulan ini pula, sya'ban dinamakan syahrul quran (bulan al quran). Memang setiap ketika kita sangat dianjurkan membaca al quran, lebih-lebih di waktu yang mulya menyerupai ramadhan dan sya'ban dan di daerah yang terhormat menyerupai Makkah al Mukarromah, Raudhoh As Sarifah dan lainnya.
Adalah al Imam 'Amr bin Qais al Malai jikalau tiba bulan sya'ban dia menutup daerah ibadahnya dan menghabiskan waktu disana dengan membaca al quran. Maka dikatakan oleh al Imam as Syeikh Ahmad bin Hijazi bahwa salafussholeh senantiasa menghabiskan waktu pada bulan sya'ban ini dengan membaca al quran, maka ikutilah langkah mereka dan berjalanlah di belakang mereka.
Dinukil dari kitab Maadza fii sya'ban dan Dzikraayat wa munaasabaat, keduanya karya Al Imam al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky Rahimahullah.
Buat lebih berguna, kongsi: