Darah istihadhah, (Arab, إستحاضة) yakni darah yang keluar dari farji (vagina) perempuan di luar kebiasaan bulanan (darah haid) dan bukan lantaran alasannya yakni kelahiran (darah nifas). Istihadlah yakni darah penyakit yang menimpa sebagian wanita. Darah istihadoh kadang berbeda dengan darah haid, tapi kadang serupa. Tipe darah yang sama sanggup disebut darah haid apabila terjadi pada hari-hari haid, dan sanggup disebut sebagai darah istihadah apabila terjadi di luar waktu keluarnya darah haid.
DAFTAR ISI
- Definisi Istihadlah
- Dalil Darah Istihadlah
- Hukum Wanita Istihadlah
- Beda Darah Istihadlah dan Haid
- Cara Shalat Wanita Istihadlah
- Cara Puasa Wanita Istihadlah
- Tiga Macam Wanita Mustahadlah
- Tipe 1: Wanita Mustahadhah
- Tipe 2: Wanita Mumayyizah (Dapat Membedakan)
- Tipe 3: Wanita Mutahayyirah (Bingung)
- CARA KONSULTASI AGAMA
DEFINISI ISTIHADLAH
Secara etimologis (lughawi), pengertian darah istihadhah (atau istihadlah) yakni darah yang terus menerus keluar dari kemaluan perempuan di luar darah haid dan nifas.
Secara terminologi (istilah), darah istihadlah yakni (a) darah yang terus menerus keluar tanpa henti selama satu bulan; atau (b) darah yang keluar dari perempuan terus menerus dan hanya terhenti sebentar ibarat sehari atau dua hari dalam sebulan.
DALIL DARAH ISTIHADLAH
1. Hadits Nabi riwayat Bukhari dari Aisyah
قالت فاطمة بنت حبيش لرسول الله صلى الله عليه وسلم ، يا رسول الله إني لا أطهر . وفي روايب أستحاض فلا أطهر
2. Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi dari Aisyah
جاءت حمنة بنت جحش إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقالت : (يا رسول الله إني أستحاض حيضة كبيرة شديدة
3. Nabi bersabda pada Fatimah binti Abi Jaish:
إنما ذلك عرق وليست بالحيضة، فإذا أقبلت فدعي الصلاة، فإذا أدبرت فاغسلي عنك الدم وصلِّي
Artinya: Darah istihadlah itu yakni darah yang keluar dari urat dan bukanlah haid. Apabila tiba haid, maka tinggalkan shalat. Apabila haid sudah putus (dan berganti darah istihadlah) maka cucilah darah istihadlah itu dan shalatlah.
HUKUM WANITA ISTIHADLAH
Wanita istihadlah ibarat perempuan suci (tidak haid dan nifas) dalam arti:
1. Wajib melakukan shalat 5 waktu.
2. ًWajib melakukan puasa Ramadhan.
3. Boleh menyentuh, membawa dan membaca Al-Quran dan banyak sekali kebolehan lain yang biasanya terlarang bagi perempuan haid dan nifas.
BEDA ANTARA DARAH ISTIHADLAH DAN HAID
Beberapa perbedaan antara darah istihadlah dan haid yakni sebagai berikut:
1. Darah haid yakni darah alami, sedang istihadlah tidak alami (darah penyakit).
2. Darah haid berasal dari rahim sedangkan darah istihadlah keluar lantaran pecahnya urat.
3. Darah haid umumnya berwarna hitam sedangkan darah istihadlah umumnya merah segar.
4. Darah haid sifatnya keras sedangkan istihadlah lunak.
5. Darah haid beraroma tidak sedap/busuk.
CARA SHALAT WANITA ISTIHADLAH
Wanita istihadlah wajib melakukan shalat 5 waktu. Karena selalu keluar darah, maka wudhu-nya hanya berlaku untuk satu kali shalat. Caranya sebagai berikut:
1. Saat waktu shalat tiba, basuh darah dari vagina dan tutup dengan kain.
2. Ambil wudhu.
3. Lakukan shalat fardhu.
CARA PUASA WANITA ISTIHADLAH
Wanita istihadlah juga wajib melakukan puasa pada bulan Ramadan. Berbeda dengan wanita haid dan perempuan nifas.
Dan kerena itu aturan puasa perempuan istihadhah yakni sah dan tidak perlu mengulangi.
TIGA MACAM WANITA MUSTAHADLAH
Ada 3 macam keadaan perempuan mustahadlah atau perempuan yang terkena istihadhah sebagai berikut:
TIPE I: WANITA MUSTAHADLAH
Seorang perempuan mengalami masa haid sekali atau lebih sebelum terkena istihadlah. Apabila demikian, maka hitungan masa haidnya yakni menurut pada masa menstruasi sebelumnya. Sedang hari-hari selebihnya dianggap sebagai darah istihadlah.[1]
Sebagai contoh, ia biasa haid mulai awal bulan hingga hari ketujuh. Maka sesudah terkena istihadlah--dimana darah keluar terus menerus sepanjang bulan, haidnya dihitung semenjak awal bulan hingga hari ketujuh. Setelah itu ia harus mandi bersuci dari haid. Dan hari-hari selebihnya ia berstatus sebagai perempuan istihadlah yang harus shalat 5 waktu dan puasa pada bulan Ramadan.[2]
TIPE II: WANITA MUSTAHADLAH MUTAMAYYIZAH (DAPAT MEMBEDAKAN DARAH)
Keadaan kedua dari perempuan mustahadlah yakni istihadlah mutamayyizah arti literalnya yakni perempuan istihadlah yang sanggup membedakan darah yang keluar.
Yaitu keadaan di mana seorang perempuan tidak pernah meng`lami masa haid sebelumnya. Begitu melihat darah pertama kali, darah itu eksklusif keluar terus menerus sebulan penuh. Namun darah yang keluar majemuk bentuknya. Maka, darah yang dihukumi sebagai darah haid yakni yang mempunyai ciri-ciri darah haid. Sedang selain itu dihukumi darah istihadlah.[3]
Ciri-ciri darah haid ibarat kental dan agak kehitaman kadang berkembang menjadi kuning atau merah, tidak menggumpal atau membeku, agak bau.
TIPE III: WANITA MUSTAHADLAH MUTAHAYYIRAH (BENTUK DARAH SAMA)
Keadaan ketiga dari perempuan mustahadlah yakni istihadlah mutahayyirah yang arti literalnya yakni perempuan yang resah lantaran darah yang keluar terus menerus dan bentuk darahnya sama.
Yaitu keadaan di mana seorang perempuan tidak pernah mengalami masa haid sebelumnya. Begitu melihat darah pertama kali, darah itu eksklusif keluar terus menerus sebulan penuh. Dan bentuk darah sama. Bagaimana cara membedakan darah haid dan istihadlah?
Caranya menghitungnya yakni hari pertama keluar darah dihitung sebagai darah haid hingga hari ke-6 atau ke-7 setiap bulan. Hari selebihnya dihitung sebagai darah istihadlah.[4]
=========================
CATATAN DAN RUJUKAN
[1]
حديث عائشة ـ رضي الله عنها ـ (أن فاطمة بنت أبي حبيش قالت : (يا رسول الله ني أستحاض فلا أطهر أفأدع الصلاة ؟ قال : (لا . إن ذلك عرق ، ولكن دعي الصلاة قدر الأيام التي كنت تحيضين فيها ثم اغتسلي وصلي ) . رواه البخاري
Artinya: Dari Aisyah bahwa Fatimah binti Abi Hubaish berkata: Wahai Rasulullah saya mengalami istihadah dan saya belum bersesuci, apakah saya boleh meninggalkan shalat? Nabi menjawab: Tidak. darah istihadoh itu darah dari otot. Tinggalkan shalat pada hari-hari kau biasanya mengalami haid; sesudah itu mandilah dan lakukan shalat. (HR Bukhari)
[2]
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لأم حبيبة بنت جحش : (امكثي قدر ما كانت تحبسك حيضتك ثم اغتسلي وصلي رواه مسلم
Artinya: Nabi berkata pada Ummu Habibah binti Jahsh: Diamlah (tidak usah shalat) pada sekitar masa-masa haid; sesudah itu mandilah (junub) dan laksanakan shalat. (HR Muslim)
[3]
قول النبي صلى الله عليه وسلم لفاطمة بنت أبي حبيش : (إذا كان دم الحيضة فإنه أسود يعرف ، فإذا كان ذلك فأمسكي عن الصلاة فإذا كان الآخر فتوضئي وصلي فإنما هو عرق) . رواه أبو داود والنسائي ، وصححه ابن حبان والحاكم
Artinya: Perkataan Nabi pada Fatimah binti Abi Jahsh: Apabila darah haid maka ia berwarna hitam yang diketahui. Kalau itu yang terjadi, maka jangan shalat. Apabila darah yang lain, maka wudhu-lah dan shalatlah lantaran darah (istihadhah) itu berasal dari otot.
[4]
حديث حمنة بنت جحش ـ رضي الله عنها ـ أنها قالت : (يا رسول الله : إني أستحاض حيضة كبيرة شديدة فما ترى فيها قد منعتني الصلاة والصيام ، فقال : أنعت لك (أصف لك استعمال) الكرسف (وهو القطن) تضعينه على الفرج، فإنه يذهب الدم ، قالت: هو أكثر من ذلك. وفيه قال : (إنما هذا ركضة من ركضات الشيطان فتحيضي ستة أيام أو سبعة في علم الله تعالى ، ثم اغتسلي حتى إذا رأيت أنك قد طهرت واستنقيت فصلي أربعاً وعشرين أو ثلاثاً وعشرين ليلة وأيامها
وصومي) . الحديث رواه أحمد وأبو داود والترمذي وصححه، ونقل عن أحمد أنه صححه ، وعن البخاري أنه حسنه
Sumber https://www.alkhoirot.net
إنما ذلك عرق وليست بالحيضة، فإذا أقبلت فدعي الصلاة، فإذا أدبرت فاغسلي عنك الدم وصلِّي
HUKUM WANITA ISTIHADLAH
Wanita istihadlah ibarat perempuan suci (tidak haid dan nifas) dalam arti:
1. Wajib melakukan shalat 5 waktu.
2. ًWajib melakukan puasa Ramadhan.
3. Boleh menyentuh, membawa dan membaca Al-Quran dan banyak sekali kebolehan lain yang biasanya terlarang bagi perempuan haid dan nifas.
BEDA ANTARA DARAH ISTIHADLAH DAN HAID
Beberapa perbedaan antara darah istihadlah dan haid yakni sebagai berikut:
1. Darah haid yakni darah alami, sedang istihadlah tidak alami (darah penyakit).
2. Darah haid berasal dari rahim sedangkan darah istihadlah keluar lantaran pecahnya urat.
3. Darah haid umumnya berwarna hitam sedangkan darah istihadlah umumnya merah segar.
4. Darah haid sifatnya keras sedangkan istihadlah lunak.
5. Darah haid beraroma tidak sedap/busuk.
CARA SHALAT WANITA ISTIHADLAH
Wanita istihadlah wajib melakukan shalat 5 waktu. Karena selalu keluar darah, maka wudhu-nya hanya berlaku untuk satu kali shalat. Caranya sebagai berikut:
1. Saat waktu shalat tiba, basuh darah dari vagina dan tutup dengan kain.
2. Ambil wudhu.
3. Lakukan shalat fardhu.
CARA PUASA WANITA ISTIHADLAH
Wanita istihadlah juga wajib melakukan puasa pada bulan Ramadan. Berbeda dengan wanita haid dan perempuan nifas.
Dan kerena itu aturan puasa perempuan istihadhah yakni sah dan tidak perlu mengulangi.
TIGA MACAM WANITA MUSTAHADLAH
Ada 3 macam keadaan perempuan mustahadlah atau perempuan yang terkena istihadhah sebagai berikut:
TIPE I: WANITA MUSTAHADLAH
Seorang perempuan mengalami masa haid sekali atau lebih sebelum terkena istihadlah. Apabila demikian, maka hitungan masa haidnya yakni menurut pada masa menstruasi sebelumnya. Sedang hari-hari selebihnya dianggap sebagai darah istihadlah.[1]
Sebagai contoh, ia biasa haid mulai awal bulan hingga hari ketujuh. Maka sesudah terkena istihadlah--dimana darah keluar terus menerus sepanjang bulan, haidnya dihitung semenjak awal bulan hingga hari ketujuh. Setelah itu ia harus mandi bersuci dari haid. Dan hari-hari selebihnya ia berstatus sebagai perempuan istihadlah yang harus shalat 5 waktu dan puasa pada bulan Ramadan.[2]
TIPE II: WANITA MUSTAHADLAH MUTAMAYYIZAH (DAPAT MEMBEDAKAN DARAH)
Keadaan kedua dari perempuan mustahadlah yakni istihadlah mutamayyizah arti literalnya yakni perempuan istihadlah yang sanggup membedakan darah yang keluar.
Yaitu keadaan di mana seorang perempuan tidak pernah meng`lami masa haid sebelumnya. Begitu melihat darah pertama kali, darah itu eksklusif keluar terus menerus sebulan penuh. Namun darah yang keluar majemuk bentuknya. Maka, darah yang dihukumi sebagai darah haid yakni yang mempunyai ciri-ciri darah haid. Sedang selain itu dihukumi darah istihadlah.[3]
Ciri-ciri darah haid ibarat kental dan agak kehitaman kadang berkembang menjadi kuning atau merah, tidak menggumpal atau membeku, agak bau.
TIPE III: WANITA MUSTAHADLAH MUTAHAYYIRAH (BENTUK DARAH SAMA)
Keadaan ketiga dari perempuan mustahadlah yakni istihadlah mutahayyirah yang arti literalnya yakni perempuan yang resah lantaran darah yang keluar terus menerus dan bentuk darahnya sama.
Yaitu keadaan di mana seorang perempuan tidak pernah mengalami masa haid sebelumnya. Begitu melihat darah pertama kali, darah itu eksklusif keluar terus menerus sebulan penuh. Dan bentuk darah sama. Bagaimana cara membedakan darah haid dan istihadlah?
Caranya menghitungnya yakni hari pertama keluar darah dihitung sebagai darah haid hingga hari ke-6 atau ke-7 setiap bulan. Hari selebihnya dihitung sebagai darah istihadlah.[4]
=========================
CATATAN DAN RUJUKAN
[1]
حديث عائشة ـ رضي الله عنها ـ (أن فاطمة بنت أبي حبيش قالت : (يا رسول الله ني أستحاض فلا أطهر أفأدع الصلاة ؟ قال : (لا . إن ذلك عرق ، ولكن دعي الصلاة قدر الأيام التي كنت تحيضين فيها ثم اغتسلي وصلي ) . رواه البخاري
Artinya: Dari Aisyah bahwa Fatimah binti Abi Hubaish berkata: Wahai Rasulullah saya mengalami istihadah dan saya belum bersesuci, apakah saya boleh meninggalkan shalat? Nabi menjawab: Tidak. darah istihadoh itu darah dari otot. Tinggalkan shalat pada hari-hari kau biasanya mengalami haid; sesudah itu mandilah dan lakukan shalat. (HR Bukhari)
[2]
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لأم حبيبة بنت جحش : (امكثي قدر ما كانت تحبسك حيضتك ثم اغتسلي وصلي رواه مسلم
Artinya: Nabi berkata pada Ummu Habibah binti Jahsh: Diamlah (tidak usah shalat) pada sekitar masa-masa haid; sesudah itu mandilah (junub) dan laksanakan shalat. (HR Muslim)
[3]
قول النبي صلى الله عليه وسلم لفاطمة بنت أبي حبيش : (إذا كان دم الحيضة فإنه أسود يعرف ، فإذا كان ذلك فأمسكي عن الصلاة فإذا كان الآخر فتوضئي وصلي فإنما هو عرق) . رواه أبو داود والنسائي ، وصححه ابن حبان والحاكم
Artinya: Perkataan Nabi pada Fatimah binti Abi Jahsh: Apabila darah haid maka ia berwarna hitam yang diketahui. Kalau itu yang terjadi, maka jangan shalat. Apabila darah yang lain, maka wudhu-lah dan shalatlah lantaran darah (istihadhah) itu berasal dari otot.
[4]
حديث حمنة بنت جحش ـ رضي الله عنها ـ أنها قالت : (يا رسول الله : إني أستحاض حيضة كبيرة شديدة فما ترى فيها قد منعتني الصلاة والصيام ، فقال : أنعت لك (أصف لك استعمال) الكرسف (وهو القطن) تضعينه على الفرج، فإنه يذهب الدم ، قالت: هو أكثر من ذلك. وفيه قال : (إنما هذا ركضة من ركضات الشيطان فتحيضي ستة أيام أو سبعة في علم الله تعالى ، ثم اغتسلي حتى إذا رأيت أنك قد طهرت واستنقيت فصلي أربعاً وعشرين أو ثلاثاً وعشرين ليلة وأيامها
وصومي) . الحديث رواه أحمد وأبو داود والترمذي وصححه، ونقل عن أحمد أنه صححه ، وعن البخاري أنه حسنه
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi: