HUKUM JIMAT, RUQYAH, SUSUK DALAM ISLAM
Bagaimana hukumnya mempunyai jimat ayat suci Al-Quran dan aturan ruqyah (Jawa, suwuk) atau mantra, jampi, susuk dalam Islam? Tidak sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh kalangan ulama, ustadz dan pengikut Wahabi yang mensyirikkan segala macam jimat, para ulama salaf dari empat mazhab justru membolehkan jimat asalkan isi jimatnya berisi ayat-ayat Quran.
DAFTAR ISI
PERTANYAAN
Pak ustaz,
Saya mau bertanya sedikit.
Saya ketukang urut alasannya yaitu tangan saya sakit. Waktu saya tiba ia bilang ada benda mistik ditangan saya.
Malamnya ia keluarkan benda ibarat tali rotan kecil diameter 1mm dari telur yg dilempar. Di internet saya pelajari telur yg direndam cuka kulitnya jadi lembek Saya tidak niscaya apakah benda itu disembunyikan atau memang ada dalam telur
Ia bilang saya perlu pendinding. Ia tawarkan ikat pinggang yg ada ayat suci. Saya menolak karna takut mendekati syirik. Dalam artian saya takut lebih percaya benda daripada pribadi ke Allah. Ia murka besar. Tujuan awal saya datangkan bukan minta jimat tapi urut. Bagaimana hukumnya mempunyai jimat ayat suci
trimakasih
NBC
JAWABAN
Anda sudah mengambil langkah yang benar ketika menolak untuk membeli jimat dari orang tersebut. Karena ada kemungkinan itu salah satu modus penipuan untuk mendapat uang dari Anda. Jawaban lengkap lihat uraian di bawah.
RUQYAH (MANTRA/JAMPI)
Menurut ulama, ruqyah islami (syar'i) harus memenuhi 3 (tiga) syarat:
1. Bacaan yang dibaca berasal dari Al-Quran atau dari hadits.
2. Harus menggunakan bahasa Arab, kecuali bagi yang tidak bisa.
3. Harus meyakini bahwa ruqyah tidak ada pengaruhnya tanpa kuasa Allah.
DEFINISI RUQYAH
Ruqyah yaitu bacaan-bacaan yang diambil dari Al-Quran atau hadits yang digunakan untuk tujuan pengobatan, proteksi diri dari gangguan jin dan setan serta untuk mencapai apa yang diinginkan baik perkara dunia atau akhirat.
Ruqyah berfungsi sebagai tawassul (perantara) untuk meminta sesuatu kepada Allah.
DALIL DASAR RUQYAH
Adapun dasar bolehnya Al-Quran untuk tawassul meminta sesuatu atau meminta kesembuhan penyakit sebagai berikut:
1. Hadits sahih riwayat Ahmad dari Imron bin Hushain, Nabi bersabda:
اقرؤوا القرآن وسلوا الله به قبل أن يأتي قوم يقرءون القرآن فيسألون به الناس
Artinya: Bacalah Al-Quran dan bertawassul-lah pada Allah dengan bacaan tersebut sebelum suatu kaum tiba membaca Al Alquran dan meminta pada manusia.
Maksudnya: boleh bertawassul kepada Allah dengan perantaraan baca Al-Quran, dilarang kepada sesama makhluk.
2. Hadits sahih riwayat Tirmidzi dari Imran bin Hushain Nabi bersabda:
من قرأ القرآن فليسأل الله به، فإنه سيجيء أقوام يقرءون القرآن يسألون به الناس
Artinya: Barangsiapa membaca Quran, maka mintalah pada Allah dengan bacaan tersebut. Akan tiba beberapa kaum yang membaca Al-Quran kemudian meminta pada insan dengan bacaannya itu.
Al-Mubarakpuri dalam kitab Tuhfadzul Ahwadzi menafsiri hadits di atas sebagai berikut:
فليسأل الله به أي فليطلب من الله تعالى بالقرآن ما شاء من أمور الدنيا والآخرة، أو المراد أنه إذا مر بآية رحمة فليسألها من الله تعالى، وإما أن يدعو الله عقيب القراءة بالأدعية المأثورة
Artinya: Dengan bacaan Quran-nya itu seseorang hendaknya meminta pada Allah apapun yang beliau mau baik perkara dunia atau akhirat.
3. QS Al-Isra' 17:82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
4. Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban dari Aisyah
عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل عليها وامرأة تعالجها أو ترقيها فقال: عالجيها بكتاب الله
Artinya: Dari Aisyah, sebenarnya Rasulullah suatu hari masuk ke rumahnya di mana seorang perempuan sedang mengoabati atau memberinya jampi-jampi (ruqyah). Nabi bersabda: "Obati beliau dengan Al Quran."
5. Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adabisy Syar'iyah menceritakan perihal kisah Shalih bin Ahmad putra Imam Ahmad bin Hanbal demikian:
ربما اعتللت فيأخذ أبي قدحاً فيه ماء، فيقرأ عليه، ويقول لي: اشرب منه، واغسل وجهك ويديك. ونقل عبد الله أنه رأى أباه (يعني أحمد بن حنبل) يعوذ في الماء، ويقرأ عليه ويشربه، ويصب على نفسه منه
Bagaimana hukumnya mempunyai jimat ayat suci Al-Quran dan aturan ruqyah (Jawa, suwuk) atau mantra, jampi, susuk dalam Islam? Tidak sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh kalangan ulama, ustadz dan pengikut Wahabi yang mensyirikkan segala macam jimat, para ulama salaf dari empat mazhab justru membolehkan jimat asalkan isi jimatnya berisi ayat-ayat Quran.
DAFTAR ISI
- Ruqyah (Mantra)
- Jimat (Tamimah)
- Hukum Susuk Menurut Islam
- Tawassul dalam Islam
- CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM
PERTANYAAN
Pak ustaz,
Saya mau bertanya sedikit.
Saya ketukang urut alasannya yaitu tangan saya sakit. Waktu saya tiba ia bilang ada benda mistik ditangan saya.
Malamnya ia keluarkan benda ibarat tali rotan kecil diameter 1mm dari telur yg dilempar. Di internet saya pelajari telur yg direndam cuka kulitnya jadi lembek Saya tidak niscaya apakah benda itu disembunyikan atau memang ada dalam telur
Ia bilang saya perlu pendinding. Ia tawarkan ikat pinggang yg ada ayat suci. Saya menolak karna takut mendekati syirik. Dalam artian saya takut lebih percaya benda daripada pribadi ke Allah. Ia murka besar. Tujuan awal saya datangkan bukan minta jimat tapi urut. Bagaimana hukumnya mempunyai jimat ayat suci
trimakasih
NBC
JAWABAN
Anda sudah mengambil langkah yang benar ketika menolak untuk membeli jimat dari orang tersebut. Karena ada kemungkinan itu salah satu modus penipuan untuk mendapat uang dari Anda. Jawaban lengkap lihat uraian di bawah.
RUQYAH (MANTRA/JAMPI)
Menurut ulama, ruqyah islami (syar'i) harus memenuhi 3 (tiga) syarat:
1. Bacaan yang dibaca berasal dari Al-Quran atau dari hadits.
2. Harus menggunakan bahasa Arab, kecuali bagi yang tidak bisa.
3. Harus meyakini bahwa ruqyah tidak ada pengaruhnya tanpa kuasa Allah.
DEFINISI RUQYAH
Ruqyah yaitu bacaan-bacaan yang diambil dari Al-Quran atau hadits yang digunakan untuk tujuan pengobatan, proteksi diri dari gangguan jin dan setan serta untuk mencapai apa yang diinginkan baik perkara dunia atau akhirat.
Ruqyah berfungsi sebagai tawassul (perantara) untuk meminta sesuatu kepada Allah.
DALIL DASAR RUQYAH
Adapun dasar bolehnya Al-Quran untuk tawassul meminta sesuatu atau meminta kesembuhan penyakit sebagai berikut:
1. Hadits sahih riwayat Ahmad dari Imron bin Hushain, Nabi bersabda:
اقرؤوا القرآن وسلوا الله به قبل أن يأتي قوم يقرءون القرآن فيسألون به الناس
Maksudnya: boleh bertawassul kepada Allah dengan perantaraan baca Al-Quran, dilarang kepada sesama makhluk.
2. Hadits sahih riwayat Tirmidzi dari Imran bin Hushain Nabi bersabda:
من قرأ القرآن فليسأل الله به، فإنه سيجيء أقوام يقرءون القرآن يسألون به الناس
Al-Mubarakpuri dalam kitab Tuhfadzul Ahwadzi menafsiri hadits di atas sebagai berikut:
فليسأل الله به أي فليطلب من الله تعالى بالقرآن ما شاء من أمور الدنيا والآخرة، أو المراد أنه إذا مر بآية رحمة فليسألها من الله تعالى، وإما أن يدعو الله عقيب القراءة بالأدعية المأثورة
3. QS Al-Isra' 17:82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
4. Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban dari Aisyah
عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل عليها وامرأة تعالجها أو ترقيها فقال: عالجيها بكتاب الله
5. Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adabisy Syar'iyah menceritakan perihal kisah Shalih bin Ahmad putra Imam Ahmad bin Hanbal demikian:
ربما اعتللت فيأخذ أبي قدحاً فيه ماء، فيقرأ عليه، ويقول لي: اشرب منه، واغسل وجهك ويديك. ونقل عبد الله أنه رأى أباه (يعني أحمد بن حنبل) يعوذ في الماء، ويقرأ عليه ويشربه، ويصب على نفسه منه
Arti kesimpulan: Suau ketika ketika saya sakit, ayah saya--yaitu Ahmad bin Hanbali, pendiri madzhab Hanbali--mengambil sewadah air kemudian membaca ayat Al-Quran di atas wadah itu dan berkata pada saya: "Minumlah dan basuhlah wajah dan kedua tanganmu. Menurut Abdullah, beliau pernah melihat ayahnya --yaitu Ahmad bin Hanbal-- mengambil air memohon proteksi pada Allah kemudian membaca Al-Quran, kemudian meminum air itu dan mengalirkan air itu pad` dirinya.
6. Hadits sahih riwayat Muslim: لا بأس بالرقى ما لم تكن شركاً
Artinya: Ruqyah itu boleh asal tidak mengandung syirik.
HUKUM RUQYAH
Ulama setuju atas bolehnya ruqyah islami (yang sesuai syariah) yang sesuai dengan ketentuan di atas berdasarkan dalil-dalil yang sudah dipaparkan di muka.
BACAAN RUQYAH
Beberapa bacaan ruqyah dan keuntungannya yang berasal tuntunan Nabi Muhammad antara lain sebagai berikut:
1. Surat Al-Fatihah untuk penyembuhan orang sakit.
2. Berdasar hadits riwayat Bukhari, untuk menyembuhkan orang sakit, baca bacaan berikut:
بسم الله أُرْقِيكَ ِمن كُل شيء يُؤذِيك، وَمِن شَر كل نفس أو عين حاسد الله يشفيك، بسم الله أرقيك
Jika ada keluhan sakit di salah satu badannya, letakkan tangan si sakit pada daerah yang sakit dan baca: Bismillah 3x kemudian baca bacaan berikut 7x (berdasar hadits riwayat Muslim):
أعوذ بعزة الله وقدرته من شر ما أجد وأحاذر
Ruqyah sanggup mengobati gangguan jin atau sihir dan penyakit fisik biasa.
3. Bacaan yang sanggup melindungi seseorang dari sihir dan aneka macam gangguan lain adalah:
- Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Nas, Surat Al-Falaq -> baca setiap selesai shalat 5 waktu dan menjelang akan tidur.
- 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285 dan ayat 286 dibaca setiap malam. ِAyatnya sbb:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِي
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
JIMAT (TAMIMAH)
Ulama setuju atas bolehnya ruqyah syar'iyah (islami). Tidak demikian halnya dengan jimat (tamimah). Tidak sedikit yang menghramkannya, terutama ulama Wahabi.
Madzhab Hanafi membagi jimat menjadi dua yaitu tamimah dan ma'adzah. Tamimah yaitu jimat jahiliyah sedang ma'adzah yaitu jimat yang berisi ayat Al-Quran, nama-nama Allah, dll.
DEFINISI JIMAT (TAMIMAH)
Jimat (Arab, tamimah تميمة) dalam tradisi Arab jahiliyah yaitu sesuatu yang digantungkan pada leher anak yang berupa manik-manik, tulang belulang, dll yang bertujua untuk tolak bala (ما يعلق على الأولاد من خرزات وعظام ونحو ذلك لدفع العين)".
Apabila jimat itu berupa ayat suci Al-Quran, maka terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama. Antara yang mengharamkan dan yang menghalalkan. Menurut madzhab Hanafi, jimat yang berisi ayat Al-Quran disebut ma'adzah.
DALIL JIMAT (TAMIMAH)
Dalil yang mengharamkan jimat (tamimah):
1. Hadits riwayat Ahmad
من علق تميمة فقد أشرك
Artinya: Barangsiapa yang menggantung/memakai jimat maka beliau telah berbuat syirik
2. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim: إن الرقى والتمائم والتولة شرك
Arthnya: Sesungguhnya ruqyah (yang berisi doa terhadap selain Allah), jimat, dan pelet pengasih yaitu syirik.
HUKUM JIMAT (TAMIMAH)
Seperti disinggung di muka, ada dua macam jimat. Yaitu jimat jahiliyah dan jimat syar'iyah. Jimat jahiliyah sudah terang keharamannya secara mutlak. Perbedaan pendapat terjadi apda jimat syar'iyah atau jimat yang berisi ayat Quran, bacaan dzikir atau doa-doa.
Adapun jimat yang berisi ayat-ayat Al-Quran, atau dzikir atau doa-doa dan digantung di leher, maka ulama berbeda pendapat. Pendapat yang mengharamkan jimat--walaupun berisi ayat Al-Quran-- antara lain kalangan ulama Wahabi yang mengikuti pendapat Ibnu Arabi dalam kitab Aridhah Al-Ahwadzi.
Sedangkan lebih banyak didominasi ulama (jumhur) termasuk madzhab yang empat yaitu Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hanbali membolehkannya. Baik jimat itu digantung di leher atau tidak dipakai. Sedang sebagian lagi, termasuk Ibnu Mas'ud, memakruhkannya.
Beberapa dalil pandangan ulama sebagai berikut:
1. Madzhab Hanafi membolehkan jimat yang digantung di leher yang berisi ayat Quran, doa atau dzikir. Al-Matrazi Al-Hanafi dalam kitab Al-Maghrib mengatakan:
قال القتبي: وبعضهم يتوهم أن المعاذات هي التمائم, وليس كذلك إنما التميمة هي الخرزة, ولا بأس بالمعاذات إذا كتب فيها القرآن أو أسماء الله عز وجل
Artinya: Al-Qutbi menyampaikan bahwa ma'adzat (pengobatan) yaitu tamimah (jimat jahiliyah). Padahal bukan. Karena tamimah itu dibentuk dari manik. Ma'adzah tidak apa-apa asalkan yang ditulis di dalamnya yaitu Al-Quran atau nama-nama Allah.
2. Madzhab Maliki beropini boleh. Abdul Bar dalam At-Tamhid XVI/171 menyatakan:
وقد قال مالك رحمه الله : لا بأس بتعليق الكتب التي فيها أسماء الله عز وجل على أعناق المرضى على وجه التبرك بها إذا لم يرد معلقها بتعليقها مدافعة العين, وهذا معناه قبل أن ينزل به شيء من العين ولو نزل به شيء من العين جاز الرقي عند مالك وتعليق الكتب)
Artinya: Malik berkata: Boleh menggantungkan kitab yang mengandung nama-nama Allah pada leher orang yang sakit untuk tabarruk (mendapat berkah) asal menggantungkannya tidak dimaksudkan untuk mencegah bala/penyakit. Ini sebelum turunnya bala/penyakit. Apabila terjadi bala, maka boleh melaksanakan ruqyah dan menggantungkan goresan pena di leher.
3. Madzhab Syafi'i beropini boleh. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk Syarhul Muhadzab IX/77 menyatakan:
روى البيهقي بإسناد صحيح عن سعيد بن المسيب أنه كان يأمر بتعليق القرآن , وقال : لا بأس به , قال البيهقي: هذا كله راجع إلى ما قلنا: إنه إن رقى بما لا يعرف, أو على ما كانت عليه الجاهلية من إضافة العافية إلى الرقى لم يجز وإن رقى بكتاب الله آو بما يعرف من ذكر الله تعالى متبركا به وهو يرى نزول الشفاء من الله تعالى لا بأس به والله تعالى أعلم
Artinya: Baihaqi meriwayatkan hadits dengan sanad yang sahih dari Said bin Musayyab bahwa Said memerintahkan untuk menggantungkan Alquran dan menyampaikan "Tidak apa-apa". Baihaqi berkata: Ini semua kembali pada apa yang kita katakan: Bahwasanya apabila ruqyah (pengobatan) dilakukan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau dengan cara jahiliyah maka tidak boleh. Apabila ruqyah dilakukan dengan menggunakan Al-Quran atau dengan sesuatu yang dikenal ibarat dzikir pada Allah dengan mengharap berkahnya dzikir dan berkeyakinan bahwa penyembuhan berasal dari Allah maka tidak apa-apa.
4. Madzhab Hanbali (madzhab fiqh-nya kalangan Wahabi) beropini boleh. Al-Mardawi dalam kitab Tash-hihul Furu' II/173 menyatakan:
( قال في آداب الرعاية : ويكره تعليق التمائم ونحوها, ويباح تعليق قلادة فيها قرآن أو ذكر غيره , نص عليه , وكذا التعاويذ , ويجوز أن يكتب القرآن أو ذكر غيره بالعربية , ويعلق على مريض , ( وحامل ) , وفي إناء ثم يسقيان منه ويرقى من ذلك وغيره بما ورد من قرآن وذكر ودعاء
Artinya: Dalam kitab Adabur Ri'ayah dikatakan: Hukumnya makruh menggantungkan tamimah dan semacamnya. Dan boleh menggantungkan/memakai kalung yang berisi ayat Quran, dzikir, dll. Begitu juga pengobatan. Juga boleh menulis ayat Alquran dan dzikir dengan bahasa Arab dan digantungkan di leher yang sakit atau perempuan hamil. Dan (boleh dengan) diletakkan di wadah berisi air kemudian airnya diminum dan dibentuk pengobatan (ruqyah) dengan sesuatu yang berasal dari Quran, dzikir atau do'a.
_____________________________________________________
HUKUM SUSUK DALAM ISLAM
PERTANYAAN
Assalamualaikum,
Saya laki-laki 33 th, ingin bertanya perihal perbuatan dosa besar saya.
Saya dulu pernah memasang susuk. Tapi sehabis saya lebih mendalami agama, saya tahu itu dosa besar. Saya sudah berusaha meminta si pemasang susuk untuk mengeluarkan susuknya, Saya sudah diberi minuman penetral nya, bahkan hingga 2 kali, Tapi ternyata iseng2 saya mencoba foto rontgen, dan susuk nya masih tetap ada di wajah dan punggung saya.
Yang menjadi pertanyaan saya,
1. Bagaimana bila susuk itu tidak mau keluar, apakah nanti menyulitkan sakaratul final hidup ?
2. Apakah dosa saya sanggup terampuni dengan taubatan nasuha untuk tidak mengulangi perbuatan syirik itu?
3. Saya sudah bertanya pada dokter bedah, dan katanya tidak mau mengoperasi untuk mengeluarkan susuknya, dengan alasan benda nya terlalu kecil dan beresiko tidak ketemu pada waktu pembedahan
Mohon saran dan pemecahan problem ini, alasannya yaitu saya sangat tersiksa dengan pikiran bermacam2 dan bayangan jelek perihal susuk ini
Terima kasih atas bantuannya
Wassalamualaikum.
JAWABAN
Memakai susuk emas atau perak untuk tujuan tertentu contohnya untuk pengobatan, kesehatan, menguatkan badan, dll hukumnya boleh.
Ar-Ramli (ulama mazhab Syafi'i) dalam Nihayah Al-Muhtaj, hlm. 1/106 menyatakan secara eksplisit bolehnya menggunakan susuk dengan sejumlah syarat:
وقع السؤال عن دق الذهب والفضة وأكلهما منفردين أو مع انضمامهما لغيرهما من الأدوية هل يجوز ذلك كغيره من سائر الأدوية أم لا يجوز لما فيه من إضاعة المال ؟ والجواب عنه أن الظاهر أن يقال فيه أن الجواز لا شك فيه حيث ترتب عليه نفع بل وكذا إن لم تحصل فيه ذلك لتصريحهم في الأطعمة بأن الحجارة ونحوها لا يحرم منها إلا ما أضر بالبدن أو بالعقل وإما تحليل الحرمة بإضاعة المال فممنوع لأن الإضاعة إنما تحرم حيث لم تكن لغرض وما هنا لقصد التداوي وصرحوا بجواز التداوي باللؤلؤ في الإكتحال وربما زادت قيمته على المذهب .
Artinya: Ada pertanyaan perihal memakan emas dan perak secara sendiri atau mencampurnya dengan obat yang lain apakah itu boleh ibarat obat yang lain atau tidak alasannya yaitu mengandung unsur menyia-nyiakan harta? Jawabnya yaitu boleh alasannya yaitu mengandung manfaat walaupun seandainya tidak berhasil .. kecuali apabila membahayakan tubuh dan akal.. Ini juga tidak termasuk membuang-buang harta alasannya yaitu ada tujuannya yaitu untuk berobat. Ulama menjelaskan bolehnya berobat dengan mutiara dalam celak .. berdasarkan mazhab terpilih.
Jadi, syaratnya berdasarkan Imam Romli yaitu asal tidak membahayakan fisik.
Dalam kitab Bulghah Al-Tullab, hlm. 96 dijelaskan:
( مسئلة ت ) غرز إبرة الذهب أو الفضة في جلد الرجل كما هو معروف في بعض بلدان للتداوي أو القوة أو غير ذلك جائز لأنه لايعد لبسا لأنها مستورة وليس هذا من الوشم لاستتارها وعدم ظهور دم فيه .
Artinya: Memasang jarum emas atau perak ke dalam kulit laki-laki (atau perempuan) sebagaimana dikenal di sebagian negara untuk pengobatan atau kekuatan atau lainnya hukumnya boleh alasannya yaitu tidak dianggap menggunakan emas. Karena benda tersebut tertutup dan tidak termasuk tato alasannya yaitu tertutup di dalam tubuh dan tidak tampak adanya darah di dalamnya.
Jawaban pertanyaan Anda:
1. Insyaallah tidak. Tidak ada nash/teks Alquran dan hadits yang menyampaikan demikian. Sedangkan ulama fikih membolehkannya.
2. Taubat nasuha sanggup menghilangkan dosa besar dan kecil.
3. Tidak perlu dibedah jikalau sekiranya membahayakan. Coba cara menghilangkan susuk di bawah ini barangkali sanggup mengatasi problem Anda.
CARA MENGHILANGKAN SUSUK
Ada beberapa cara menghilangkan susuk secara nonmedis yang sanggup dicoba sbb:
- Makan buah pisang emas atau sayur daun kelor.
atau jikalau tidak berhasil cobalah cara alternatif berikut:
- Sesudah wudhu (anggota wudlu masih basah) bacalah surat annas 15 kali sambil mengusap-ngusap daerah yg dipasangi susuk seraya berdoa semoga susuknya dikeluarkan.
- Atau baca shalawat nabi khidzir (sallalahu ala sayyidina Muhammad) 33 kali
- Dan ditutup dg ayat dingklik satu kali
Sumber https://www.alkhoirot.net
6. Hadits sahih riwayat Muslim: لا بأس بالرقى ما لم تكن شركاً
Artinya: Ruqyah itu boleh asal tidak mengandung syirik.
HUKUM RUQYAH
Ulama setuju atas bolehnya ruqyah islami (yang sesuai syariah) yang sesuai dengan ketentuan di atas berdasarkan dalil-dalil yang sudah dipaparkan di muka.
BACAAN RUQYAH
Beberapa bacaan ruqyah dan keuntungannya yang berasal tuntunan Nabi Muhammad antara lain sebagai berikut:
1. Surat Al-Fatihah untuk penyembuhan orang sakit.
2. Berdasar hadits riwayat Bukhari, untuk menyembuhkan orang sakit, baca bacaan berikut:
بسم الله أُرْقِيكَ ِمن كُل شيء يُؤذِيك، وَمِن شَر كل نفس أو عين حاسد الله يشفيك، بسم الله أرقيك
أعوذ بعزة الله وقدرته من شر ما أجد وأحاذر
3. Bacaan yang sanggup melindungi seseorang dari sihir dan aneka macam gangguan lain adalah:
- Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Nas, Surat Al-Falaq -> baca setiap selesai shalat 5 waktu dan menjelang akan tidur.
- 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285 dan ayat 286 dibaca setiap malam. ِAyatnya sbb:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِي
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
JIMAT (TAMIMAH)
Ulama setuju atas bolehnya ruqyah syar'iyah (islami). Tidak demikian halnya dengan jimat (tamimah). Tidak sedikit yang menghramkannya, terutama ulama Wahabi.
Madzhab Hanafi membagi jimat menjadi dua yaitu tamimah dan ma'adzah. Tamimah yaitu jimat jahiliyah sedang ma'adzah yaitu jimat yang berisi ayat Al-Quran, nama-nama Allah, dll.
DEFINISI JIMAT (TAMIMAH)
Jimat (Arab, tamimah تميمة) dalam tradisi Arab jahiliyah yaitu sesuatu yang digantungkan pada leher anak yang berupa manik-manik, tulang belulang, dll yang bertujua untuk tolak bala (ما يعلق على الأولاد من خرزات وعظام ونحو ذلك لدفع العين)".
Apabila jimat itu berupa ayat suci Al-Quran, maka terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama. Antara yang mengharamkan dan yang menghalalkan. Menurut madzhab Hanafi, jimat yang berisi ayat Al-Quran disebut ma'adzah.
DALIL JIMAT (TAMIMAH)
Dalil yang mengharamkan jimat (tamimah):
1. Hadits riwayat Ahmad
من علق تميمة فقد أشرك
Artinya: Barangsiapa yang menggantung/memakai jimat maka beliau telah berbuat syirik
2. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim: إن الرقى والتمائم والتولة شرك
Arthnya: Sesungguhnya ruqyah (yang berisi doa terhadap selain Allah), jimat, dan pelet pengasih yaitu syirik.
HUKUM JIMAT (TAMIMAH)
Seperti disinggung di muka, ada dua macam jimat. Yaitu jimat jahiliyah dan jimat syar'iyah. Jimat jahiliyah sudah terang keharamannya secara mutlak. Perbedaan pendapat terjadi apda jimat syar'iyah atau jimat yang berisi ayat Quran, bacaan dzikir atau doa-doa.
Adapun jimat yang berisi ayat-ayat Al-Quran, atau dzikir atau doa-doa dan digantung di leher, maka ulama berbeda pendapat. Pendapat yang mengharamkan jimat--walaupun berisi ayat Al-Quran-- antara lain kalangan ulama Wahabi yang mengikuti pendapat Ibnu Arabi dalam kitab Aridhah Al-Ahwadzi.
Sedangkan lebih banyak didominasi ulama (jumhur) termasuk madzhab yang empat yaitu Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hanbali membolehkannya. Baik jimat itu digantung di leher atau tidak dipakai. Sedang sebagian lagi, termasuk Ibnu Mas'ud, memakruhkannya.
Beberapa dalil pandangan ulama sebagai berikut:
1. Madzhab Hanafi membolehkan jimat yang digantung di leher yang berisi ayat Quran, doa atau dzikir. Al-Matrazi Al-Hanafi dalam kitab Al-Maghrib mengatakan:
قال القتبي: وبعضهم يتوهم أن المعاذات هي التمائم, وليس كذلك إنما التميمة هي الخرزة, ولا بأس بالمعاذات إذا كتب فيها القرآن أو أسماء الله عز وجل
2. Madzhab Maliki beropini boleh. Abdul Bar dalam At-Tamhid XVI/171 menyatakan:
وقد قال مالك رحمه الله : لا بأس بتعليق الكتب التي فيها أسماء الله عز وجل على أعناق المرضى على وجه التبرك بها إذا لم يرد معلقها بتعليقها مدافعة العين, وهذا معناه قبل أن ينزل به شيء من العين ولو نزل به شيء من العين جاز الرقي عند مالك وتعليق الكتب)
3. Madzhab Syafi'i beropini boleh. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk Syarhul Muhadzab IX/77 menyatakan:
روى البيهقي بإسناد صحيح عن سعيد بن المسيب أنه كان يأمر بتعليق القرآن , وقال : لا بأس به , قال البيهقي: هذا كله راجع إلى ما قلنا: إنه إن رقى بما لا يعرف, أو على ما كانت عليه الجاهلية من إضافة العافية إلى الرقى لم يجز وإن رقى بكتاب الله آو بما يعرف من ذكر الله تعالى متبركا به وهو يرى نزول الشفاء من الله تعالى لا بأس به والله تعالى أعلم
4. Madzhab Hanbali (madzhab fiqh-nya kalangan Wahabi) beropini boleh. Al-Mardawi dalam kitab Tash-hihul Furu' II/173 menyatakan:
( قال في آداب الرعاية : ويكره تعليق التمائم ونحوها, ويباح تعليق قلادة فيها قرآن أو ذكر غيره , نص عليه , وكذا التعاويذ , ويجوز أن يكتب القرآن أو ذكر غيره بالعربية , ويعلق على مريض , ( وحامل ) , وفي إناء ثم يسقيان منه ويرقى من ذلك وغيره بما ورد من قرآن وذكر ودعاء
_____________________________________________________
HUKUM SUSUK DALAM ISLAM
PERTANYAAN
Assalamualaikum,
Saya laki-laki 33 th, ingin bertanya perihal perbuatan dosa besar saya.
Saya dulu pernah memasang susuk. Tapi sehabis saya lebih mendalami agama, saya tahu itu dosa besar. Saya sudah berusaha meminta si pemasang susuk untuk mengeluarkan susuknya, Saya sudah diberi minuman penetral nya, bahkan hingga 2 kali, Tapi ternyata iseng2 saya mencoba foto rontgen, dan susuk nya masih tetap ada di wajah dan punggung saya.
Yang menjadi pertanyaan saya,
1. Bagaimana bila susuk itu tidak mau keluar, apakah nanti menyulitkan sakaratul final hidup ?
2. Apakah dosa saya sanggup terampuni dengan taubatan nasuha untuk tidak mengulangi perbuatan syirik itu?
3. Saya sudah bertanya pada dokter bedah, dan katanya tidak mau mengoperasi untuk mengeluarkan susuknya, dengan alasan benda nya terlalu kecil dan beresiko tidak ketemu pada waktu pembedahan
Mohon saran dan pemecahan problem ini, alasannya yaitu saya sangat tersiksa dengan pikiran bermacam2 dan bayangan jelek perihal susuk ini
Terima kasih atas bantuannya
Wassalamualaikum.
JAWABAN
Memakai susuk emas atau perak untuk tujuan tertentu contohnya untuk pengobatan, kesehatan, menguatkan badan, dll hukumnya boleh.
Ar-Ramli (ulama mazhab Syafi'i) dalam Nihayah Al-Muhtaj, hlm. 1/106 menyatakan secara eksplisit bolehnya menggunakan susuk dengan sejumlah syarat:
وقع السؤال عن دق الذهب والفضة وأكلهما منفردين أو مع انضمامهما لغيرهما من الأدوية هل يجوز ذلك كغيره من سائر الأدوية أم لا يجوز لما فيه من إضاعة المال ؟ والجواب عنه أن الظاهر أن يقال فيه أن الجواز لا شك فيه حيث ترتب عليه نفع بل وكذا إن لم تحصل فيه ذلك لتصريحهم في الأطعمة بأن الحجارة ونحوها لا يحرم منها إلا ما أضر بالبدن أو بالعقل وإما تحليل الحرمة بإضاعة المال فممنوع لأن الإضاعة إنما تحرم حيث لم تكن لغرض وما هنا لقصد التداوي وصرحوا بجواز التداوي باللؤلؤ في الإكتحال وربما زادت قيمته على المذهب .
Artinya: Ada pertanyaan perihal memakan emas dan perak secara sendiri atau mencampurnya dengan obat yang lain apakah itu boleh ibarat obat yang lain atau tidak alasannya yaitu mengandung unsur menyia-nyiakan harta? Jawabnya yaitu boleh alasannya yaitu mengandung manfaat walaupun seandainya tidak berhasil .. kecuali apabila membahayakan tubuh dan akal.. Ini juga tidak termasuk membuang-buang harta alasannya yaitu ada tujuannya yaitu untuk berobat. Ulama menjelaskan bolehnya berobat dengan mutiara dalam celak .. berdasarkan mazhab terpilih.
Jadi, syaratnya berdasarkan Imam Romli yaitu asal tidak membahayakan fisik.
Dalam kitab Bulghah Al-Tullab, hlm. 96 dijelaskan:
( مسئلة ت ) غرز إبرة الذهب أو الفضة في جلد الرجل كما هو معروف في بعض بلدان للتداوي أو القوة أو غير ذلك جائز لأنه لايعد لبسا لأنها مستورة وليس هذا من الوشم لاستتارها وعدم ظهور دم فيه .
Artinya: Memasang jarum emas atau perak ke dalam kulit laki-laki (atau perempuan) sebagaimana dikenal di sebagian negara untuk pengobatan atau kekuatan atau lainnya hukumnya boleh alasannya yaitu tidak dianggap menggunakan emas. Karena benda tersebut tertutup dan tidak termasuk tato alasannya yaitu tertutup di dalam tubuh dan tidak tampak adanya darah di dalamnya.
Jawaban pertanyaan Anda:
1. Insyaallah tidak. Tidak ada nash/teks Alquran dan hadits yang menyampaikan demikian. Sedangkan ulama fikih membolehkannya.
2. Taubat nasuha sanggup menghilangkan dosa besar dan kecil.
3. Tidak perlu dibedah jikalau sekiranya membahayakan. Coba cara menghilangkan susuk di bawah ini barangkali sanggup mengatasi problem Anda.
CARA MENGHILANGKAN SUSUK
Ada beberapa cara menghilangkan susuk secara nonmedis yang sanggup dicoba sbb:
- Makan buah pisang emas atau sayur daun kelor.
atau jikalau tidak berhasil cobalah cara alternatif berikut:
- Sesudah wudhu (anggota wudlu masih basah) bacalah surat annas 15 kali sambil mengusap-ngusap daerah yg dipasangi susuk seraya berdoa semoga susuknya dikeluarkan.
- Atau baca shalawat nabi khidzir (sallalahu ala sayyidina Muhammad) 33 kali
- Dan ditutup dg ayat dingklik satu kali
Sumber https://www.alkhoirot.net
Buat lebih berguna, kongsi: